Part 16

909 146 27
                                    

"Sudah menunggu lama?”
 
Seulgi menoleh tak kala mendengar suara kekasihnya yang telah ia tunggu.
 
“Oppa, akhirnya kau datang”
 
Sehun terkekeh, mengacak rambut Seulgi pelan, lalu menuntun kekasihnya untuk duduk di sofa.
 
“Maaf ya sayang, akhir-akhir ini aku sangat sibuk. Kebetulan aku mengambil cuti selama tiga hari, bagaimana jika kita berdua berlibur ke jeju”
 
Seulgi terdiam, menatap Sehun dengan pandangan sulit diartikan. Hatinya terasa sangat sakit saat Sehun bersikap baik padanya, karena ia tidak pernah bisa memberikan cinta yang selama ini diinginkan oleh Sehun.
 
“Baiklah, aku akan meminta Sekretaris Shin untuk mengatur jadwalku” jawab Seulgi sedikit tersenyum, wajahnya terlihat muram walau senyum kecil ia sunggingkan.
 
Melihat kekasihnya yang sepertinya sedang tak terlalu semangat, Sehun berusaha untuk menanyakan apa yang sedang dipikirkan oleh Seulgi.
 
“Seulgi-ya sepertinya ada yang sedang kau pikirkan”
 
“Aku memikirkan ayahku, dia baik-baik saja bukan?” jawab Seulgi tak sepenuhnya berbohong. Ia memang memikirkan kondisi ayahnya dan walau ia belum berbaikan dengan Kang Minhyuk tapi tetap saja ia tidak bisa mengabaikan ayahnya yang sedang sakit.
 
“Tentu saja, dokter rumah sakitku sangat kompeten, jangan khawatir oke” Ucap Sehun menenangkan.
 
“Apa Victoria sering terlihat di rumah sakit?” tanya Seulgi mencoba memastikan. Victoria terkenal licik dan penuh rencana jahat, ia takut Victoria akan memanfaatkan sakitnya Minhyuk untuk menjatuhkan ayahnya lebih dalam lagi.
 
“Dia hanya sekali datang, tapi setelah itu tidak pernah terlihat lagi” jawab Sehun berdasarkan informasi yang ia dapatkan dari staff rumah sakitnya.
 
Seulgi mengeram marah, rasanya ia sangat kesal setengah mati pada Victoria. Bisa-bisanya ia bersikap kejam pada suaminya sendiri.
 
“Aku yakin dia sedang merencanakan sesuatu, wanita licik itu sangat berbahaya” ucap Seulgi menahan marah.
 
Sehun menatap Seulgi yang diliputi oleh amarah.
 
“Lalu apa rencanamu?” tanyanya kemudian.
 
Seulgi balas menatap Sehun, ia memikirkan semuanya dengan hati-hati. Secepatnya ia akan bertindak dan membongkar kebobrokan Victoria. Walaupun ia belum memaafkan ayahnya, namun ia tidak bisa melihat Minyuk hancur oleh wanita ular seperti Victoria.
 
“Kukira aku harus segera bertindak cepat, aku jengah terus menjadi penonton”
 
Ya, selama ini Seulgi memang mengamati Hwadam diam-diam, ia melihat sejauh mana orang-orang Victoria melakukan hal jahat untuk menguasai Hwadam. Dan pada akhirnya semuanya terjadi, Hwadam diambang kehancuran. Tapi semua orang menyalahkan Minhyuk, walaupun bukan Minhyuk yang menyebabkan Hwadam hancur.
 
Pembicaraan soal ini menjadi panjang, namun Sehun akhirnya menanyakan hal yang selama ini menganggu pikirannya.
 
“Kapan kau akan menjenguk ayahmu?, apa kau tak lelah selalu menanyakan kondisinya tanpa sekalipun menjenguknya”
 
Ditanya seperti itu membuat Seulgi kalang kabut, didalam hatinya perasaan marah dan kecewa masih ada. Namun anak macam apa yang tega melihat ayahnya hancur tanpa niat untuk membantu? Seulgi masihlah manusia yang dibekali dengan hati nurani.
 
“Aku takut kedatanganku akan membuatnya lebih buruk lagi, dia tidak pernah menyukai keberadaanku” jawab Seulgi jujur. Alasan sesungguhnya tentu karena ia tak ingin Minhyuk tambah sakit jika melihat wajahnya.
 
“Kau salah, dari sorot matanya, dia terlihat sangat kesepian”
 
Ucapan Sehun jelas membuat Seulgi sakit karena ia tiba-tiba teringat akan Hwang Miyoung, ibunya yang sudah tiada.
 
“Tentu saja karena cinta sejatinya sudah tidak ada di dunia lagi, ibuku yang sangat ia cintai”
 
“Dia merindukan anaknya” Sehun membalas dengan cepat. Seulgi menatap Sehun tak percaya.
 
“Apa Daniel juga tidak mengunjunginya?” tanya Seulgi tak percaya, ia bahkan hampir lupa menanyakan soal kondisi adiknya.
 
“Kudengar Kang Daniel pergi dari rumah dan tak pernah kembali lagi, sama sepertimu” jawab Sehun dengan hati-hati.
 
Seulgi terperanjat. Daniel pergi dari rumah? Mengapa ia mengorbankan semua kemewahan yang ia miliki dan memilih pergi dari rumah mewah itu?.
 
“Apa? Mengapa Daniel bisa pergi?”
 
“Kang Daniel, ia tidak mau menjadi pewaris Hwadam. Ia ingin menjadi dokter, namun ayahmu dan juga ibunya terus memaksanya, hingga Daniel tak tahan lagi dan melarikan diri dari rumah. Aku juga tak mengerti mengapa mereka tidak bisa menemukan Daniel.”
 
Mendengar cerita Sehun membuat Seulgi termenung. Daniel berbeda jauh dari ibunya. Dari dulu satu-satunya orang yang peduli dengannya ditengah perlakuan tak manusiawi Keluarga Kang hanyalah Daniel.
 
“Sehun Oppa aku takut terjadi sesuatu pada Daniel”
 
“Kau tenanglah, orang-orangku jauh lebih kompeten dari orang-orang Hwadam. Aku sudah meminta mereka mencari Kang Daniel, dan mereka mengatakan kalau Kang Daniel kini bekerja di Coffe shop milik pengusaha muda bernama Yook Sungjae. Dan alasana mengapa Daniel tidak bisa ditemukan oleh Hwadam karena pengusaha terkenal Korea bernama Kim Taehyung membantu menyembunyikannya.”
 
Seulgi terperanjat saat ketika mendengar nama Sungjae dan Taehyung. Mengapa mereka membantu menyembunyikan Daniel?.
 
“Oppa kau yakin?” tanya Seulgi memastikan ucapan Sehun barusan.
 
“Ne, Seulgi-ya apa kau mengenal nama orang-orang yang baru kusebutkan?”
 
Seulgi terdiam tak tahu harus berkata apa, tak mungkin ia mengatakan kalau mereka adalah orang-orang yang pernah menaruh hati padanya. Terutama Taehyung, tak mungkin ia mengatakan jika Taehyung adalah cinta pertamanya.
 
“Mereka teman sekelasku saat SMA” jawab Seulgi mencari aman, tak sepenuhnya berbohong juga.
 
“Baguslah, apa kau masih berhubungan dengan mereka?” tanya Sehun lagi.
 
Seulgi meringis karena teringat pertemuannya dengan Taehyung tempo hari.
 
“Tidak, namun aku senang mereka mau membantu Daniel, aku harus pergi ke cafe Sungjae dan menjemput Daniel. Aku akan menjadi wali Daniel mulai sekarang. Aku tidak tega melihatnya bekerja keras untuk kuliah”
 
Sehun tersenyum mendengar rencana Seulgi, kekasihnya ini memang seseorang yang sangat baik.
 
“Baiklah karena ini sudah malam, kau tidurlah” ucap Sehun seraya mengelus kepala Seulgi dengan sayang.
 
“Oppa menginaplah disini, aku akan meminta pelayan untuk menyiapkan kamar tamu untukmu”
 
Sehun mengangguk mengiyakan permintaan kekasihnya, tidur di kamar terpisah dan tidak pernah melakukan skinship yang terlalu berani membuat Sehun menyadari jika hubungan mereka memang hubungan yang kolot. Namun Sehun senang kerena Seulgi menjaga martabatnya dengan baik, dan tugas Sehun untuk menjaga Seulgi tanpa merusak hal yang dijaganya selama belum menikah.
 
***
Malam itu angin malam berhembus melewati tirai putih di kamar Seulgi. Yeoja itu membiarkan jendela kamarnya terbuka sedangkan ia belum mampu untuk menutup matanya beristirahat. Ia berdiri menghadap jendela, matanya menatap rembulan yang bersinar terang hingga mampu menghangatkan hatinya.
 
Apakah ia bisa hidup bahagia dengan Sehun tanpa bayang-bayang Kim Taehyung?. Seulgi tertawa miris saat batin hati meledeknya habis-habisan, jika ia mau menjadi orang munafik maka berbahagialah dengan Sehun tanpa menghiraukan hatinya yang hanya untuk Taehyung.
 
Namun Seulgi tidak punya keberanian. Sehun adalah pria yang sangat mempercayainya. Sehun pria yang hancur sebelum bertemu dengan Seulgi. Dia ditinggalkan oleh ayahnya dan dicap sebagai anak pembawa sial. Pertemuan pertama mereka bahkan saat Seulgi melihat Sehun berniat melompat dari sungai di amerika. Dan saat itu Seulgi berusaha membujuk Sehun agar membatalkan niatnya untuk terjun, Seulgi berjanji akan menjadi teman Sehun dan tidak akan pernah meninggalkannya.
 
Lalu apa yang akan terjadi jika ia menuruti kata hatinya dan lari ke pelukan Taehyung? Apa ia bisa memastikan Sehun tidak akan melakukan hal yang dulu ia lakukan? Sedangkan Seulgi tahu jika Sehun sangat mencintainya.
 
Ditengah perasaan galau yang mendera phonselnya berdering tepat saat tengah malam. Sehun mengernyit tak mengerti mengapa ada yang menelponnya malam-malam begini. Ditambah lagi nama penelponnya tidak ada alias nomor tak dikenal.
 
“Yeobosseo?”
 
“Kang Seulgi”
 
Seulgi tertegun, suara yang menghantuinya kembali terdengar. Seulgi mati-matian berusaha menahan tangis begitu mendengar suara pria itu.
 
“Kim Taehyung? Kau Kim Taehyung?”
 
“Suaraku pasti sangat membekas di pikiranmu, hingga kau bisa tahu jika itu aku”
 
Suara Taehyung sedikit aneh dan tak jelas, Seulgi menduga jika pria itu sedang mabuk.
 
“Kau sedang mabuk?”
 
“Aniya, aku tidak pernah menyentuh minuman keras” jawab Taehyung seperti merancau, dan Seulgi tak yakin jika Taehyung tidak mabuk.
 
“Lalu mengapa suaramu begitu? Dan bagaimana bisa kau mendapatkan nomorku?”
 
Suara Seulgi terdengar khawatir meskipun ia sedang marah. Taehyung tertawa mendengarnya dan tentu saja tawa aneh itu didengar oleh Seulgi.
 
“Aku Kim Taehyung tentu mudah mendapat nomormu. Dan saat ini aku sedang bermimpi, jika ini bukan mimpi mana mungkin aku berani menelponmu sedangkan aku sudah melepaskanmu” jawab Taehyung dengan suara seraknya.
 
Seulgi terdiam, ia yakin jika Taehyung sedang mengigau. Suaranya seperti orang sakit dan juga sesekali suara batuk itu terdengar di telinga Seulgi.
 
“Taehyung-ssi jika tidak ada yang penting akan kututup” ucap Seulgi tegas.
 
Taehyung tertawa miris, ia bersuara lebih keras seolah memprotes sikap Seulgi padanya.
 
“Lihat itu, kau memang selalu menyebalkan sejak dulu. Aku muak mendengarmu memanggilku Taehyung-ssi, aku yakin kau memanggil di brengsek Oh Sehun dengan sebutan Oppa, chagi atau semacamnya”
 
“Bodoh beraninya menyebut tunanganku brengsek, aku akan menghajarmu jika bertemu” ucap Seulgi sedikit kesal, namun ia yakin Taehyung tidak akan ambil pusing dengan makiannya.
 
“Wah, apa kau sedang membuat janji untuk bertemu denganku?” balas Taehyung dengan terkekeh.
 
Seulgi naik pitam, ia ingin mengumpat namun sadar bahwa percuma mengatai Taehyung yang bahkan tidak sadar dengan ucapannya sendiri.
 
“Dasar gila, kau sudah tidak waras”
 
“Ani, aku gila karenamu Seulgi-ya”
 
Suara Taehyung makin tak jelas, bahkan terdengar terbatuk-batuk beberapa kali membuat Seulgi cemas.
 
“Kau sedang sakit?” tanya Seulgi memastikan.
 
Taehyung mengerang, mengapa menanyakan hal seperti itu? Mengapa suara Seulgi terasa sangat nyata meskipun dalam mimpi.
 
“Aniya, sudah kubilang ini sedang di alam mimpi, jadi aku hanya melakukan hal yang tidak bisa kulakukan di dunia nyata” jawab Taehyung dengan nafas tersengal menahan batuk.
 
Seulgi semakin khawatir, ia tak mau Taehyung meneruskan sambungan telepon ini.
 
“Taehyung-ssi, sudah cukup hentikan”
 
“Lagi-lagi panggilan itu, panggil aku Oppa atau semacamnya” Taehyung lagi-lagi memprotes.
 
Seulgi menghele nafas berusaha meredam emosinya.
 
“Kau gila? Aku lebih tua satu tahun darimu jika kau lupa”
 
Memang benar Seulgi lebih tua dari Taehyung, karena ia memang pernah terlambat masuk SMA satu tahun untuk mengumpulkan uang ketika lulus SMP.
 
“Benarkah? Kupanggil Noona apa kau mau?”
 
“Dasar sinting”
 
“Apa anehnya? Banyak yang berpacaran dengan yeoja lebih tua dan mereka tetap mesra”
 
Taehyung tak mau kalah, ia berusaha menggoda Seulgi meskipun ia sendiri tak sadar dengan ucapannya.
 
“Sialan kau” umpat Seulgi dan lagi-lagi Taehyung terkekeh seolah makian Seulgi adalah hal terindah yang didengarnya.
 
“Kau yeoja pertama yang memaki ku, kau yeoja pertama yang suka mencari masalah denganku. Dan anehnya kau malah menjadi cinta pertamaku, aku tak mengerti banyak yeoja sepertimu dan bahkan banyak yang lebih baik tapi kenapa harus kau yang mendapatkan hatiku? Kenapa hatiku ini sulit sekali lepas darimu?”
 
Curahan hati Taehyung terdengar memilukan di telinga Seulgi. Apa memang sebesar itu perasaan Taehyung untuknya? Seulgi menahan tangisnya karena dadanya tiba-tiba sesak dan terasa sangat sakit. Bagaimana bisa dia membuat Taehyung begitu menderita?.
 
“Taehyung-ah...”
 
Taehyung terkejut dengan panggilan Seulgi untuknya, ia tertawa miris dan Seulgi yang mendengarnya hanya bisa menahan tangis.
 
“Ternyata mimpi ini lebih indah dari yang kubayangkan” ucap Taehyung getir.
 
Seulgi meneteskan air matanya tak kuat mendengar suara Taehyung yang terdengar tersiksa.
 
“Kau sedang bermimpi bukan? Aku tak akan memaki atau bersikap judes padamu. Aku akan mengatakan kalau aku tidak pernah membencimu, semua yang ku katakan itu tidak benar. Aku sangat menyayangimu”
 
Seulgi tak peduli lagi, Taehyung sedang mengigau jadi tak mungkin ia akan mengingat ucapannya barusan. Lebih baik ia mengakui semua perasaannya dan membuat ‘mimpi’ Taehyung menjadi semakin indah.
 
“Sudah kuduga, jika di dunia nyata kau mengabaikanku. Di mimpi ini kau tidak melakukannya, kau tahu aku bahkan sedang melihatmu tersenyum dan kau masih memakai seragam SMA. Kau benar-benar gadis yang sangat cantik”
 
Bayangan Seulgi tepat didepan mata Taehyung, wajah polos anak SMA yang selalu membuat Taehyung jatuh cinta.
 
“Bisakah saat kau terbangun nanti, kau melupakan aku?” tanya Seulgi lirih.
 
Taehyung terdiam, ia menatap phonselnya lalu kembali bicara menjawab pertanyaan Seulgi.
 
"Aku yakin kau tidak ingin aku melakukannya” jawab Taehyung datar.
 
“Kau benar, aku yang menolakmu namun aku juga tak mau kau melupakan aku. Yeoja macam apa aku ini?”
 
“Kau yeoja yang jahat...Seulgi-ya”
 
Seulgi tak kuat lagi, ia langsung menutup telponnya dan membenamkan wajahnya di bantal. Menangis keras tanpa suara.
 
Sedangkan Taehyung ia menatap phonselnya dengan wajah datar, pandangannya seolah menyiratkan bahwa ia sedang memikirkan sesuatu.
 
“Wah actingmu bagus sekali” Park Jimin menatap Taehyung dengan pandangan sedikit meledek. Taehyung diam tak menanggapi.
 
“Aku hanya ingin memastikan apa dia benar-benar sudah melupakanku”
 
“Oppa kau sudah mendapat jawabannya?” tanya Jennie yang sedang duduk disebelah Jimin.
 
“Ne, dan aku punya rencana”
 
Jimin dan Jennie berpandangan berusaha menebak rencana apa yang sedang disusun oleh Taehyung, pria ini memang sulit untuk ditebak.
 
***

Hmm jika kalian jadi Seulgi kalian akan bagaimana?

Jangan khawatir, author suka yg happy ending.

Vote dan comment author tunggu

My Love is You (VSeul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang