Langkah kaki Seulgi menapaki satu persatu anak tangga yang menhubungkan halaman dengan teras cafe kopi terkenal YSJ Coffea, Seulgi ragu ketika hendak kembali melangkah tak kala sosok yang begitu ia rindukan sedang sibuk meracik kopi dengan cekatan.
“Daniel-ah” gumamnya sendu.
Sosok itu sudah berbeda jauh dengan yang ada di ingatan Seulgi. Anak kecil manis itu kini telah menjadi pemuda yang rupawan. Seulgi bersyukur bisa melihat adiknya kembali setelah bertahun-tahun lamanya.
“Chogi-yo, ada yang bisa saya bantu”
Suara pria terdengar di belakang Seulgi, mungkin pria itu merasa aneh karena Seulgi hanya berdiri di depan cafe tanpa niat untuk masuk ke dalam.
“Tidak, saya hanya ingin memesan kopi”
Seulgi berbalik dan membungkuk pada orang dibelakangnya. Namun saat ia mendongakkan wajahnya ia terkejut setengah mati.
“Sungjae-ya”
“Kang Seulgi?”
Baik Sungjae maupun Seulgi tak percaya dengan pertemuan pertama mereka ini setelah bertahun-tahun terutama Sungjae yang merasa bahwa Seulgi benar-benar telah berbeda jauh.
“Kau mau memesan kopi? Jangan khawatir cafe ini milikku jadi aku tidak akan memintamu membayar,” canda Sungjae.
Seulgi tersenyum kecil lalu mengangguk namun sedetik kemudian wajahnya berubah serius.
“Sungjae-ya sebetulnya aku ingin meminta tolong padamu” ucap Seulgi dengan hati-hati
“Benarkah? Apa yang bisa kubantu?” tanya Sungjae bingung, sepertinya memang ada hal penting yang dibutuhkan oleh Seulgi.
“Pemuda itu, karyawanmu bisakah kau pertemukan aku dengannya”
Sungjae tambah bingung, mengapa juga Seulgi tertarik dengan karyawannya. Apa mereka saling kenal?.
“Kau mengenal Kang Daniel? Ah tunggu dulu apa ini sebuah kebetulan jika marga kalian sama?”
Semuanya masuk akal sekarang, sepertinya memang Seulgi dan Daniel punya hubungan yang tak ia ketahui.
“Dia adalah adikku” jawab Seulgi dengan pandangan tak lekat dari arah dalam cafe. Ia masih memperhatikan Kang Daniel.
“Mwo? Adikmu? Tapi saat Taehyung membawanya kesini dia tidak mengatakan kalau Daniel adalah adikmu”
Taehyung sialan, umpat Sungjae dalam hati. Jika ia tahu kalau Daniela adalah adik Seulgi, ia akan memperlakukan Daniel lebih baik dan juga memberinya jabatan yang lebih tinggi.
“Jadi benar Taehyung yang membawanya padamu?” tanya Seulgi untuk memastikan. Namun yang menjadi pertanyaannya bagaimana Taehyung bisa bertemu dengan Daniel.
“Ne dua tahun lalu, Taehyung meminta tolong padaku untuk menjadikannya sebagai karyawan paruh waktu disini. Pemuda itu sangat baik dalam bekerja dan aku menyukainya”
Dua tahun lalu Taehyung mendatangi Sungjae dan mengenalkan Daniel padanya. Awalnya Sungjae heran mengapa Taehyung meminta tolong padanya untuk mempekerjakan anak muda yang terlihat seperti anak orang kaya. Taehyung mengakatan bahwa pemuda itu adalah kerabatnya dan dia sedang ingin hidup mandiri tanpa bayangan orang tuanya.
“Begitukah? Terima kasih karena kau mau menerimanya” Seulgi membungkuk berterima kasih membuat Sungjae merasa kikuk dan tak nyaman.
“Kalau begitu aku akan memintanya untuk menemuimu” ucap Sungjae mengalihkan pembicaraan.
“Ne terima kasih Sungjae-ya”
Sungjae memasuki cafe dan langsung menghampiri Daniel. Dari luar Seulgi bisa melihat mereka berbincang dan Daniel yang kebingungan. Namun setelah itu Daniel keluar dari tempatnya dan berjalan keluar mengikuti Sungjae.
“Seulgi-ya, aku sudah membawanya”
Seulgi tersenyum pada Sungjae dan berterimakasih, pandangannya kini tertuju pada Daniel yang masih kebingungan. Daniel balas menatapnya lekat, dahi pemuda itu berkerut seperti mencoba mengenali sosok didepannya ini.
“Noona? Apa kau Seulgi Noona?”
Seulgi tersenyum cerah karena Daniel masih mengingatnya, susah payah ia menahan air matanya namun akhirnya jatuh juga. Ia langsung memeluk Daniel menyalurkan perasaan rindu yang membuncah.
“Adikku.. Mianhae Noona baru menemuimu sekarang”
Daniel memandang Seulgi, air matanya juga turun tak menyangka bisa bertemu dengan kakak yang sangat ia rindukan.
“Noona, aku tidak pernah marah padamu. Aku juga sangat merindukanmu. Setiap hari aku merasa rumah terasa berbeda tanpa dirimu.”
“Sebaiknya kalian berbincang di dalam” Sungjae menyela saat dirasa mereka berdua telah menjadi tontonan publik.
“Gomawo Sungjae-ya”
Mereka berdua berbincang di ruang pribadi milik Sungjae. Daniel terus memegang tangan Seulgi tak mau melepaskannya. Ia benar-benar sangat merindukan kakaknya.
“Daniel-ah, mulai sekarang kau akan tinggal dengan noona, aku akan merawatmu, kau mau kan?”
Seulgi memulai pembicaraan, sedangkan Daniel terdiam mendengar tawaran kakaknya. Apa ia tidak menjadi beban untuk Seulgi?.
“Apa aku tidak merepotkan? Aku merasa tidak enak” ucap Daniel sungkan. Tinggal bersama kakak yang tidak ditemuinya selama belasan tahun memang harapan Daniel, namun tidak dengan cara ia menumpang pada Seulgi.
“Aku ingin kau tinggal bersamaku, terlebih saat aku tahu kalau kau melarikan diri dari rumah. Aku jadi teringat dengan masa laluku” kenang Seulgi.
Hidup sebatang kara dan harus bekerja keras untuk bertahan hidup pernah Seulgi rasakan. Namun ia tak mau Daniel merasakan hal yang sama.
“Noona, aku tidak tahan lagi dengan semua kelakuan eomma, aku ingin menjadi dokter tapi eomma selalu melakukan berbagai cara untuk menghalangiku. Abeoji selalu diam saja tak mau membantuku” ucap Daniel sambil meneteskan air matanya.
Seulgi menatap adiknya dengan iba, ia sadar bahwa derita Daniel bukanlah masalah sepele karena pemuda ini harus menjalani tekanan mental oleh ibu kandungnya sendiri.
“Daniel-ah, kau tahu bukan jika saat ini Abeoji sedang sakit?” Seulgi tiba-tiba teringat akan ayahnya.
“Ne arra, tapi aku tidak mungkin datang ke rumah sakit. Orang-orang suruhan eomma bisa saja menemukanku” ucap Daniel sedikit takut
Seulgi menggenggam tangan adiknya berusaha menguatkan.
“Jangan khawatir aku akan melindungimu, kita ke rumah sakit bersama. Akan kupastikan mereka tak berani macam-macam”
Daniel tersenyum mendengar ucapan kakaknya, ia merasa sedikit tenang. Setidaknya sekarang ia memiliki seseorang yang akan menjadi sandaran baginya.
“Noona aku sangat bangga dengan pencapaianmu, kau sangat luar biasa. Mendirikan perusahaan sebesar K.Seul Company tidaklah mudah, Abeoji juga bangga padamu”
Mendengar cerita Daniel, Seulgi merasa seperti disiram air es ia terkejut sekali. “Abeoji bangga padaku?”
“Ne setiap hari Abeoji selalu membaca artikel soal noona dan aku selalu melihat diam-diam Abeoji tersenyum” jawab Daniel seraya mengingat hal-hal kecil yang Kang Minhyuk lakukan untuk mengurangi perasaan rindunya pada Seulgi.
Seulgi tersenyum miris, seakan cerita Daniel hanya ada dalam mimpi pemuda itu.
“Aku tidak mengerti Abeoji sudah membuangku, namun ia bersikap berbeda dibelakangku”
“Apa noona tahu, saat noona meninggalkan rumah Abeoji selalu diam dan tidak bersemangat. Abeoji selalu berdiri memandangi kamar noona sambil merenung”
Seulgi makin terkejut dengan fakta yang ia dapatkan, ia tiba-tiba teringat akan kebaikan yang selama ini dilakukan oleh Im Yoona. Apa mungkin semua itu ada hubungannya dengan Kang Minhyuk?.
“Mengapa Abeoji bersikap membingungkan seperti itu?” ucap Seulgi sambil memegang kepalanya yang terasa sakit.
Daniel menghela nafas, ia menatap kakaknya berusaha memberi pengertian.
“Noona harus tahu tidak ada satu ayahpun yang bahagia melihat anaknya menderita. Termasuk Abeoji, aku yakin jauh didalam lubuk hatinya, Abeoji sangat menyayangi noona”
“Kau benar, kurasa aku harus menanyakan sendiri pada abeoji apakah ia masih menganggapku sebagai putrinya”
Seulgi sudah membuat keputusan, ia akan mulai perlahan memaafkan kesalahan yang dibuat oleh ayahnya dan memulai hidup baru tanpa dendam.
“Ngomong-ngomong bagaimana kau bisa mengenal Kim Taehyung?”
Pertanyaan yang selama ini membuat Seulgi penasaran, akhirnya ia tanyakan pada Daniel.
“Aku juga tak tahu noona, dua tahun lalu saat aku berkeliaran di jalanan, Hyungnim tiba-tiba keluar dari mobil mewahnya dan menghampiriku. Dia berjanji akan membantu kesulitanku, maka dari itu aku sangat berterimakasih padanya” jawab daniel mengingat pertemuan pertamanya dengan Daniel.
Seulgi terdiam, dari cara Daniel memanggil Taehyung, ia sadar sekali kalau Daniel sangat menghormati Taehyung.
“Begitukah? Aneh sekali mengapa kebetulan dia bertemu denganmu” gumam Seulgi masih curiga dengan Taehyung.
Namun ia mengingat kata-kata Taehyung di sungai han, bahwa pertemuannya bukanlah sebuah kebetulan. Mungkinkah Taehyung memang diam-diam mengawasi keluarganya?.
“Jangan curiga pada Taehyung Hyungnim, selama ini dia sangat baik padaku. Aku berhutang banyak padanya, dan saat aku tahu kalau dia adalah teman sekolah noona aku semakin dekat dengannya. Aku menceritakan semua tentang noona pada Hyungnim, dan dia nampaknya memperhatikan ceritaku dengan baik”
Mendengar cerita Daniel, Seulgi makin yakin jika Taehyung sudah mengetahui soal latar belakang keluarganya. Bagaimana ini? Bagaimana caranya menghadapi Taehyung saat bertemu nanti? Mana mungkin ia berani memaki orang yang sudah menolong adiknya. Kepala Seulgi rasanya mau pecah.
***
Sooyeon memandang putranya yang sedang menyibukkan diri dengan pekerjaan. Ada perasaan tak tega setelah mengetahui semua rahasia cinta Taehyung dengan gadis itu, gadis yang bahkan tak mau Sooyeon ingat namanya karena ia terlalu marah pada gadis itu. Bagaimana mungkin dia membuat putranya mengalami patah hati seperti itu? Taehyung bisa mendapatkan gadis manapun yang ia mau, mengapa gadis itu begitu sombong hingga berani menolak putra kesayangannya seperti ini.
“Taehyung-ah” ucap Sooyeon sedikit keras.
Taehyung yang sedang sibuk dengan berkas-berkas yang ia kerjakan di rumah, mengalihkan perhatiannya pada Sooyeon.
“Ne, Eomma ada apa?”
“Apa kau sedang sibuk hari ini?” tanya Sooyeon hati-hati. Membicarakan hal sensitif dengan Taehyung, maka ia tak boleh salah bicara.
“Ada beberapa berkas penting yang harus ku periksa, aku tidak sempat menyelesaikannya di kantor, jadi aku membawanya pulang.” jawab Taehyung sambil menunjuk beberapa berkas di mejanya.
“Begitukah? Apa kau keberatan jika mengantar eomma untuk menemui seseorang?” tanya Sooyeon ragu-ragu.
Taehyung memandang ibunya dengan pandangan aneh, sepertinya ada sesuatu yang direncanakan oleh Sooyeon.
“Aniyo, aku tidak keberatan. Memang siapa yang akan eomma temui?”
“Calon istrimu” jawab Sooyeon cepat.
“Mwo? Apa-apaan ini eomma” Suara Taehyung meninggi, ia tak menyangka Sooyeon benar-benar akan merancang perjodohan untuknya
“Bukankah kau sendiri yang bilang akan menyetujui tawaran perjodohan” balas Sooyeon tak mau kalah.
“Waktu itu aku tidak berpikir panjang, aku larut dalam emosiku eomma” Taehyung mencoba memberi pengertian
“Bagaimana bisa seorang pria terlihat menyedihkan?. aku tak mau tahu, kau harus ikut denganku untuk menemui calon istrimu. Sampai kapan kau mau terus menunggu yeoja itu? Mau kau bawa kemana harga dirimu Kim Taehyung?”
Sooyeon mencoba memberi penjelasan bahwa bersikap seolah-olah tak bisa bersama gadis lain adalah hal yang tidak benar. Banyak yeoja di luar sana yang mengantri untuk Taehyung, mengapa Taehyung tak memilih salah satunya?.
“Eomma tak mengerti, jika eomma berada di posisiku, jika orang yang eomma cintai tak mau dengan eomma padahal dia juga mencintai eomma. Apa eomma akan diam saja? Apa eomma tak mau berjuang?” ucap Taehyung frustasi.
Sooyeon tercekat tak tahu harus menjawab apa, karena jika ia berada di posiis Taehyung maka tentu ia akan seperti Taehyung.
“Taehyung-ah”
“Aku tahu eomma mengkhawatirkanku, aku baik-baik saja. Aku bisa mengatasi semuanya”
Sooyeon menghela nafas, lalu keluar dari ruang kerja Taehyung tanpa mengatakan apapun. Sepertinya memang ia tidak perlu lagi ikut campur dalam percintaan anak-anaknya. Mungkin Sooyeon merasa sudah melakukan yang terbaik namun ada kalanya apa yang terbaik menurutnya belum tentu terbaik menurut anak-anaknya.
Ia memandang phonselnya yang berdering, lalu mengangkat panggilan itu.
“Ne Hyoyeon-ah”
“Bagaimana soal Taehyung? Kau sudah bicara dengannya?”
Sooyeon terdiam tak tahu harus menjawab apa. Sahabatnya begitu menginginkan perjodohan putra putri mereka. Jika ia menjawab gagal maka bisa berpengaruh pada hubungan pertemanan mereka.
“Kurasa aku tidak bisa memaksanya, kau tahu kan bagaimana putraku”
“Sayang sekali, putriku Park Sooyoung sangat menyukai putramu, bahkan dulu mereka pernah punya hubungan spesial”
Hyoyeon terdengar kecewa, dan Sooyeon hanya bisa menggigit bibirnya merasa bersalah.
“Mianhae, kurasa Taehyung sudah melupakan putrimu” ucap Sooyeon berusaha untuk meyakinkan Hyoyeon agar menyerah pada perjodohan ini.
“Sooyoung pasti akan sangat sedih”
“Sampaikan permintaan maafku pada Sooyoung” ucap Sooyeon merasa tak enak
“Arra tidak usah merasa tidak enak, pertemanan kita jauh lebih berharga daripada perjodohan ini. Kita sudah bersama sejak SMA, kau, aku dan Hwang Miyoung, kita bertiga tak terpisahkan. Sayang sekali Miyoung sudah lebih dulu meninggalkan kita,”
Sooyeon tersenyum, ternyata Hyoyeon lebih bijaksana dari yang ia kira. Bernostalgia soal mendiang sahabat mereka tentu memicu perasaan rindu yang besar."Ne, aku juga sangat merindukannya. Kudengar ia pernah melahirkan seorang putri, namun suaminya menyembunyikan identitas putrinya pada siapapun”
“Ne jika saja kita bisa bertemu putrinya, maka mungkin saja kita bisa melepaskan perasaan rindu ini. Aku yakin dia akan sangat mirip dengan Hwang Miyoung”
Sooyeon tersenyum ia mengingat kata-kata yang pernah Miyoung katakan padanya saat ia sedang mengandung Kim Taehyung.
‘Jika putramu lahir, aku ingin dia menjaga putriku. Meskipun putriku lebih dulu lahir’
Sooyeon tersenyum miris, harapan itu tidak mungkin menjadi nyata. Karena putranya jatuh cinta pada orang lain. Seperti itulah memang kenyataannya.
***Beberapa part mungkin akan jadi cerita penyelesaian masalah keluarga Seulgi. Akan ada part dimana Taehyung berbuat nekat untuk mendapatkan seulgi.
Jadi ikuti terus updetan author

KAMU SEDANG MEMBACA
My Love is You (VSeul)
Hayran KurguSeikat bunga yang ditinggalkan membawa angin rindu dalam dekapan. Ini bukan hanya soal cinta, tapi juga soal hati. Dua hati yang berkelana untuk mencapai satu makna, satu rasa dan satu jiwa.