T I G A P U L U H L I M A ✔

13.3K 960 174
                                    

Bonus Chapter (2/last)

Chapter ini khusus detik detik kelahiran Bian ya. Yuk kita mundur 4 tahun lalu.
.
.
.
.
.

Semenjak kandungannya menginjak bulan ke 8, Aca sudah mengurangi intensitas kerjanya. Ingat, hanya mengurangi. Karena kenyataannya, Aca masih bekerja meskipun dari rumah. Aca benar-benar tidak memikirkan pekerjaan ketika kandungannya menginjak bulan ke 9.

Saat kelahiran anaknya sudah dekat, Aca lebih sering menghabiskan waktunya dengan membaca buku atau menonton vidio tentang proses melahirkan, bagaimana mengurus dan membesarkan anak, makanan apa yang harus di konsumsi oleh ibu menyusui, dan segala macam seputar pengetahuan menjadi ibu baru.

Seperti sekarang, Aca tengah menonton vidio yang menjelaskan berbagai metode untuk melahirkan, "Nonton vidio gitu nanti ikutan mules loh Ca," Ujar Minhyun yang sedari tadi memperhatikan apa yang dilakukan Aca.

Mendekati waktu lahiran Aca, Minhyun juga semakin sering datang untuk sekedar menemani wanita itu. Ia takut kalau Aca melahirkan tiba-tiba dan tidak ada yang menolongnya.

"Ya enggaklah. Justru bagus nontonin gini. Supaya aku paham harus gimana waktu lahiran nanti."

"Sesar aja. Supaya cepat."

"Enggak mau!" Tolak Aca, "Kamu kan dokter Hyun, pasti paham kalau sesar. Emang cepat waktu lahirannya, tapi pemulihannya lama."

Minhyun tersenyum. Ia mengacak rambut Aca dengan gemas, "Iya deh iya. Kamu juga kan dokter. Masa lupa?"

"Ya nggak akan lupa lah," Aca kembali menonton vidio yang sempat ia jeda karena Minhyun mengajaknya ngobrol, "Oh iya," Aca kembali menjeda vidionya dan menatap Minhyun serius, "Kamu udah ngikutin kata-kata aku belum?"

Minhyun mengernyit, "Emang kamu pernah nyuruh aku?"

Aca menyentil jidat Minhyun pelan. Membuat sang pemilik meringis kecil, "Aku nyuruh kamu buat nyari calon istri. Belum juga?"

Minhyun menghela napasnya, "Kirain apaan."

"Udah apa belum?"

Minhyun menggeleng. Memang, setelah penolakan Aca waktu itu, Aca meminta Minhyun untuk mencari wanita yang lebih baik darinya.

"Ca, kita kan udah pernah bahas ini. Aku nggak bisa secepat itu lupain perasaan ini. Ini hati Ca. H-A-T-I."

"Ya kata siapa mainan?" Balas Aca tak mau kalah, "Pokoknya, kamu nggak boleh lama-lama jomblo. Apalagi gara-gara aku. Kamu tau kan aku cuma nganggap kamu apa? Sahabat Hyun. Nggak lebih."

Minhyun berdecak pelan, "Iya-iya aku tau. Besok aku cari calon istri di pasar. Siapa tau ada yang lima belas ribu dapat tiga."

Aca kembali menyentil jidat Minhyun, "Dikira beli kaus kaki nyari di pasar," Katanya sambil tertawa.

Minhyun terkekeh geli. Cintanya memang ditolak Aca. Tapi ia selalu merasa bahagia setiap kali melihat Aca tertawa lepas seperti sekarang.

"Minhyun," Panggil Aca.

"Apa? Kamu mau beli kaus kaki?"

Tell Me ; Jung Jaehyun [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang