D U A P U L U H S E M B I L A N

5.7K 864 167
                                    

Follow akun wattpad asem ya gaes❤

.
.
.
.
.

Seiring berjalannya waktu, perusahaan JH entertainment mulai mengalami kenaikan kembali setelah sebelumnya saham JH entertainment benar-benar turun karena kasus yang dilakukan oleh pemilik sebelumnya. Hal ini juga tak luput dari kerja keras Aca selama berbulan-bulan untuk mengembalikan JH seperti sebelumnya. Bahkan di saat kandungan Aca sudah menginjak bulan ke-7, ia masih bekerja di kantor. Tenang saja, Aca tidak terlalu memforsir pikiran dan tenaganya untuk perusahaan terus. Aca membagi waktunya dengan sangat baik untuk perusahaan, calon anaknya, dan juga dirinya sendiri.

Kini Aca juga lebih sering berbagi ceritanya dengan Minhyun agar ia tidak merasa stress. Ia harus bisa mengendalikan emosinya agar calon anaknya nanti bisa terlahir dengan sehat.

"Permisi bu, ada orang yang mau nganter barang-barang buat ibu," Aca yang sedang mengerjakan sesuatu di komputernya mengalihkan atensinya pada si sekertaris.

"Barang? Saya nggak ada mesen apa-apa."

"Ada orang yang sengaja ngirim buat ibu."

Aca tampak berpikir sebelum akhirnya mengangguk paham, "Yaudah, suruh bawa masuk sini aja."

Tidak lama kemudian, beberapa orang masuk ke dalam ruangan Aca dan meletakan berbagai macam barang atau lebih tepatnya perlengkapan bayi di ruangannya.

"Terimakasih ya Mas," Kata Aca saat petugas itu selesai menaruh berbagai macam perlengkapan bayi di ruangan miliknya.

Kaki Aca tergerak untuk melihat lebih dekat salah satu keranjang bayi berwarna abu-abu pink.

Aca sempat bingung siapa yang mengirimkan semua barang-barang ini. Tapi kedua sudut bibirnya terangkat saat melihat secarik kertas bertuliskan nama Jung Jaehyun Pratama di sana.

"Kamu masih 3 bulan lagi di perut Bunda, tapi Ayah udah beli banyak barang," Ujar Aca sambil mengelus perutnya yang sudah membuncit. Ia bisa merasakan tendangan kecil sang anak dari dalam sana, "Senang ya dapat kiriman dari Ayah?"

"Tapi barang-barangnya terlalu banyak warna pink, soalnya Ayah nggak tau kalau kamu itu cocoknya sama warna biru," Aca memperhatikan satu persatu perlengkapan bayi yang Jaehyun kirimkan. Memang dominan berwarna merah muda dan abu-abu, "Nggak apa-apa deh. Warna abu-abu pink juga lucu buat kamu."

"Mmm gimana kalau setelah Bunda pulang kerja, kita jenguk Ayah kamu? Kita kasih tau Ayah kalau kamu itu jagoan. Bukan princess."

Aca sebenarnya sudah tahu dari lama kalau anaknya adalah laki-laki. Bahkan semenjak kandungannya menginjak bulan ke-5. Tapi ia tidak pernah memberitahukan jenis kelamin sang anak pada Jaehyun.







*****




"Udah 7 bulan ya Ca?" Jaehyun tampak berseri saat tahu jika Aca datang. Ia sedari tadi memperhatikan wanita itu dan tampak takjub dengan perut Aca yang semakin hari semakin besar.

Aca mengangguk sambil mengelus perutnya, "Dia makin aktif. Tiap malam suka nendangin Bundanya."

Jaehyun tersenyum. Ingin rasanya menyentuh perut Aca dan mengajak anaknya berbicara juga seperti yang dilakukan oleh calon Ayah di luar sana. Tapi Jaehyun sadar diri. Ia tidak bisa seenaknya melakukan hal seperti itu pada Aca. Wanita yang telah disakitinya.

"Kamu ngirim perlengkapan bayi buat dia Jae?" Dia yang dimaksud Aca adalah calon anaknya dan Jaehyun.

Jaehyun mengangguk, "Gimana? Kamu suka?"

Aca tersenyum, "Suka. Tapi kurang cocok buat calon anak kita."

Jaehyun mengernyit kebingungan. Tidak mengerti maksud Aca.

"Dia laki-laki," Jaehyun menutup mulutnya tidak percaya saat mendengar pernyataan Aca.

"Serius?!"

Aca mengangguk, "Tapi nggak apa-apa kok. Masih bayi di pakein warna apa aja cocok. Makasih ya."

"Duh seharusnya aku beli yang warna biru."

Aca terkekeh melihat Jaehyun yang tampak merasa bersalah karena lebih banyak membeli barang berwarna merah muda untuk calon anaknya, "Nggak apa-apa. Barangnya tetap aku pakai kok."

Jaehyun tersenyum. Aca sedari dulu memang seperti ini. Selalu menerima apapun yang Jaehyun berikan tanpa mengeluh. Kecuali saat Jaehyun selingkuh. Aca tidak bisa menerimanya. Tapi itu semua sudah masa lalu. Sekarang Aca tengah mencoba untuk mengikhlaskan apa yang telah terjadi di hidupnya.

"Mmm Ca?"

"Ya?"

"A-aku pengen banget nyentuh perut kamu. Boleh?"

Aca meraih tangan Jaehyun tanpa menjawab pertanyaan laki-laki itu. Ia menempelkan telapak tangan Jaehyun diatas perutnya, "Anak kamu juga pengen di pegang sama Ayahnya."

Mata Jaehyun berbinar saat merasakan tendangan dari si kecil.

"Kerasa kan? Dia senang Ayahnya perhatian dan sayang sama dia. Coba di sapa."

Jaehyun mengangguk. Ia berjongkok dan berhadapan tepat di depan perut besar Aca, "Halo jagoan?" Sapa Jaehyun terlihat kaku. Dengan hati-hati laki-laki itu menempelkan telinganya di perut Aca.

"Dia nendang lagi Ca!" Pekik Jaehyun terlihat girang.

Aca hanya tersenyum. Ia sedikit bahagia karena salah satu impiannya terwujud. Yaitu melihat suaminya dan calon anak mereka saling berinteraksi seperti sekarang.

"Jagoan, kalau kamu udah besar nanti, jagain Bunda ya? Jangan kayak Ayah yang malah nyakitin salah satu ciptaan Tuhan yang nyaris sempurna ini," Kata Jaehyun sambil menatap mata Aca, "Maaf Nayasa..."


















Vomentnya jangan lupa gaes!

Yang baper unjuk gigi ayo!

Tell Me ; Jung Jaehyun [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang