Pada akhirnya Seulgi membolos lagi, ia menenangkan diri di atap sekolah. Pikirannya masih mengingat apa yang Taehyung lakukan padanya, dan ia merasa Taehyung sedang manargetkannya untuk dipermainkan.
Seulgi menatap tangannya, tangan di kecup oleh Taehyung. Bibir pria itu terasa lembut ketika mengecup tangannya dan entah mengapa Seulgi masih bisa merasakan bibir Taehyung.
“Kenapa kau melakukan ini? Apa sebenarnya rencanamu Kim Taehyung?” ucapnya lirih.
Disaat ia sedang berusaha mati-matian agar tidak terjerat oleh Taehyung, dilain sisi justru pria itu melakukan hal yang membuatnya goyah. Entah sudah berapa lama Seulgi berada disini, ia tidak ingat pasti, yang jelas matahari mulai condong ke barat dan tandanya hari sudah mulai sore.
“Seulgi!”
Dari pintu yang menghubungkan atap dengan tanggal, Sungjae berdiri disana menyadarkan Seulgi dari lamunannya. Di tangan pemuda itu terdapat tas ransel yang Seulgi kenal cukup baik, karena tas itu memang miliknya.
“Sungjae, bagaimana kau bisa tahu aku disini?” tanyannya bingung. Atap sekolah bukanlah tempat yang sering didatangi siswa.
“Aku sudah mencarimu kemana-mana, akhirnya aku menemukanmu. Ini tasmu jangan sampai tertinggal di kelas”
“Gomawo Sungjae-ya”
Sungjae memposisikan dirinya duduk disebelah Seulgi, ia menatap temannya itu lekat, seolah sedang berusaha membaca apa yang sedang dipikirkannya.
“Kau tahu, Taehyung terlihat seperti mayat hidup saat dikelas, ia terlihat tidak berkonsentrasi. Kukira ini karena kejadian saat di kantin tadi” Sungjae mulai bercerita.
Seulgi bersikap acuh seakan tak peduli, tapi indranya tetaplah berusaha mendengarkan Sungjae baik-baik.
“Lalu apa peduliku? Dia sedang berencana untuk menjadikanku target berikutnya, karena itulah dia bersikap baik padaku akhir-akhir ini” ucap Seulgi acuh.
Sungjae menghembuskan nafas pelan, selama ini ia telah mengamati Taehyung dengan baik. Dan dari apa yang ia lihat, Taehyung tidak akan menjadikan Seulgi sebagai mainannya.
“Kukira tidak begitu, selama ini aku tak pernah melihat Taehyung mendekati yeoja. Para yeoja yang biasanya mengejar Taehyung. Untuk pertama kalinya aku melihat Taehyung bersikap seperti itu pada yeoja”
Sungjae tahu kalau Taehyung tidak sedang bermain-main dengan Seulgi, dilihat dari caranya memperlakukan Seulgi, Sungjae tahu kalau Taehyung mempunyai perasaan khusus pada gadis itu.
“Aku tidak bisa dibodohi begitu saja, Taehyung itu playboy kelas kakap. Dia pasti sedang merencanakan sesuatu”
Seulgi tidak bodoh, ia tak mau lari ke pelukan Taehyung kemudian di lempar begitu saja seperti mantan-mantan Taehyung lainnya.
“Jika Taehyung ternyata tulus padamu, tapi kau tak mempercayainya, bukankah kau akan kehilangan cintamu?”
Seulgi tersenyum miris, dalam hatinya ia tak mengenal cinta, yang da hanyalah kebencian dan ambisi untuk membalas dendam pada ayahnya, pada orang yang telah membuat hidupnya jadi seperti ini.
“Aku terbiasa hidup tanpa cinta, jadi aku akan baik-baik saja” jika jatuh cinta hanya membuat lara, jika cinta membuat orang jadi lemah, maka ia tak mau merasakan cinta. Ia akan berusaha membunuh perasaannya pada Taehyung bagaimanapun caranya.
Sungjae menatap Seulgi lekat, ia mengerti bagaimana derita yang dialami oleh sahabatnya ini. Melihat Seulgi yang rapuh dan terluka, membuat Sungjae selalu ingin merengkuhnya, selalu ingin bersamanya. Dan yang diperlukan oleh Sungjae adalah keberanian untuk mengatakannya.
“Minggu depan ada festival kembang api, apa kau mau melihatnya bersamaku?” tanya Sungjae penuh harap.
“Sooyoung dan Taehyung sudah putus, lalu kenapa kau tidak mengajak Sooyoung saja?”
“Selama ini kukira aku salah mengartikan perasaan ini. Saat perasaan itu semakin jelas, aku jadi yakin kalau itu bukanlah cinta. Aku menyukai Sooyoung yang cantik dan selalu tersenyum hangat. Tapi hatiku bereaksi pada orang lain, pada yeoja yang hanya tahu marah dan memukul orang yang dianggapnya salah. Dan aku ingin bersamanya dalam suka ataupun duka”
Seulgi diam, tentu saja ia tidak bodoh untuk mengetahui siapa yeoja yang dimaksud Sungjae, tiba-tiba hatinya jadi bimbang tak tahu harus bagaimana.
“Sungjae-ya”
“Kenapa? Kau tak mau pergi bersamaku?”
Festival kembang api identik dengan suasana romantis dimana dua orang yang dimabuk asmara menghabiskan waktu bersama-sama, tempat itu adalah tempat favorit untuk pasangan. Dan tentu saja ia mengerti mengapa Sungjae mengajaknya kesana.
“Aku akan pergi bersamamu” jawab Seulgi tanpa ragu.
Sungjae sedikit terkejut, apakah mungkin ini awal yang baik. Apakah ia mempunyai kesempatan?.
“Kau yakin? Aku tidak memaksa” tanya Sungjae sekali lagi.
“Aku yakin, aku belum pernah pergi kesana, jadi aku akan pergi bersamamu.”
Selama ini Sungjae selalu baik padanya, selalu ada di kala suka maupun duka. Ia tak mau melihat Sungjae terluka. Meskipun Seulgi tak tahu apakah keputusannya ini benar atau tidak.
“Baiklah minggu depan aku akan menjemputmu” ucap Sungjae antusias, menunggu minggu depan rasanya ia tidak akan sabar.
“Tidak usah, kita bertemu di tempat Festival”
“Tentu saja”
Mereka saling melempar senyum bersamaan dengan jingga di langit barat muncul dengan indahnya. Metahari tenggelam di ufuk barat meninggalkan dua insan manusia yang sedang duduk berdua dengan senyum merekah tanpa bisa ditahan.
***
Setelah empat hari absen, Sooyoung akhirnya datang kesekolah. Tentu saja kedatangannya tak luput dari bisikan serta cibiran dari siswa dan siswi Sky High yang mengetahui pesoalan putusnya hubungan Sooyoung dengan Taehyung. Namun Sooyoung memilih mengabaikannya, ia hanya ingin belajar dengan tenang.
Kedatangan Sooyoung akhirnya sampai ke telinga Seulgi, setelah empat hari dilanda kecemasan akan kondisi sahabatnya itu, ia merasa lega karena Sooyoung akhirnya bersekolah lagi. Tanpa pikir panjang ia segera bergegas menuju kelas Sooyoung.
“Sooyoung-ah” Seulgi berteriak dengan keras. Seluruh siswa di kelas itu memandangnya termasuk juga Sooyoung.
“Kang Seulgi, apa yang kau lakukan disini?”
Sooyoung benar-benar muak melihat Seulgi, rasa bencinya semakin bertambah mengingat Seulgi adalah penyebab dari putusnya hubungannya dengan Taehyung.
“Tentu saja aku datang karena mencemaskanmu, aku senang akhirnya kau masuk sekolah juga” jawab Seulgi sambil tersenyum hangat.
“Sudahlah sebaiknya kau pergi dari sini, aku tak mau melihat wajahmu”
Seulgi menyernyit heran, mengapa Sooyoung jadi berbeda? Apa karena dia masih sakit hati pada Taehyung
“Kau ini kenapa? Kau masih sedih gara-gara pecundang itu? Bukankah dulu aku sudah bilang untuk membuang perasaanmu padanya?”
Sooyoung tersenyum sinis, apa Seulgi kira ia tak tahu kalau selama ini Seulgi menyukai Taehyung?. Sooyoung bisa mengetahuinya dari cara Seulgi memandang Taehyung. Namun dulu ia diam saja karena tak menganggap Seulgi sebagai ancaman, mengingat gadis itu tak punya kelebihan yang bisa membuat Taehyung menyukainya juga.
“Dasar munafik”
“Mwo? Park Sooyoung!” hati Seulgi mencelos sakit, sahabat yang disayanginya menyebutnya munafik?
“Kau pikir selama ini aku tidak tahu? Kau mengatakan kalau kau membenci Taehyung didepanku, namun dibelakngku kau diam-diam menyukainya bukan? Enyahlah aku sangat jijik padamu. Dan perlu kau tahu selama ini aku tidak pernah menganggapmu sebagai sahabatku, kau adalah orang bodoh yang menganggapku sebagai sahabatmu. Aku hanya memanfaatkanmu untuk menyingkirkan yeoja-yeoja yang menindasku, dan kurasa aku tidak membutuhkanmu lagi”
Tidak! Jangan lagi, jangan kata-kata itu lagi. Seulgi meremas dadanya erat, tiba-tiba ia teringat akan setiap kata kebencian yang diucapkan ayahnya, ia merasa telah dibuang untuk kedua kalinya. Dan rasanya sangatlah menyakitkan.
“Kenapa kau jadi seperti ini?”
“Kang Seulgi, jika kau memang menyukai Taehyung katakan saja sejak awal, kenapa harus berpura-pura membantuku padahal dibelakangku kau mencoba menggoda Taehyung”
Bagaimana mungkin Sooyoung tahu kalau selama ini ia menyukai Taehyung, ia selalu menyembunyikan perasaannya, menekan rasa itu agar tidak semakin besar. Ia tak mau jatuh cinta pada Taehyung, pada seorang Playboy yang disukai oleh sahabatnya.
“Park Sooyoung, apa kau sadar dengan apa yang kau ucapkan?”
“Ne aku sangat sadar, jadi pergilah dari sini sekarang juga”
Seulgi sakit hati, ia memandang Sooyoung dengan mata yang menyorotkan luka. Pada akhirnya ia berjalan menuju pintu kelas itu dan ketika ia sampai di bibir pintu, ia berbalik memandang Sooyoung.
“Sooyoung-ah, mungkin memang hanya aku yang menganggapmu sebagai sahabat dan kau tidak menganggapku begitu. Tapi aku sangat menyayangimu, aku menganggapmu lebih dari seorang sahabat, seperti sudara. Saat ini kau sedang dilanda perasaan marah dan kecewa, saat amarahmu reda kumohon ingatlah kenangan saat kita bersama, dan kumohon jadilah sahabatku kembali”
Seluruh siswa tertegun mendengar apa yang Seulgi katakan termasuk Sooyoung. Mereka tak menyangka yeoja yang dianggap kasar dan suka marah-marah memiliki hati sebaik itu.
Dan saat bayangan Seulgi menghilang dari kelas itu, Sooyoung menangis sejadi-jadinya. Ia merasa jijik pada dirinya sendiri, ia merasa menjadi gadis yang sangat jahat. Amarah membuatnya lupa diri, membuatnya lupa siapa yang selalu ada bersamanya saat suka ataupun duka.
***
Jung Sooyeon memandang putranya yang sudah beberapa hari ini selalu mengurung diri didalam kamar. Taehyung tak pernah bersikap seperti ini sebelumnya, dan Sooyeon kira Taehyung sedang mengalami patah hari. Dilihat dari ekspresi Taehyung yang tak bersemangat dan sensitif ketika orang-orang membahas tentang kekasihnya. Ia berjalan menghampiri Taehyung berharap bisa membantu putranya menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi.
“Taehyung-ah, ada apa denganmu? Kenapa selalu mengurung diri didalam kamar?”
Sooyeon mengelus rambut putranya sayang, meletakkan kepala Taehyung di pangkuannya.
“Aku hanya sedang tidak enak badan Eomma” jawab Taehyung pelan, tak mau membuat ibunya khawatir
“Apa kita perlu pergi ke dokter?”
“Tidak usah, aku hanya butuh istirahat saja”
Sooyeon merasa Taehyung memang sedang mengalami masalah soal wanita. Selama ini putranya tidak pernah patah hati, karena memang para wanita yang akan datang padanya dan Taehyung tidak pernah mengejar wanita.
“Nak, sepertinya bukan itu masalahmu, maksud eomma apa kau sedang mempunyai masalah tentang wanita? Orang-orang yang putus cinta biasanya akan terlihat seperti dirimu sekarang ini”
Taehyung gelagapan merasa bahwa tidak bisa menyembunyikan apapun dari Sooyeon, termasuk kehidupan cintanya.
“Aku tidak sedang putus cinta” jawab Taehyung cepat,
“Apa ada yeoja yang menolak cintamu?” tanya Sooyeon hati-hati, ia takut Taehyung merasa malu karena ketahuan ditolak oleh seorang yeoja.
“Aku bahkan belum mengutarakan perasaan cintaku, aku hanya mencium tangannya dan dia langsung lari ketakutan. Setiap kali aku mengingat kejadian itu, rasanya aku ingin tenggelam saja”
Diluar dugaan Taehyung menceritakan masalahnya pada Sooyeon, sampai sekarang ia tak berani mendekati Seulgi, ia takut Seulgi marah dan membencinya.
“Yeoja biasanya selalu mengatakan hal yang bertentangan dengan isi hatinya. Mereka senang bermain tarik ulur, jika mereka bilang tidak suka, itu tandanya mereka ingin pria membujuk mereka dengan kata-kata yang manis. Perlu kau ingat ini nak, yeoja ingin melihat bagaimana perjuangan namja untuk mendapatkan hatinya” ucap Sooyeon memberi nasehat.
Mendengar perkataan ibunya, Taehyung jadi bersemangat. Ia senang jika memang Seulgi sedang bermain tarik ulur karena itu tandanya Seulgi mempunyai rasa yang sama dengannya.
“Eomma juga seperti itu?” tanya Taehyung antusias
“Eomma memang seperti itu”
Suara serak khas pria dewasa memenuhi kamar Taehyung bersamaan dengan kehadiran pria paruh baya yang masih terlihat tampan di usianya yang sudah menginjak empatpuluh tahunan.
“Yeobo”
“Appa”
Taehyung dan Sooyeon berseru serempak, lebih tepatnya Sooyeon berusaha menghentikan suaminya membongkar aibnya lebih banyak.
“Dulu bahkan eomma membuat Appa menunggu semalaman di luar rumah nenekmu karena ibumu ini menganggap Appa sudah selingkuh dengan teman sekelas Appa. Padahal waktu itu sedang hujan deras, tapi melihat Appa yang tak berdaya, eommamu langsung mendatangi Appa dan memeluk Appa erat, berharap Appa tidak menyiksa diri lagi”
Kim Joongwon mengingat kenangan masa mudanya bersama Sooyeon. Tentu saja Sooyeon sudah memerah menahan malu dan kesal karena suaminya mengatakan aib masa lalu mereka didepan Taehyung.
“Benarkah itu eomma?”
“Yak, Kim Joongwon kenapa kau menceritakan bagian itu?” Sooyeon mencak-mencak kesal. Joongwon tertawa melihat ekspresi Sooyeon yang sangat lucu dimatanya.
“Aku hanya ingin putra kita mengetahui masa lalu yang indah itu” jawab Joongwon tak merasa bersalah sama sekali.
“Tapi kau membuatku terlihat seperti yeoja yang jahat” Sooyeon bangkit dari duduknya dan menatap Joongwon kesal
“Ani, kau tidak jahat, kau hanya sangat mencintaiku”
Joongwon memeluk pinggang Sooyeon membawanya semakin merapat, mereka terlihat seperti sedang berpelukan.
“Karena kau sudah membuatku kesal, selama sebulan ini, jangan pernah mendekatiku” ucap Sooyeon untuk menutupi pipinya yang memerah malu.
Sooyeon langsung bergegas meninggalkan kamar Taehyung untuk menghindari Joongwon yang tiba-tiba merajuk tak suka.
“Kau bercanda kan sayang”
“Aku serius”
“Sooyeon-ah jangan lakukan itu”
Bersamaan dengan keluarnya Sooyeon dan Joongwon dari kamar Taehyung, pemuda itu hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah kedua orang tuanya yang tidak mengingat usia mereka
“Mereka seperti anak kecil saja, jika Yeonhee noona dan Jennie tahu soal hal ini, pasti mereka akan sangat malu”
***
![](https://img.wattpad.com/cover/211426118-288-k504128.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love is You (VSeul)
FanficSeikat bunga yang ditinggalkan membawa angin rindu dalam dekapan. Ini bukan hanya soal cinta, tapi juga soal hati. Dua hati yang berkelana untuk mencapai satu makna, satu rasa dan satu jiwa.