"Maksudmu Hawadam sedang mengalami krisis finansial?”
Manager Yoon mengangguk membenarkan, ia sudah tahu jika Seulgi memiliki dendam yang sangat besar pada Hwadam karena itulah ia memberitahu berita yang baik ini pada Seulgi.
“Ne Sajangnim, saya dengar sebagian besar investor memilih untuk tidak memperpanjang investasinya pada Hwadam”
“Apa perusahaan milik orangtua Nyonya Victoria juga menarik investasinya?” tanya Seulgi kembali.
Hwadam dan Daesong adalah dua perusahaan yang dekat dan saling bekerja sama satu sama lain karena itulah tidak mungkin jika Daesong menarik investasinya dari Hwadam
“Daeseong Company, sudah pailit dua tahun yang lalu. Oleh karena itu mereka menjual saham yang mereka miliki di Hwadam untuk menutupi selisih kerugian yang dialami”
Pantas saja. Selama ini Daesong sering memberi suntikan dana pada Hwadam, itu juga yang membuat Victoria tak terkalahkan dalam keluarga Kang karena memang perusahaan orangtuanya adalah investor utama Hwadam. Dan kini Daesong sudah pailit tentu saja Hwadam mengalami masalah yang serius.
“lalu kenapa Hwadam bisa mengalami krisis?”
“Saya dengar proyek skala besar yang dijalankan oleh Kang Minhyuk Sajangnim tidak berjalan baik. Karena itulah banyak investor yang tidak mau bekerja sama dengan Hwadam lagi”
Seulgi terdiam, ia terlihat sedang memikirkan sesuatu. Dahinya mengernyit dan ia sepertinya sudah memiliki sebuah rencana yang bagus.
“Kasihan sekali, perusahaan yang dibanggakan oleh keluarga Kang bisa hancur seperti itu” ucap Seulgi tersenyum miring. Jika ia mengingat bagaimana kesombongan yang mereka umbar, Seulgi merasa muak.
“Lalu apa rencana anda Sajangnim?” tanya Manager Yoon, Seulgi wanita yang berbahaya. Meskipun terlihat diam, namun ia tahu kalau Seulgi menyimpan sesuatu dalam pikirannya.
Seulgi menatap Manager Yoon dengan datar.
“Kau akan segera tahu, aku hanya merasa menyesal karena bukan aku yang menghancurkan Hwadam”
“Mereka belum hancur sepenuhnya, dan anda bisa mengurus sisanya Sajangnim” Ucap Manager Yoon menenangkan Seulgi.
Seulgi mengabaikan provokasi Manager Yoon dan memilih sibuk dengan pikirannya sendiri.
“Aku penasaran apakah Tuan Kang Minhyuk masih bisa bersikap congkak seperti dulu?” gumamnya penasaran.
Apakah Kang Minhyuk masihlah menjadi orang sombong setelah bisnisnya hancur seperti ini?.
“Saya kira Tuan Kang tidak bisa seperti itu lagi, karena dia sekarang sedang dirawat dirumah sakit”
Seulgi tertegun, sesuatu menghantam dadanya ketika mendengar berita itu. Tak peduli betapa ia sangat membenci Kang Minhyuk, dia tetaplah ayah Seulgi.
“Mengapa dia bisa sampai masuk rumah sakit?”
“Karena syok dan tekanan mental yang luar biasa, penyakit jantungnya kumat.”
Seulgi mengepalkan tangannya untuk menahan segala perasaan yang menyergap di hatinya. Matanya memanas menahan air mata yang bisa tumpah kapanpun juga.
“Orang angkuh itu mengapa dia bisa menjadi sangat menyedihkan begini?” gumamnya lirih, mengapa ayahnya yang angkuh bisa tumbang dan jadi menyedihkan seperti ini?.
“Bukan hanya sekedar menyedihkan Sajangnim. Keluarga Kang yang tersisa berencana membuat rapat darurat untuk mencopot jabatan Tuang Kang sebagai CEO” ucap Manager Yoon menambah panas situasi.
Seulgi tak percaya mendengarnya, disaat saudara mereka sedang sakit, mereka malah melakukan hal memalukan itu. Benar-benar sulit dipercaya.
“Wah mereka menusuk keluarga mereka sendiri? Benar-benar orang yang menyedihkan” ucap Seulgi menahan marah, ia sedang menyusun rencana untuk mengakhiri semuanya.
“Bukankah semua ini biasa dalam keluarga kolongmerat? Tidak ada saudara yang benar-benar saudara”
“Kau benar Manager Yoon, kupikir aku harus segera menyadarkan mereka dimana tempat yang tepat untuk orang-orang seperti mereka”
Dan Manager Yoon tahu bahwa rencana Seulgi sangatlah berbahaya untuk kelangsungan Hwadam maupun keluarga Kang.
***
Taehyung menatap ibu dan ayahnya yang terdiam tak percaya, wajah syok yang ketara membuat Taehyung meringis karena tak nyaman dengan situasi ini.
“Taehyung-ah coba katakan sekali lagi?”
Sooyeon memegang kedua pundak Taehyung memintanya mengulang ucapan putranya yang sepertinya tak mungkin dikatakan.
“Ku kira aku akan mulai memikirkan soal tawaran perjodohan yang datang Eomma” ulang Taehyung sekali lagi.
Joongwon menatap putranya tak percaya, begitu pula Sooyeon yang langsung memekik kegirangan karena ia akan segera mendapat menantu baru.
“Oppa kau yakin? Bukankah selama ini kau..”
“Aku yakin Jennie” Taehyung memotong ucapan Jennie berharap agar Jennie tak membahas soal hal itu lagi.
“Baiklah begini Taehyung-ah, gadis seperti apa yang kau sukai?”
“Aku suka gadis berambut sebahu, sabuk hitam taekwondo, mandiri, pekerja keras. Melakukan pekerjaan berat tanpa mengeluh, sedikit tempramental juga tak masalah, juga punya kekuatan yang melebihi yeoja pada umumnya.” ucap Taehyung tanpa sadar menyebutkan ciri-ciri Seulgi.
Sooyeon terkejut, begitupula dengan Joongwon dan Jennie. Tipe ideal Taehyung benar-benar sangat aneh
“Mana ada gadis seperti itu Taehyung-ah. Gadis zaman sekarang itu lebih senang berdandan dan melakukan pekerjaan yang ringan” ucap Joongwon dengan wajah tak percaya.
Taehyung tersadar dengan ucapannya, dan mulai merutuki dirinya sendiri karena lagi-lagi membayangkan sosok Seulgi. Sedangkan Jennie menatap kakaknya dengan prihatin.
“Aku hanya bercanda Appa. Benar, mana ada gadis seperti itu. Kalaupun ada pasti gadis seperti itu sudah menjadi milik orang lain.”
Keadaan menjadi hening. Sooyeon menatap putranya dengan tatapan dalam seorang ibu. Nalurinya mengatakan bahwa putranya sedang patah hati karena wanita.
“Taehyung-ah, mungkin kau tidak bisa mendapatkan gadis seperti yang kau sebutkan. Tapi Eomma akan berusaha mencarikan gadis cantik yang sepadan denganmu. Jadi jangan khawatir”
Sooyeon menepuk pundak Taehyung mencoba menenangkan putranya.
“Aku tidak butuh yang cantik Eomma, pastikan bahwa gadis pilihan Eomma haruslah gadis mandiri yang tidak mudah mengeluh. Begitu saja sudah cukup” ucap Taehyung dengan raut wajah tak bersemangat.
Jennie tak tahan lagi, ia berdiri dari sofa ruang keluarga dan memandang Taehyung tajam, pandangan semua orang tertuju padanya kini.
“Oppa hentikan, apa bagusnya terus berpura-pura? Jika kau memang tidak mau menikah, maka jangan dipaksakan. Kenapa kau harus sampai sejauh ini”
Semuanya terkejut dengan ucapan Jennie, terutama Taehyung yang tidak percaya kalau Jennie berani membongkar rahasianya.
“Jennie jaga ucapanmu pada kakakmu!” ucap Joongwon tidak suka dengan cara Jennie yang menurutnya kurang ajar.
Jennie memandang ayahnya dengan pandangan sedih, berharap ayahnya mau mengerti bahwa Taehyung selama ini tidak baik-baik saja.
“Appa tidak tahu penderitaan seperti apa yang dialami Oppa selama ini. Oppa hanya menyukai satu gadis saja, namun gadis itu tidak mau menjalin hubungan dengan Oppa”
Sooyeon menutup mulutnya syok, Joongwon terdiam kaku tak percaya dengan apa yang ia dengar. Sedangkan Taehyung mengepalkan tangannya menahan emosi.
“Taehyung-ah apa itu benar?” tanya Sooyeon lirih, ia merasa menjadi ibu yang buruk karena tidak mengerti perasaan anaknya sendiri.
Ia ingat dulu sekali Taehyung pernah menceritakan perasaannya pada seorang gadis, namun ia mengira bahwa itu hanyalah cinta monyet anak-anak yang bisa hilang begitu bertemu gadis yang lebih cantik
“Hentikan, aku tidak mau membahasnya lagi” jawab Taehyung setengah muak. Ia tidak suka saat orang mengungkit atau membahas soal Seulgi karena hatinya akan merasa nyeri dan perasaannya memburuk dalam sekejab.
“Oppa, jika memang kau menyukainya jangan berhenti untuk berjuang. Apa kau rela melihatnya menikah dengan orang lain?”
Jennie memberi pengertian, namun Taehyung yang sedang diliputi perasaan gundah menganggp ucapan Jennie tak ada artinya.
“Lalu aku harus bagaimana? Mengemis cinta pada gadis yang menolakku mentah-mentah? Apa itu yang kau inginkan?” ucap Taehyung dengan mata berkaca-kaca.
Jennie terkejut melihat raut wajah Taehyung yang tidak pernah dilihatnya selama ini. Begitupula dengan Sooyeon dan Joongwon yang tak percaya dengan apa yang mereka lihat.
“Oppa..”
Taehyung mengontrol ekspresi wajahnya, kini ia berkekspresi dingin yang mampu membuat orang lain sedikit merinding.
“Sebaiknya urus saja dirimu sendiri, kau bahkan tidak mampu menyatakan cinta pada temanku, lalu kenapa sok menasehatiku begitu”
“Aku melakukan ini karena peduli padamu” bentak Jennie sambil menangis. Ia tak menyangka Taehyung malah mambahas soal perasaannya pada Jimin padahal jelas-jelas itu adalah persoalan yang berbeda.
Taehyung yang dikuasai oleh emosi tak mempedulikan Jennie yang kini sedang menangis.
“Jangan campuri urusanku lagi, kita memang saudara namun bukan berarti kau bisa ikut campur pada kehidupanku”
“Kim Taehyung, Kim Jennie Hentikan!, apa kalian tidak malu bertengkar seperti itu? Taehyung-ah jangan berbicara kasar pada adikmu!”
Joongwon turun tangan ia membentak Taehyung karena tak menyangka Taehyung yang selama ini sangat menyayangi Jennie bisa bersikap kasar pada adiknya sendiri.
“Appa terlalu memanjakannya jadi dia bertingkah seperti itu” balas Taehyung tak mau kalah.
Jennie menyeka air matanya tak mau terlihat lemah di hadapan Taehyung. Ia melakukan ini untuk menyadarkan Taehyung agar tak menyerah mengejar cintanya.
“Pantas saja Eonni tak mau pada Oppa, karena memang kau sangat menyedihkan!”
“Kim Jennie!” Taehyung naik pitam ia merasa sangat direndahkan oleh adiknya sendiri.
“Kenapa? kau mau memukulku? Jangan kau kira aku akan menangis atau ketakutan” Jennie membalas kakaknya dengan tatapan tajam tak kenal takut.
Taehyung mati-matian berusaha meredam emosinya, karena ia tidak mungkin menyakiti Jennie adik kesayangannya.
“Sudah hentikan semua!, jangan bertengkar lagi!. Jennie masuklah ke kamar. Dan Taehyung ikut Eomma, kita perlu bicara”
Pertengkaran mereka dihentikan oleh ucapan Sooyeon yang tegas, Taehyung diam saja sedangkan Jennie langsung berlari menuju kamarnya. Melihat situasi sekarang, Taehyung yakin ia tidak punya kesempatann untuk lari dari tatapan membunuh dari Sooyeon dan juga Joongwon.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
My Love is You (VSeul)
ספרות חובביםSeikat bunga yang ditinggalkan membawa angin rindu dalam dekapan. Ini bukan hanya soal cinta, tapi juga soal hati. Dua hati yang berkelana untuk mencapai satu makna, satu rasa dan satu jiwa.