Kedua kakak beradik itu kompak memasuki ruang rawat inap ayahnya secara bersama. Seulgi merasa sedikit ragu untuk bertemu dengan ayahnya lagi setelah belasan tahun lamanya, sedangkan Daniel mencoba menguatkan kakaknya.
Kondisi Tuan Kang Minhyuk sudah mulai membaik, ia sudah tidak lagi dirawat di ICU dan sudah dipindahkan di ruang rawat inap kemarin. Namun biar begitu, Kang Minhyuk masih tidak mau bicara dengan siapapun, bahkan dengan dokternya sendiri.
“Abeoji”
Daniel bersuara pelan, namun cukup untuk membuat Kang Minhyuk mengalihkan perhatian padanya. Mata Minhyuk melebar saat melihat Daniel terlebih dengan sosok wanita yang berada di belakang putranya.
“Daniel-ah, Seulgi-ya” gumamnya lirih.
Seulgi hanya mampu menahan tangisnya melihat kondisi Minhyuk yang jauh dari kata baik-baik saja. Memang ayahnya itu pernah menyakiti hatinya, namun tentu melihat Minhyuk tak berdaya membuat Seulgi tak bisa bahagia.
“Bagaimana kondisi anda? Apa lebih baik?”
Minhyuk terdiam, Seulgi masih berbicara formal padanya. Seakan jarak itu benar-benar tidak bisa mengikis walau waktu telah berputar begitu lama.
“Aku baik-baik saja, apa yang membuat orang besar sepertimu datang kesini?” tanya Minhyuk tak sanggup menatap Seulgi lebih lama lagi.
“Apa ada alasan lain bagi seorang anak untuk mengunjungi ayahnya selain karena khawatir? Anda kira saya sejahat apa?” Seulgi sarkasme, membuat Minhyuk makin dibuat malu dan juga merasa bersalah.
“Seulgi-ya”
Seulgi menghela nafas, menatap ayahnya dengan pandangan tajam dan juga syarat akan kerinduan.
“Jika ingin merasa bersalah, maka anda tidak perlu repot-repot melakukannya. Karena saya sama sekali tidak membutuhkan semua itu”
“Kau pasti membenciku” gumam Kang Minhyuk sedih
“Rasa benci terlalu ringan untuk mendeskripsikan apa yang saya rasakan pada anda”
Daniel menatap kakaknya tak percaya karena mengatakan hal itu didepan ayah mereka yang sedang sakit.
“Noona..”
Seulgi tersenyum kecil, ia memanggil Sekretaris Shin untuk memberikan map berisi berkas-berkas penting.
“Saya memberi anda pilihan Tuan Kang, apa anda ingin menyelamatkan Hwadam atau membiarkannya jatuh ke tangan Nyonya Song Qian”
Minhyuk sudah menduganya, istrinya itu memang kurang ajar. Setelah karirnya hancur karena tergantikan oleh model yang lebih muda ia semakin gila dan haus kekayaan. Terlebih saat perusahaan ayahnya hancur, ia semakin menjadi-jadi bahkan melakukan berbagai cara untuk menguasai Hwadam dan menyingkirkannya.
“Akhirnya dia benar-benar melakukannya”
“Melihat respon anda sepertinya anda sudah menduga hal ini akan terjadi. Apa anda tahu Nyonya Song mengumpulkan jajaran direksi Hwadam dan melakukan rapat darurat untuk menurunkan jabatan anda sebagai CEO?. Perusahaan Nyonya Song memang sudah bangkrut, jadi dia melakukan trik kotor untuk menguasai Hwadam dan hidup bahagia dengan kekasihnya yang bahkan usianya sama dengan Daniel”
Mendengar kata-kata dari kakaknya, Daniel semakin dibuat tak percaya bahwa ibunya melakukan hal hina seperti itu. Tidak cukup ingin menjatuhkan Kang Minhyuk namun bahkan berpacaran dengan pemuda seusianya? Apa dia sudah gila?.
“Jika itu memang yang terjadi, aku akan menerima semuanya” ucap Minhyuk pasrah.
Seulgi mendengus kesal, Kang Minhyuk yang angkuh dan karismatik tidak cocok bersikap pasrah seperti ini.
“Jangan begitu, jika ingin meminta bantuan saya, maka saya tidak keberatan” ucap Seulgi dengan penuh seringai di wajahnya.
“Kau melakukan semuanya tanpa pamrih?” tanya Minhyuk curiga. Tidak mungkin anak yang sangat membencinya melakukan hal seperti itu dengan cuma-cuma.
“Mana mungkin? Tidak ada yang gratis di dunia ini. Tentu saja semuanya ada harga yang harus dibayar” jawab Seulgi dengan angkuh.
“Uang sepertinya tidak berarti bagimu, kali ini apa yang kau inginkan?”
Wajah Seulgi perlahan melemah, aura angkuhnya tidak terlihat lagi dan Minhyuk sekilas bisa melihat wajah Miyoung yang selalu ia rindukan dalam diri Seulgi.
“Bisakah aku menjadi putri abeoji lagi?”
Minhyuk tercengang, ia menatap Seulgi yang berkaca-kaca. Tak disangka air matanya ikut jatuh mendengar apa yang Seulgi katakan barusan. Hatinya benar-benar hancur mengingat apa yang sudah ia lakukan pada Seulgi.
“Mengapa kau menginginkan hal itu? Apa pantas aku menjadi ayahmu?” Minhyuk meneteskan air matanya. Tak bisa percaya bahwa balasan yang ia dapat ternyata jauh dari yang ia bayangkan. Namun justru sikap Seulgi yang terlalu baik ini membuat hatinya semakin sakit dan merasa bersalah.
Seulgi tak bisa lagi berpura-pura, ia telah mengintrogasi Im Yoona agar mengatakan semuanya. Dan akhirnya ia mendapatkan informasi yang selama ini disembunyikan oleh Yoona.
“Aku sudah tahu semuanya? Abeoji tidak pernah benar-benar menelantarkanku. Abeoji ingin aku tinggal di Daejeon agar aku bisa menjauh dari Victoria Eomoni yang membenciku, kau tidak ingin aku semakin tertekan olehnya. Namun aku yang bodoh ini memilih kabur dan melarikan diri.”
“Seulgi-ya”
“Ku kira kau tak peduli padaku lagi, namun saat Im Yoona Gyojangnim melihatku, ia langsung tahu kalau aku putrimu dan langsung mengabarimu. Kau memintanya untuk menerimaku, dan juga membiayai biaya sekolahku. aku pernah heran mengapa pemilik flat tempat aku tinggal tidak marah saat aku telat membayar, ternyata kau yang telah membayar semuanya. Bahkan kau juga yang sudah berusaha keras untuk mencarikan guru terbaik untuk membantuku masuk Harvard yang ku kira saat itu adalah guru magang di sekolahku. Mengapa aku yang tidak tahu diri ini bisa berpikiran begitu sempit?”
Melihat putrinya yang menangis setelah mengetahui semuanya, membuat Minhyuk merasa tidak berguna. Ia selalu bertanya-tanya apakah yang ia lakukan adalah hal yang benar? Namun ia sadar bahwa seharusnya ia tak membuat jarak dengan putrinya sendiri.
“Ini semua salahku yang tidak bisa berterus terang, jangan merasa bersalah Seulgi-ya” Minhyuk mengusap air mata Seulgi dan memeluknya erat.
“Aniya, aku akan menebus kesalahanku Abeoji. Aku akan membuat Hwadam kembali ke tanganmu” ucap Seulgi penuh tekad.
Minhyuk dan Daniel menatap Seulgi penuh keingintahuan.
“Lalu apa rencanamu?” tanya Minhyuk penasaran
“Mereka sedang mencari investor utama, aku akan menjadi investor Hwadam namun dengan syarat pemecatanmu harus dibatalkan”
Seulgi tak mau bersembunyi lagi, secepatnya ia akan menghadapi Victoria dan membuat wanita bernama asli Song Qian itu kembali ke tempat asalnya. Ia muak melihat wanita ular itu melakukan hal jahat untuk menghancurkan orang-orang yang ia sayangi.
***
Setelah menyelesaikan kesalahpahamannya dengan Kang Minhyuk, kini Seulgi kembali sibuk dengan pekerjaannya. Misi utama kedatangannya ke Korea adalah untuk memantapkan posisi K.Seul Company di Asia. Maka dari itu ia berupaya untuk menarik perusahaan-perusahaa besar Asia untuk bekerja sama dengannya dalam membuat proyek skala besar.
“Sajangnim, ini adalah agenda anda hari ini” Sekretaris Shin memberikan kertas berisi jadwal Seulgi hari ini.
Seulgi menerima lalu mengecek jadwalnya, tiba di bagian terakhir, wajah Seulgi berubah keruh saat mendapati nama perusahaan milik Taehyung.
“Rapat dengan Grup Cheongwan?” gumam Seulgi sedikit ragu.
Memang perusahaannya telah bekerja sama dengan perusahaan Taehyung. Pada awalnya ia tidak mau, namun jajaran direksi memintanya bekerja sama dengan Cheongwan untuk proyek besar ini, karena mereka telah dikenal sebagai perusahaan yang banyak berhasil dalam pembangunan korea.
“Ne Sajangnim, proyek pembangunan K.Seul Hotel di Pulau Jeju akan ditangani oleh Grup Cheongwan. Presdir Cheongwan meminta diadakan pertemuan malam ini di Hotel Central”
Seulgi mendecih, pertemuan di malam hari? Apa ini memang murni karena pekerjaan atau ini adalah rencana Taehyung untuk mendekatinya lagi.
“Apa ini benar-benar soal pekerjaan?”
“Apa yang anda khawatirkan? Grup Cheongwan adalah perusahaan terbesar di Korea, saya yakin mereka akan bersikap profesional”
Mendengar jawaban Sekretaris Shin, Seulgi menjadi lebih tenang. Ia yakin Taehyung tak mungkin bertindak nekat karena tentu saja akan mencoreng nama baik Cheongwan jika ia melakukannya.
“Baiklah, kau atur saja semuanya”
Malam harinya Seulgi telah menyelesaikan pekerjaannya dan hendak bergegas menuju Hotel Central untuk pertemuannya dengan Kim Taehyung. Ia hanya pergi dengan Sekretaris Shin dan juga diantar oleh supir perusahaan.
Sepanjang perjalanan Seulgi sebetulnya mencium gelagat yang aneh terutama pada supirnya. Dia baru bekerja di perusahaan Seulgi selama satu minggu, namun anehnya ia tak terlihat canggung dan minim melakukan kesalahan.
“Sajangnim sudah sampai” Supir itu memberitahu Seulgi.
Seulgi mengangguk lalu turun dari mobilnya bersama dengan Sekretaris Shin. Mereka bergegas menuju aula utama untuk bertemu dengan Kim Taehyung.
Meskipun perasaan Seulgi tidak enak, namun ia memilih menepisnya jauh-jauh. Rasanya kakinya terasa berat untuk melangkah masuk, seolah memberi tanda agar ia tidak kesana.
“Sajangnim, anda baik-baik saja?” tanya Sekretaris Shin yang memperhatikan Seulgi dari tadi.
“Aku baik-baik saja, ayo kita masuk”
Mereka berdua telah sampai di aula utama dan seperti dugaannya, Taehyung lebih dulu sampai.
“Anda sudah datang Kang Sajangnim”
Seulgi mengernyit melihat ada yang berbeda dengan senyum yang ditampilkanoleh Taehyung. Sama sepertinya, Kim Taehyung juga hanya ditemani oleh sekretarisnya yang seorang pria.
“Ne Kim Sajangnim, bisa kita mulai sekarang” jawab Seulgi basa-basi. Taehyung hanya tersenyum mendengar jawaban Seulgi yang terdengar judes.
Beberapa waktu kemudian mereka sibuk dengan pembahasan soal proyek pembangunan hotel di Jeju. Perlu Seulgi akui jika menyangkut pekerjaan Taehyung sangatlah profesional.
“Baiklah seperti kesepakatan awal, proyek ini akan dilaksanakan akhir tahun. Saya harap anda sudah mempersiapkan semuanya dengan matang Kim Sajangnim”
“Tentu saja, saya akan mempersiapkan semuanya. Silakan diminum dulu minumannya Kang Sajangnim, kita cukup lama melakukan rapat ini”
Seulgi menatap Taehyung tajam. Perasaannya mengatakan bahwa namja didepannya ini terlihat berbeda hari ini. Entahlah Seulgi tak mengerti, ia langsung meminum orange juicenya tanpa curiga.
“Sekretaris Shin tolong hubungi Supir Yeo, minta dia mempersiapkan mobil, kita akan segera pulang”
Sekretaris Shin mengangguk lalu menelepon supir yang mengantar mereka namun berkali-kali dihubungi sang supir tidak kunjung mengangkat panggilannya.
“Sajangnim, sepertinya ada masalah dengan phonsel Supir Yeo. Saya akan pergi ke tempat parkir, anda tunggulah disini”
Seulgi mengangguk. Hari ini ia lelah sekali dan butuh istirahat yang cukup.
Setelah kepergian Sekretaris Shin, hanya ada Seulgi dan Taehyung di ruangan itu. Sekretaris Taehyung sudah keluar sejak tadi, mungkin melakukan hal yang sama dengan Sekretaris Shin. Pandangan Taehyung tak pernah lepas dari Seulgi membuat Seulgi merasa sedikit gugup.
Namun tak berapa lama, ada yang aneh dengan Seulgi. Kepalanya rasanya pusing, dan ia mengantuk luar biasa. Ia memegang kepalanya, pandangannya berkunang-kunang dan semuanya terlihat samar.
“Seulgi-ya kau baik-baik saja?”
Seulgi tak sempat menjawab Taehyung karena setelah itu ia tak sadarkan diri, namun sebelum tertidur ia sempat melihat seringai di bibir Taehyung, seringai yang ia tak mengerti apa maksudnya.
***Kira-kira Seulgi mau dibawa kemana sama Taehyung?.
Hmm akan terjawab di part selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love is You (VSeul)
FanfictionSeikat bunga yang ditinggalkan membawa angin rindu dalam dekapan. Ini bukan hanya soal cinta, tapi juga soal hati. Dua hati yang berkelana untuk mencapai satu makna, satu rasa dan satu jiwa.