Part 4

1.2K 173 6
                                    

Sungjae memperhatikan Seulgi yang sedang sibuk belajar, namun tak seperti biasanya, Seulgi terlihat lebih serius dan tekun. Apalagi buku-buku yang dibaca lebih banyak dari biasanya. Sepertinya teman sekelasnya itu sedang mempersiapkan sesuatu yang besar.
 
“Kang Seulgi, sepertinya kau belajar lebih keras dari biasanya”
 
“Aku belajar untuk mendapatkan beasiswa ke Harvard” balas Seulgi masih sibuk dengan buku-bukunya.
 
Sontak saja Sungjae terkejut mendengarnya, pelajaran sedang kosong dan anak-anak lebih ribut, namun Seulgi tidak terlihat terganggu dengan mereka.
 
“Jadi kau berencana untuk mencari beasiswa dari universitas harvard?” tanya Sungjae syok, temannya ini memang pintar namun Harvard sungguh di luar perkiraan Sungjae.
 
“Ne Sungjae-ya, karena itulah aku akan mengurangi pekerjaan paruh waktuku. Aku hanya akan melakukan satu pekerjaan paruh waktu saja, agar aku bisa fokus pada tujuanku. Lagipula aku memiliki banyak pekerjaan paruh waktu untuk mengumpulan uang agar bisa kuliah, jika aku mendapat beasiswa maka aku tidak memerlukan uang untuk biaya kuliah. Hanya perlu memikirkan biaya hidup sehari-hari saja”
 
Sungjae mengangguk setuju, memang sudah seharusnya Seulgi mengurangi kesibukan pada pekerjaannya dan fokus pada pendidikannya.
 
“Ne aku setuju, tapi harvard benar-benar kampus yang sulit untuk dimasuki Seulgi-ya. Banyak orang pintar diseluruh dunia menginginkannya, jika kau belajar sendirian, maka kau akan susah masuk kesana. Kau butuh guru untuk membantumu Seulgi-ya”
 
Belum sempat Seulgi membuka mulutnya untuk menjawab Sungjae, Taehyung yang datang entah darimana meletakkan setumpuk buku berbahasa inggris dimeja Seulgi. Membuat Seulgi dan Sungjae terkejut setengah mati.
 
“Kang Seulgi, terima ini”
 
“Taehyung-ssi, semua ini apa?” tanya Seulgi kaget
 
“Kau kira karena kau cerdas Harvard akan menerimamu begitu saja, dengar ya ribuan orang yang memiliki otak sepertimu juga sedang berjuang memasuki harvard. Kau mungkin lumayan disekolah ini, tapi dunia ini luas, persaingannya sangat ketat. Kau harus belajar dengan sangat keras agar bisa lolos” jawab Taehyung enteng, ia menarik kursi di depan meja Seulgi dan membuka salah satu buku.
 
“Bagaimana kau bisa tahu kalau aku ingin masuk ke Harvard?” tanya Seulgi lagi, setahunya hanya kepala sekolah dan sekarang Sungjae yang mengetahui rencananya.
 
“Gyojangnim adalah bibiku, darimana lagi aku bisa tahu?”
 
Tentu saja, seharusnya Seulgi tidak usah bertanya. Ia bahkan sempat lupa hubungan keluarga itu, padahal sekolah ini sendiri milik keluarga Taehyung
 
“Apa Gyojangnim yang menyuruhmu membantuku?”
 
“Tidak juga, aku yang berinisiatif sendiri” jawab Taehyung sambil tersenyum.
 
Sungjae menatap Taehyung curiga, ia mencium sesuatu yang aneh karena Taehyung bukan tipe orang yang memperlihatkan kepeduliannya pada orang lain.
 
“Wah sejak kapan Kim Taehyung peduli pada orang lain? Bukankah akan rugi bagimu jika membantu Seulgi karena bisa saja dia merebut posisi pertama darimu”
 
“Aku tidak sepicik itu Yook Sungjae, lagipula tujuan kita berbeda, aku tidak berambisi memasuki Harvard seperti Seulgi, aku akan memasuki SNU dan melanjutkan perusahaan ayahku”
 
Sungjae yakin kalau Seulgi akan menjadi target Taehyung yang berikutnya melihat gerak-gerik Taehyung akhir-akhir ini yang lebih sering memperhatikan Seulgi. Ya, Sungjae memang mengetahuinya karena ia sedang mengawasi Taehyung.
 
“Hati-hati Seulgi-ya kau pasti sedang diincar oleh playboy ini, dia bosan selalu dikejar gadis-gadis, dan dia mengincarmu karena kau tidak mengejarnya seperti yang lain”
 
“Apa-apaan kau ini” Taehyung marah, ia menatap Sungjae tajam karena menganggap Sungjae sebagai penghalang pendekatannya dengan Seulgi.
 
“Temanku tidak seperti itu Yook Sungjae” Jimin datang menyela, ia duduk disamping Taehyung dan merangkulnya. Tentu ia sudah tahu kalau Taehyung menyukai Seulgi, bukan karena Tehyung memberitahunya tapi karena ia memperhatikan gerak-gerik Taehyung yang selalu terlihat lain saat bersama Seulgi.
 
“Tentu saja kau membelanya Park Jimin, dia adalah temanmu” cibir Sungjae dengan wajah kesal
 
“Sudah, kenapa kalian jadi bertengkar, Taehyung tidak mengincarku, mana mungkin dia menyukaiku, aku ini tidak cantik dan menarik seperti gadis lainnya. Lagipula jika dia berniat main-main denganku, aku akan menghajarnya dan membuatnya tidur di rumah sakit”
 
Seulgi mencoba bersikap biasa saja walau sebenarnya ia merasa sakit ketika mengatakannya. Seulgi sendiri bingung mengapa ia bisa menyukai Taehyung padahal pria itu selalu membuatnya kesal entah bagaimana caranya. Sungjae yang paham kondisi mencoba menyelamatkan harga diri Seulgi.
 
“Kau tidak sadar Kang Seulgi? Kau ini sangat menarik sebagai yeoja, kalau kau mau kau bisa berpacaran denganku”
 
“Apa maksudmu, kenapa kau mengajaknya berpacaran?” Taehyung menggebrak meja dengan keras. Siswa lain yang sedang sibuk dengan urusannya mengalihkan perhatian pada Taehyung.
 
Sungjae menatap Taehyung curiga, Taehyung memang playboy tapi ia tak pernah ambil pusing ketika pria lain mendekati kekasihnya, ia tak pernah merasa cemburu. Namun sekarang respon pria itu berbeda.
 
“Kim Taehyung, Sungjae hanya bercanda, lagipula gadis yang dia sukai adalah Park Sooyoung” Seulgi menenangkan Taehyung, entah mengapa ia sedikit senang dengan respon Taehyung barusan, entah pria itu serius atau main-main
 
“Mwo kau menyukai Sooyoung?” Taehyung terkejut dengan kenyataan yang baru diketahuinya, selama ini ia mengira Sungjae memiliki perasaan pada Seulgi namun tersnyata dugaannya salah.
 
“Kalau iya kenapa, kau takut pacarmu jatuh ke pelukanku” balas Sungjae menantang, walau Taehyung anak pemilik sekolah, ia tidak takut menghadapinya.
 
“Punya nyali juga kau menyukai Park Sooyoung” cibir Jimin sedikit kesal, bagaimana bisa Sungjae terang-terangan mengatakan hal seperti itu didepan kekasih Sooyoung sendiri.
 
“Kenapa Park Jimin? Hanya karena marga kalian sama, kau menganggapnya sebagai adikmu. Kenapa tidak sekalian Park Chaeyoung dan Park Chanyeol kau jadikan saudaramu”
 
“Mereka memang saudaraku, dasar bodoh”
 
“Ah benar, Chanyeol-hyungnim dan Chaeyoungie adalah kakak dan adikmu”
 
Perdebatan konyol itu baru bisa berhenti ketika Seongsangnim memasuki kelas, Taehyung dan Jimin langsung bergegas menuju meja mereka masing-masing sedangkan Sungjae tetap disana karena ia sekarang telah menjadi teman sebangku Seulgi.
 
***
 
Hubungan Taehyung dan Seulgi akhir-akhir ini menjadi semakin dekat, banyak yang mengira Taehyung telah putus dari Park Sooyoung dan kini berpacaran dengan Kang Seulgi namun anggapan itu sepenuhnya salah. Taehyung dan Seulgi tidak pernah berpacaran. Kedekatan mereka semata-mata hanyalah bentuk kepedulian Taehyung pada Seulgi agar ia bisa mewujudkan mimpinya masuk Universitas Harvard, setidaknya begitulah anggapan Seulgi selama ini. Namun tentu kita tahu kalau alasan Taehyung membantu Seulgi, agar ia bisa menjadi lebih dekat dengan gadis yang disukainya.
 
Meskipun selama ini Sooyoung terlihat diam, namun sebenarnya ia mulai merasa resah dengan kedekatan Taehyung dan Seulgi. Saat sedang bersamanya, Taehyung akan selalu membahas Seulgi, menanyakan apa yang disukai dan tidak disukai oleh sahabatnya itu. Bohong jika Sooyoung tidak merasa cemburu, hatinya seperti terbakar karena perasaan marah yang tiba-tiba muncul dan entah mengapa ia tiba-tiba merasa sangat membenci Seulgi.
 
“Mengapa kau selalu membahas Seulgi saat bersamaku, kekasihmu aku atau Kang Seulgi?”
 
Taehyung terdiam, ia sangat memahami jika Sooyoung merasa kesal padanya. Sejujurnya alasan mengapa ia menerima Sooyoung bukan karena ia menyukai gadis itu, tapi karena ia ingin mengetahui semua hal tentang Seulgi dari Sooyoung.
 
“Kau benar Park Sooyoung, tak peduli dimanapun aku bersamamu, aku hanya akan membicarakan Kang Seulgi. Kukira hubungan ini sudah tidak sehat lagi” jawab Taehyung hati-hati, ia pikir sudah saatnya untuk menyudahi hubungan ini, hubungan yang hanya ia gunakan sebagai pengusir bosan.
 
Sooyoung berkaca-kaca, hatinya terasa sangat sakit tak karuan.
 
“Taehyung-ah, apa menurutmu hubungan kita selama ini tidak artinya?”
 
“Saat itu bukankah aku sudah bilang jika aku akan memberimu status sebagai kekasihku, namun aku tidak bisa memberikan hatiku padamu. Kukira kau sudah paham jika aku memang tidak mencintaimu”
 
Taehyung mencoba mengingatkan alasan hubungan ini bisa terjalin, tentu saja bukan kerena cinta.
 
“Aku selama ini berusaha keras membuatmu jatuh cinta padaku, tapi kenapa kau tidak bisa melihatku bahkan hanya untuk sekali Kim Taehyung”
 
Sooyoung berurai air mata, ia kira mudah baginya untuk menaklukkan hati Kim Taehyung mengingat dirinya adalah gadis yang punya banyak kelebihan, namun mengapa kenyataan berjalan tak sesuai dengan apa yang ia harapkan.
 
“Aku tidak bisa memilih siapa gadis yang kucintai Park Sooyoung” ucap Taehyung memberi pengertian.
 
Mungkin selama ini Taehyung memang pria brengsek, ia hanya tidak bisa menolak wanita yang mencintainya. jadi ia pikir dengan memberikan status sebagai kekasih walau hanya sebentar, ia bisa membuat mereka merasa bahagia
 
“Kau keterlaluan, gadis yang kau cintai adalah Kang Seulgi bukan? Memang apa bagusnya dia? Aku lebih cantik dan juga lebih kaya darinya, gadis itu sangat buruk dalam berpenampilan dan juga tidak tahu caranya menyenangkan lelaki. Dia kasar suka berkelahi, sebenarnya apa yang kau lihat darinya?”
 
Sooyoung marah, ia benar-benar marah. Ia tidak rela melihat pria yang ia cintai bersama gadis lain yang ia anggap lebih rendah darinya.
 
“Kau menunjukkan warna aslimu Park Sooyoung, orang lain akan mementingkan persahabatan dibandingkan hubungan cintanya yang jelas-jelas hanya satu sisi. Tapi kau menjelek-jelekkan sahabatmu, sahabat yang sangat peduli padamu”
 
Taehyung naik pitam, ia tak rela ada yang menjelek-jelekkan Seulgi padahal orang itu tidak tahu apa-apa soal Seulgi. Terlebih lagi orang itu adalah sahabat Seulgi sendiri yang seharusnya lebih mengenal sosoknya dengan baik.
 
“Aku tidak pernah peduli padanya, selama ini hanya dia yang menganggapku sebagai teman, aku hanya memanfaatkannya saja, dia pintar dan kuat, dia bisa diandalkan untuk menghalau yeoja disekolah ini yang iri padaku.” ucap Sooyoung tak kalah keras, mereka berada dikelas yang sama tahun lalu, dan Seulgi cukup bermanfaat melindunginya dari senior maupun teman seangkatan yang iri pada kecantikan Sooyoung.
 
Taehyung bangkit, wajahnya merah padam tanda bahwa emosinya sudah berada di ujung tanduk. Tak peduli bahwa sedari tadi mereka telah menjadi tontonan pengunjung cafe yang penasaran. Ia menunjuk wajah Sooyoung dengan mata yang memancarkan kebencian besar
 
“Kau dengarkan aku baik-baik, bagiku Kang Seulgi ribuan kali lebih baik darimu. Dia gadis yang baik dan tulus, dia pekerja keras dan tidak pamrih dalam menolong orang. Siapapun yang menjelek-jelekkan Kang Seulgi akan berurusan denganku, kau mengerti. Mulai sekarang aku tak mau melihat wajahmu lagi, kita sudah berakhir!”
 
Sooyoung syok, rasanya ada ribuan jarum yang menancap dihatinya. Dan saat punggung Taehyung menghilang dari pandangannya, tangisan itu semakin terdengar kencang. Semuanya sudah selesai, ia telah kehilangan Taehyung.
 
***
Dua hari setelah kejadian itu, Park Sooyoung tidak masuk sekolah. Tentu saja Seulgi sangat cemas mengetahuinya, terlebih desas-desus itu mulai ia dengar dan tentu saja penyebab utama dari kekacauan Sooyoung adalah Kim Taehyung.
 
“Park Sooyoung kasihan sekali, dia merasa dirinya adalah yang tercantik di sekolah ini, ia kira Taehyung akan bertekuk lutut padanya. Padahal kenyataannya dia hanya menjadi bahan mainan Taehyung seperti yeoja-yeoja yang lain”
 
Im Nayeon, biang gosip di sekolah ini mulai membuka bahan obrolan yang membuat telinga siapa saja panas mendengarnya.
 
“Benar sekali, dia yeoja yang tidak tahu diri. Bersikap murahan dengan mengemis cinta Taehyung, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau Park Sooyoung menangis memohon agar Taehyung mau menerima cintanya” kali ini Dahyun yang menimpali, Seulgi tetap diam berharap ia bisa mengorek informasi lebih banyak dari mereka.
 
“Benarkah itu? Kenapa kau tak menceritakannya padaku?” tanya Im Nayeon sedikit kesal karena tertinggal fakta mencengangkan itu.
 
“Habisnya waktu itu Kim Taehyung langsung menerimanya, jika aku menyebarkan hal itu, habislah aku” jawab Dahyun dengan wajah ngeri. Taehyung bisa menghabisinya kalau ia menganggu orang yang menjadi pacarnya bukan?.
 
“Dia terlihat seperti pelacur saja” Ucap Kim Nayeon dengan keras, tentu semua orang bisa mendengarnya.
 
Seulgi tak tahan lagi, ia menggebrak meja dan langsung menghampiri Nayeon dan Dahyun. Seluruh isi kantin memperhatikannya, menanti apa yang akan Seulgi lakukan selanjutnya.
 
“Brengsek, apa mulutmu bisa dijaga, Im Nayeon-ssi!” Seulgi menatap Nayeon dengan tajam.
 
“Kang Seulgi, kenapa kau marah, kami hanya berbicara soal fakta” Nayeon sedikit ketakutan,disekolah ini tidak ada yang berani cari gara-gara dengan Seulgi karena mereka masih ingat dengan nasib senior yang dihajar Seulgi saat pertama kali masuk sekolah.
 
“Apa kalian tidak punya kerjaan lain? Apa kalian merasa diri kalian lebih baik dari Sooyoung? Dan mwo pelacur? Perlu kuingatkan berapa kali kalian keluar masuk bar di hondae bahkan meskipun kalian masih dibawah umur? Atau perlu kuingatkan saat kalian keluar bar bersama ahjussi mesum yang terlihat seperti ayah kalian?”
 
“Kang Seulgi jangan membuat rumor tak berdasar!” Dahyun menyangkal dengan ketakutan.
 
“Rumor tak berdasar? Im Nayeon, ayahmu bekerja di bank swasta dengan penghasilan 2 juta won perbulan, biaya sewa apartemen, biaya sekolah dan juga biaya hidup sehari-hari dengan gaji segitu tentu saja tidak cukup, namun penampilanmu saat datang ke sekolah totalnya 10 juta won, dari mana kau bisa membeli semua barang itu?. Kim Dahyun penampilanmu hari ini senilai 15 juta won, ayahmu hanya seorang pebisnis kecil yang punya banyak hutang pada rentenir. Apa semua itu wajar? Kalian yang pelacur.”
 
Nayeon dan Dahyun syok karena rahasia mereka bisa dengan mudah diketahui oleh Seulgi. Semua orang terlihat tak percaya dengan apa yang mereka dengar. Do Kyungsoo bergegas melerai, namun Seulgi masih sangat marah. Seharusnya mereka tidak mencari gara-gara dengan Seulgi.
 
“Seulgi tenanglah” Kyungsoo memegangi Seulgi yang meledak-ledak tak terkendali.
 
“aku tidak bisa memukul wanita jadi kalian seharusnya merasa bersyukur”
 
“Kang Seulgi!”
 
Suasana kantin jadi hening, Seulgi menatap Taehyung yang berdiri tak jauh dari dirinya. Seketika amarahnya semakin berkobar, dengan cepat ia melepaskan tangan Kyungsoo dan berjalan menghampiri Taehyung.
 
“Kau penyebab semua kekacauan ini, kau yang membuat Sooyoung dipermalukan. Bukankah aku sudah bilang tidak akan melepaskanmu kalau sampai kau menyakiti sahabatku, kali ini aku benar-benar tidak akan melepaskanmu”
 
Seulgi bersiap melayangkan tinjunya, namun ia terkejut ketika tangan Taehyung berhasil menahannya. Dan seisi kantin tercekat ketika Taehyung memeluk Seulgi erat.
 
“Jangan gunakan tangan ini untuk memukul orang, aku tak mau tangan ini terluka lebih banyak, maafkan aku bila aku membuatmu marah, tapi kumohon jangan membenciku Kang Seulgi” Ucap Taehyung lembut, ia memegang tangan Seulgi dan mengecupnya singkat membuat semua orang menjerit dalam hati.
 
Seulgi syok dengan apa yang baru saja terjadi, kakinya mundur dengan sendirinya, jantungnya berdebar keras, ia menatap Taehyung horror. Lalu ia berlari meninggalkan kantin dengan perasaan tak karuan. Taehyung menatap kepergian Seulgi, ia menghela nafas berat dan nampaknya ia sedang memikirkan sesuatu.
 
***

My Love is You (VSeul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang