Part 24

780 96 14
                                    

Taehyung terdiam tak bisa berkata-kata, ingin menanyakan alasannya pun seakan mulutnya tidak bisa bersuara. Ia hanya memandang Seulgi dengan tatapan nanar.
 


“Seulgi-ya, mengapa kau begini lagi?”
 
Seulgi menunduk lalu menangis tersedu-sedu hatinya begitu sakit ketika mengatakan hal ini. Namun hatinya merasa tak tenang bila harus bahagia sedangkan orang lain sangat terluka.
 
“Kita tidak bisa saling menyambung cinta, sedangkan ada satu nyawa yang dipertaruhkan” ucap Seulgi memberi pengertian.
 
“Apa maksudmu?”
 
“Penyakit Sehun Oppa kambuh lagi, dia memerlukan aku Taehyung-ah. Apa menurutmu kita bisa bahagia dengan perasaan was-was kalau Sehun Oppa nekat melakukan percobaan bunuh diri lagi?” jawab Seulgi tak bisa berhenti menangis.
 
Taehyung terdiam, ia mulai mengerti kearah mana pembicaraan Seulgi. Ia tersenyum miris seakan memang Seulgi tidak dilahirkan untuk menjadi miliknya.
 
“Lalu aku? Kau tak memikirkan aku yang mungkin akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Oh Sehun?” Taehyung mulai memberikan sebuah ancaman yang bagi Seulgi tidak mungkin akan dilakukan olehnya. Taehyung pria sehat secara fisik dan mental, tak mungkin dia akan sebodoh itu untuk cinta.
 
“Lakukan saja, maka aku akan menyusulmu” ucap Seulgi seakan memberi peringatan pada Taehyung.
 
Kata-kata itu cukup membuat Taehyung tertawa miris, jika dia mati Seulgi akan menyusulnya. Apa cinta memang seperti ini? Mana mungkin Taehyung membiarkan hal itu terjadi.
 
“Kau memang pandai mengancam, mana mungkin aku berani melakukannya. Mana mungkin aku membiarkanmu mati juga?” ucap Taehyung dengan wajah keruh seperti mayat hidup.
 
“Cukup Taehyung-ah, aku minta maaf. Aku orang plin-plan yang suka menyakiti hati orang, tapi saat ini kau sadar bukan jika nyawa Sehun Oppa yang dipertaruhkan?”
 
Melihat Seulgi yang menangis, hati Taehyung terasa begitu sakit. Ia sekarang sadar, sakit hatinya karena diputuskan Seulgi tak sebanding dengan sakit hatinya karena melihat Seulgi menangis seperti ini.
 
“Mengapa kau sejauh ini hanya untuknya? Karena kau berhutang budi padanya?” tanya Taehyung tanpa ekspresi, bahkan sekedar marah atau sedih tidak ia lakukan.
 
Seulgi menggeleng, bukan hanya pada Sehun, ia juga akan melakukannya pada orang lain. Ia rela mengorbankan sesuatu agar orang lain bisa tetap bahagia.
 
“Bukan, bahkan jika orang lain, aku juga akan melakukan hal yang sama. Saat ini aku sedang membahas soal kemanusiaan Taehyung-ah, aku lebih memilih mengorbankan cintaku dari pada mengorbankan nyawa orang lain”
 
Taehyung tertawa tak percaya, jadi memang seperti inilah sifat asli Seulgi. Seharusnya sejak awal ia sudah tahu kalau berpacaran dengan Seulgi tidak mudah, gadis itu mudah digoyahkan hatinya jika melihat kesedihan orang lain. Sifat itu yang membuat Taehyung jatuh cinta pada Seulgi, namun sifat itu jugalah yang membuat hubungan mereka kandas.
 
“Jadi begitu? Kau lebih memilih sengsara dari pada melihat orang lain mati?” Taehyung retoris, ia menyindir Seulgi sebenarnya, menyindir sifat Seulgi yang menyebalkan baginya.
 
“Ya, aku orang yang seperti itu?” Seulgi membalas dengan mata sembab habis menangis.
 
“Bagus sekali, kau membuatku semakin jatuh cinta padamu. Ini aneh bukan? Kau selalu menyakitiku, tapi tindakanmu tak pernah membuatku membencimu. Kau orang baik, apa hakku membencimu untuk tindakanmu ini? Jika aku membencimu bukankah aku yang akan terlihat seperti orang jahat?” Ucap Taehyung tertunduk miris, rasanya sakit sekali. Entah ia bisa jatuh cinta pada orang lain atau tidak setelah ini.
 
“Cinta tidak selalu memiliki Taehyung-ah, mungkin kita memang tidak berjodoh”
 
Seulgi menahan sakit luar biasa ketika mengatakan hal ini, tidak berjodoh dengan Taehyung adalah hal menyakitkan yang mungkin akan menjadi bagian dari masa depannya.
 
“Lihat saja nanti, apa kita berjodoh atau tidak” Taehyung berbalik dan hendak pergi meninggalkan Seulgi, namun teriakan Seulgi menghentikan langkah kakinya.
 
“Aku akan kembali pada Sehun Oppa!”
 
Taehyung berbalik lalu tersenyum sinis pada Seulgi. “Dia akan menerimamu? Walau tahu kau pernah meninggalkannya?”
 
“Dia akan menerimaku, karena tak peduli meskipun aku orang jahat dia akan selalu mencintaiku” jawab Seulgi yakin. Sehun hanya peduli tentang bagaimana mereka bersama, ia tak peduli Seulgi orang baik ataupun jahat.
 
Mendengar hal itu hati Taehyung meradang, ia berjalan mendekati Seulgi dan menatapnya tajam.
 
“Wah ternyata Oh Sehun sangat hebat, sepertinya dia mencintaimu lebih dari aku”
 
“Hentikan kumohon” ucap Seulgi menutup matanya tak kuat menahan intimindasi Taehyung.
 
“Tapi aku tidak sama seperti Oh Sehun, aku tidak mengenal kesempatan kedua. Aku benci pengkhianatan Seulgi-ya”
 
Seulgi terkejut, entah mengapa hatinya terasa ribuan kali lebih sakit ketika mendengar ucapan Taehyung barusan.
 
“Taehyung-ah!”
 
“Ini kesempatan terakhirmu, jika kau memang lebih memilih Oh Sehun maka aku tidak akan menahanmu. Tapi jika suatu saat nanti kau ingin kembali padaku, aku tidak bisa menerimamu walaupun aku sangat mencintaimu” Taehyung memberi peringatan sekaligus penawaran terakhir untuk Seulgi. Sebaiknya memang Seulgi harus bijak dalam memilih.
 
Seulgi memalingkan wajahnya lalu kembali menatap Taehyung dengan wajah sedih yang tak bisa disembunyikan.
 
“Aku akan menerima hukumannya” ucap Seulgi seolah memberi jawaban pada Taehyung bahwa ia lebih memilih Oh Sehun. Membuat Taehyung runtuh seketika. Amarahnya bergejolak, namun ia berusaha menahannya sekuat tenaga
 
“Aku dibesarkan oleh ayahku dengan prinsip sebagai seorang pria. Tidak ada kesempatan kedua untuk pengkhianatan” ucap Taehyung tajam. Rasanya ia ingin melampiaskan amarahnya, namun ia masih waras untuk melakukan itu semua.
 
“Baiklah terima kasih untuk semuanya, aku tidak berniat untuk kembali padamu, aku akan hidup dengan tenang bersama Sehun Oppa”
 
“Pergilah, aku tidak pernah menahanmu bukan?” ucap Taehyung memaingkan wajahnya dari Seulgi.
 
Seulgi menunduk lalu berjalan hendak pergi, namun satu langkah kemudian ia kembali berbalik dan menatap Taehyung dengan tajam
 
“Kau kejam sekali, tidak ada perlukan perpisahan untukku?” Seulgi benar-benar frustasi, ia nyaris gila ketika membayangkan hidupnya akan dilalui tanpa kehadiran Taehyung.
 
Taehyung menatap Seulgi datar, “Apa gunanya sebuah pelukan jika akhirnya akan lepas juga?”
 
Seulgi mengusap air matanya, lalu melepaskan sesuatu dari lehernya, sebuah kalung dengan bandul terbuat dari batu ruby yang cantik.
 
“Tapi bisakah kau menerima ini? Benda ini adalah benda pertama yang kubeli dengan uangku sendiri.”
 
“Kau memberikan benda berharga ini untuk seseorang yang kau tinggalkan?” sindir Taehyung walau akhirnya ia menerima kalung itu juga.
 
“Aku tak mau pergi tanpa memberikan apapun padamu” balas Seulgi dengan wajah sembabnya.
 
Taenyung tertawa sengau, perlahan hatinya mulai memberat, dan matanya berkaca-kaca. “Bodoh, kau masih berharap aku tetap mengingatmu bukan? Makanya kau memberikan benda ini padaku?”
 
“Ya kau benar” jawab Seulgi tak kalah sedihnya.
 
Taehyung tertawa kembali, jenis tawa frustasi yang dilakukan oleh orang yang kehilangan sesuatu berharga dalam hidupnya.
 
“Cinta macam apa ini? Apa ada orang yang jatuh cinta namun nasibnya seperti kita? Pada akhirnya aku benar-benar menyerah Seulgi-ya. Kita sama sekali tidak cocok untuk bersama, kau dengan sifatmu yang terlalu baik sangat tidak cocok untukku”
 
“Kau benar, kita sebaiknya memang tidak bersama walau aku harus patah hati seperti ini”
 
Seulgi mencoba bersikap tegar, ia yakin akan bisa melalui semua ini dengan baik.
“Walau sifatmu yang terlalu baik ini tidak cocok denganku, namun aku semakin mencintaimu dengan sifat itu. Rasanya kau seperti seseorang yang sulit untuk ku jangkau” ucap Taehyung berusaha mencurahkan isi hatinya selama ini.
 
Seulgi tersenyum miris, hal seperti itu juga terjadi pada dirinya.
 
“Bukankah kebalikannya? Kau yang sulit untuk ku jangkau Taehyung-ah, sejak dulu aku hanya bisa mencintaimu dari jauh. Melihatmu berpacaran dengan yeoja cantik dan menarik membuatku merasa rendah diri. Aku tak ada pantas-pantasnya untukmu”
 
“Kau salah, yang lebih menderita karena mencintaimu adalah aku. Aku yang terbiasa dicintai, tiba-tiba merasakan perasaan cinta pada yeoja yang jauh dari seleraku. Coba kau bayangkan betapa frustasinya aku kala itu,”
 
“Apapun itu, bisakah kita menjadi teman? Seperti dulu saat kita masih sekolah” ucap Seulgi berharap, namun Taehyung hanya menggelgkan kepalanya seolah ide Seulgi sangatlah buruk.
 
“Kau tidak khawatir pada dirimu sendiri? Bisakah kau menganggapku sebagai teman setelah ini?” Taehyung meremehkan Seulgi, dan Seulgi tahu bahwa ucapan Taehyung memanglah benar.
 
“Bodoh, aku menawarkan hal yang aku sendiri tak bisa menjalaninya. Kita tidak perlu berteman, tapi jangan jadikan aku musuhmu” Kini Seulgi mengulurkan tangannya memberikan jabatan tangan terakhir untuk Taehyung sebagai kekasihnya.
 
“Aku tahu itu”
 
Taehyung menerima uluran tanga Seulgi, sekaligus sebagai tanda jika ia menerima hubungan ini berakhir. Mulai dari sekarang Seulgi bukan lagi kekasihnya.
 
***

Konfliknya muncul dulu ya guys. Kalo happy mulu kurang seru wkwkwk.

My Love is You (VSeul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang