Seulgi terbangun saat cahaya lampu dirasa menyilaukan pandangannya. Ia memegang kepalanya yang terasa sedikit nyeri, matanya memandang sekelilingnya dan ia terkejut saat merasakan asing pada tempatnya berada saat ini.
“Kau sudah bangun?”
Suara yang familiar di telinga Seulgi membuatnya menoleh, dan benarlah bahwa Kim Taehyung sedang berada di bibir pintu sambil memandangnya dengan wajah penuh senyum.
Seulgi mengingat bagaimana ia pingsan, dan sekarang ia terbangun di tempat asing dengan Kim Taehyung didepannya.
“Dimana ini? Bagaimana bisa aku berada disini?”
Taehyung menghela nafas, ia berjalan mendekati Seulgi lalu duduk di ranjang yang ditempati oleh Seulgi, ia memandang Seulgi dalam.
“Aku tak punya pilihan lain Seulgi-ya, hanya ini satu-satunya cara agar kau mau bicara denganku” jawab Taehyung tanpa rasa bersalah.
“Apa maksudmu?, jadi kau sudah merencanakan penculikan ini?” bentak Seulgi menahan kesal yang luar biasa. Taehyung acuh tak acuh menanggapi emosi Seulgi, seakan apa yang ia lakukan bukanlah hal yang besar.
“Kenapa kau menganggap ini penculikan? Aku hanya menambah obat tidur di minumanmu, lalu kau tiba-tiba tertidur dan aku membawaku kesini, ke Villa pribadiku”
Memang Taehyung sudah merencanakan semuanya, ia bekerja sama dengan Supir Yeo untuk memuluskan rencananya. Dan pada akhirnya semua rencananya berhasil.
Mendengar hal itu Seulgi murka, ia langsung bangkit dan mengayunkan tangannya untuk menghajar Taehyung, namun diluar dugaan Taehyung berhasil menghindarinya.
“Sial” Desis Seulgi kesal, Taehyung hanya memandangnya dengan senyuman kecil yang terlihat menyebalkan di mata Seulgi. ia menarik kerah baju Taehyung dan bersiap untuk melakukan tendangan taekwondonya, namun dengan sigap Taehyung membalikkan badan Seulgi dan mengunci tangannya kebelakang, membuatnya tak bisa melakukan apapun lagi.
“Sialan kau, sejak kapan kau bisa bela diri huh?” ucap Seulgi kesal.
Taehyung mengeluarkan smirknya, dan berbisik di belakang Seulgi.
“Aku belajar Seulgi-ya, aku tak mau menjadi lebih lemah dari yeoja yang kusukai”
Seulgi hanya terdiam mendengarnya, ia merasa sedikit tertegun namun ia masih tak habis pikir mengapa Taehyung bersikap nekat seperti ini. Bagaimana jika ada orang yang memergoki mereka, tentu nama baik Taehyung akan tercoreng.
“Lepaskan aku” bentak Seulgi. Taehyung hanya menghela nafas, lalu melepaskannya, membuat Seulgi bingung karena Taehyung melepaskannya dengan begitu mudah.
“Apa ada yang sakit?” tanya Taehyung khawatir.
Seulgi membuang mukanya karena hatinya sedikit tersentuh, bisa-bisanya Taehyung mengkhawatirkannya bahkan setelah Seulgi hendak menghajar pria itu.
“Jangan perlakukan aku seperti wanita lemah, kau tahu aku bukan wanita seperti itu”
Taehyung hanya menghela nafas karena Seulgi tetap keras kepala, memang sulit sekali untuk menaklukkan yeoja seperti Seulgi.
“Aku tidak pernah berpikir kau lemah Seulgi-ya,”
“Aku tak peduli, aku harus segera pulang karena Sekretaris Shin pasti sangat khawatir”
Taehyung tersenyum kecil melihat Seulgi yang sangat panik. Rasanya lucu melihat ekspresi Seulgi diluar marah dan emosi.
“Aku mengatakan padanya kalau kau menginap di tempatku, dan dia mengerti jika kita masih muda” jawab Taehyung santai.
Seulgi semakin panik mendengarnya. Bagaimana jika Sekretaris Shin berpikir yang bukan-bukan sedangkan ia tahu kalau Seulgi adalah tunangan dari Sehun.
“Kau sinting!”
“Aniya, aku merasa melakukan hal yang benar, lagipula Sekretaris Shin tidak akan mencampuri urusan pribadi bosnya”
Seulgi memandang Taehyung geram, ia berniat ingin menghajar Taehyung kalau saja ia tidak ingat jika menghajar pria kepala batu seperti Taehyung sama sekali tidak ada gunanya.
“Terserah! Tapi aku mau pulang, jadi kau menyingkirlah” ucap Seulgi penuh penekanan jika ia sedang sangat marah.
“Kau yakin ingin pulang? Kita tidak berada di Seoul, tapi di Cheonan. Perlu berjam-jam untuk tiba di Seoul. Dan sekarang sudah tengah malam, kau mau pulang dengan apa?”
Seulgi tertegun dan ia mencoba mencari phonselnya namun tidak ketemu.
“Ah Phonselmu tertinggal di Hotel Central, aku tidak membawanya kesini”
“Keparat kau!”
Taehyung menghela nafas ia mengambil sesuatu di saku celananya, lalu menunjukkannya pada Seulgi. Sebuah kunci mobil yang ia letakkan di atas nakas.
“Tapi aku punya ini. Kau bisa membawa mobilku untuk kembali ke Seoul, namun sebelum itu kita perlu bicara.”
Seulgi memandang kunci mobil Taehyung penuh pertimbangan. Jika ia mau bicara sebentar dengan Taehyung maka ia bisa pulang malam ini juga dan menghindari gosip yang bukan-bukan.
“Baiklah, tapi kau harus ingat batasanmu” ucap Seulgi memperingatkan.
Taehyung mengangguk menyetujui, meskipun ia cinta pada Seulgi namun ia masih menghargai yeoja didepannya ini. Ia tidak akan bersikap diluar batas.
“Baiklah, sebaiknya kita mulai saja perbincangan ini”
Seulgi bersikap acuh, raut wajahnya terlihat enggan walau sebenarnya ia penasaran apa yang ingin dibicarakan oleh Taehyung.
“Silakan”
Taehyung mengambil kursi lipat di sudut ruangan lalu menempatkannya di depan ranjang. Ia duduk dengan tenang disana, sedangkan Seulgi duduk gelisah di ranjang milik Taehyung.
“Seulgi-ya, ini adalah pertanyaan terakhirku. Mungkin ini adalah terakhir kalinya aku berjuang untuk mengejarmu. Apakah kau benar-benar sudah tak memiliki perasaan apapun padaku?”
Seulgi tertegun, hatinya tiba-tiba mencelos sakit saat mendengar Taehyung akan berhenti berjuang untuknya. Mengapa ia seperti ini? Bukankah semua ini memang yang ia inginkan?.
“Aku tidak punya hak untuk melarangmu Taehyung-ssi, karena semua itu memang yang kuinginkan sejak lama. Kukira saat di sungai han kau sudah mengerti kalau tidak seharusnya kau mengejar tunangan orang lain”
Taehyung menghela nafas, ia tersenyum kecut saat mengingat obrolannya dengan Seulgi di telepon, apa yeoja didepannya ini sedang berakting lagi? Benar-benar akting yang sangat bagus.
“Kau tahu? Jika aku berhenti berjuang untukmu, maka aku akan segera menikah dengan orang lain. Tawaran perjodohan yang tidak berhenti mendatangi rumah kami, Eomma yang mendesakku untuk menikahi putri sahabatnya. Aku tidak bisa terus mengabaikan semua itu jika kau sendiri tidak memberikan sinyal positif untukku Seulgi-ya”
Tanpa Taehyung duga, Seulgi menangis mendengar ucapannya. Taehyung langsung panik tak menyangka akan mendapat respon seperti ini dari Seulgi.
“Kenapa? Apa kata-kataku menyakiti hatimu? Kau ingin pulang sekarang? Aku akan mengantarmu ke Seoul”
Seulgi menggeleng, ia menatap Taehyung dengan wajah penuh air mata yang terlihat menyedihkan di mata Taehyung.
“Aniya, aku hanya tak mengerti mengapa rasanya aku tak rela kau menikah dengan yeoja lain” jawab Seulgi dengan tangan yang meremas dadanya erat, seolah-olah hatinya benar-benar sangat sakit mendengar ucapan Taehyung.
Jantung Taehyung bertalu-talu, ia seperti mendapati dirinya berada di masa muda kembali saat ia pertama kali jatuh cinta pada sosok Seulgi..
“Seulgi-ya, tolong beri aku kepastian. Maksudku, apa mungkin kau menerimaku?”
Seulgi memukul-mukul dada Taehyung yang tidak terasa sakit sama sekali bagi pemuda itu. Ia lebih penasaran dengan jawaban Seulgi.
“Bodoh, apa kau tidak sadar kalau selama ini aku sangat mencintaimu? Ku kira kau akan mengerti aku walau aku terus mengucapkan kalimat penolakan untukmu. Ternyata kau tidak mengerti, dasar Kim Taehyung bodoh” ucap Seulgi dengan kesal, Taehyung mengaga tak percaya. Ia tersenyum seperti baru melihat pelangi di malam hari. Hatinya terasa sangat gembira dan bahagia.
Ia menatap Seulgi dalam, lalu memegang tangan yeoja itu dan tersenyum padanya
“Jika aku tidak mengerti mengapa aku selalu tak menyerah untuk mengejarmu? Aku sangat mengerti jika kau masih menyukaiku, kau hanya tak mau jujur dengan hatimu”
Seulgi tersenyum mendengar pengakuan Taehyung, namun bayangan Sehun yang muncul tiba-tiba melenyapkan senyum Seulgi. Ia tak tahu harus berkata apa pada tunangannya itu.
“Tapi bagaimana dengan Sehun Oppa?, aku tidak yakin dia akan baik-baik saja mendengar hal ini”
Seulgi mulai cemas, ia khawatir Sehun akan melakukan hal berbahaya jika ia memutuskan pertunangan dengannya.
“Tenanglah, aku melakukan semua ini bukan berarti aku tidak mempersiapkan semuanya, aku akan berbicara dengan Oh Sehun dan membuatnya mengerti” ucap Taehyung mencoba menenangkan Seulgi.
“Kau tak mengerti, Sehun Oppa mengalami gangguan kecemasan sejak remaja. Setelah bertemu denganku, dia mulai bisa mengatasi gangguan itu bahkan berhasil lulus sebagai dokter. Jika ia dikecewakan oleh orang yang dia percaya lagi, maka kondisinya bisa memburuk”
Seulgi takut apa yang ia lihat saat pertama kali bertemu dengan Sehun akan terjadi lagi. Waktu itu Sehun berniat mengkahiri hidupnya dan Seulgi berhasil menggagalkannya. Jika Sehun merasa dikecewakan, bukan tidak mungkin jika ia akan melakukan hal nekat lagi.
Taehyung menggenggam tangan Seulgi menenangkan yeoja itu.
“Kita bisa melewati semuanya, kita akan meyakinkan Dokter Oh untuk menerima semuanya”
“Taehyung-ah, tidakkah kita sangat egois? Maksudku, hanya untuk kebahagiaanku sendiri, aku harus mengecewakan orang lain”
Taehyung terdiam, yeoja didepannya ini memang terlalu baik. Rela mengorbankan kebahagiaannya untuk orang lain.
“Ada kalanya kita perlu memikirkan diri sendiri, jika kita terus memikirkan orang lain dan mengabaikan kebahagiaan kita sendiri. Maka kita tidak bisa benar-benar merasa hidup”
Seulgi mengangguk membenarkan ucapan Taehyung. Suasana berubah hening, Seulgi menatap Taehyung disampingnya yang terus memandanginya dengan senyuman. Membuat Seulgi menjadi gugup tak karuan.
“Mengapa kau memandangiku seperti itu?” tanya Seulgi malu-malu. Taehyum terkekeh mendengar suara Seulgi yang malu-malu.
“Aku hanya tak mengerti mengapa kau begitu mempesona dimataku? Aku telah menaklukkan ribuan gadis, namun mengapa aku justru jatuh cinta padamu” ucap Taehyung melancarkan gombalannya pada Seulgi.
Mata Seulgi menyipit, ia tak menyangka Taehyung akan melancarkan kalimat menjijikkan itu. Ia sangat geli mendengarnya.
“Gombalanmu tak mempan padaku Taehyung-ssi” ucap Seulgi ketus.
Taehyung memandang Seulgi, wajahnya pura-pura marah dan ia sedikit merajuk karena Seulgi memanggilnya begitu lagi.
“Kau memanggilku begitu lagi, setidaknya panggil aku dengan benar” protes Taehyung tak senang dengan panggilan formal Seulgi padanya.
“Shirreo!!!” Seulgi mengabaikan Taehyung yang merajuk. Ia menutup telinganya pura-pura tak mendengar.
“Bahkan saat di telepon kau memanggilku Taehyung-ah, lalu kenapa kembali memanggilku Taehyung-ssi” Taehyung kembali protes.
Seulgi terdiam, ia membulatkan matanya karena Taehyung ternyata sadar saat berbicara dengannya di telepon.
“Jadi saat itu kau sadar?”
“Aku kelepasan bicara” ucap Taehyung merutuki mulutnya yang tak mau diam. Ia melirik Seulgi yang memerah siap meledak. Perlahan-lahan ia bangkit untuk melarikan diri dari Seulgi.
“Kim Taehyung mau kemana kau!”
Seulgi berteriak dan mengejar Taehyung yang menghindar darinya. Ia kesal dan malu karena Taehyung ternyata mendengar semua pengakuannya. Pantas saja Taehyung sampai berbuat nekat dana menculiknya kesini.
“Mianhe chagi-ya, aku tak punya pilihan lain. Aku hanya ingin memastikan semuanya”
Seulgi melempar Taehyung dengan bantal, lemparan itu ia lakukan dengan sepenuh hati karena Taehyung langsung terjungkal. Seulgi mendekati Taehyung dan menatapnya marah.
“Kau benar-benar keterlaluan”
Taehyung hanya tersenyum bodoh dan menatap Seulgi yang berdiri diatasnya. Posisinya yang terlentang membuatnya bisa melihat wajah Seulgi dengan lebih jelas.
“Kang Seulgi, bisakah kita selalu seperti ini? Hari ini aku benar-benar merasa bahagia”
Seulgi mengangguk lalu tersenyum pada Taehyung, “Tentu saja Taehyung-ah”
Dan malam itu mereka menghabiskan waktu berdua, mengabaikan kantuk yang menyerang. Mereka menikmati malam dengan memandang bintang di gelapnya malam. Mereka bahagia dengan status baru yang mereka sandang.
***
Akhirnya ada vseul moment yg bahagia. Kejam bgt kyknya dari awal gak ada moment seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Love is You (VSeul)
Fiksi PenggemarSeikat bunga yang ditinggalkan membawa angin rindu dalam dekapan. Ini bukan hanya soal cinta, tapi juga soal hati. Dua hati yang berkelana untuk mencapai satu makna, satu rasa dan satu jiwa.