Part 33 (end)

1.1K 101 13
                                    

Temaram malam yang menghiasi langit Seoul membuat suasana sunyi yang mengiris hati. Seulgi memegang dadanya berusaha melenyapkan perasaan tak nyaman yang menganggu hatinya. Seojun sudah terlebih dulu terlelap dan ia tidak mungkin membangunkan buah hatinya itu hanya untuk menemaninya yang menderita insomnia ini.
 


Satu-satunya orang yang bisa ia ganggu hanya Daniel, dan Seulgi yakin sekali adik lelakinya itu tidak mungkin sudah tidur di jam segini. Pria dewasa punya jam tidur yang lebih lambat, dan Seulgi yakin Daniel juga begitu.
 
Tanpa basa-basi Seulgi langsung menelpon Daniel, dan untungnya adiknya itu merespon panggilannya dengan cepat.
 
“Ne, Noona Waeyo?” Daniel sedikit berteriak, dan Seulgi bisa mendengar suara musik yang sangat keras.
“Kau dimana? Kenapa berisik sekali? Kau sedang di club malam?” cerca Seulgi yang kesal, berani-beraninya Daniel datang ke club malam sedangkan ia akan melakukan ujian spesialisasi dokter bedah tak lama lagi.
 
Suara musik perlahan mulai terdengar sayup-sayup, Seulgi menduga jika Daniel berjalan menjauhi keramaian.
 
“Hei jangan menuduh sembarangan, aku sedang berada di pesta ulang tahun temanku. Ada apa menelpon?”
 
Seulgi bernafas lega karena Daniel ternyata bukan berada di club malam.
 
“Kau bisa pulang sekarang? Pulanglah ke rumah noona”
 
“Aku masih lama, pestanya belum selesai. Apa ada urusan mendesak?”
 
“Ini urusan yang sangat mendesak, jadi cepatlah kemari!”
 
“Ne, dasar noona perusak kesenangan orang” cibir Daniel yang kesal karena harus meninggalkan pesta itu.
 
“mwo? Perusak kesenangan? Kau mau kuhajar!” seketika urat muncul di dahi Seulgi karena kesal pada respon Daniel yang menyebalkan.
 
“Aniya, mana mungkin aku berani. Tunggu sebentar lagi, aku akan kesana”
 
Seulgi menghela nafas berusaha meredam emosinya. Ia butuh seseorang untuk menemaninya saat ini, karena ia benar-benar merasa sangat kesepian.
 
Satu jam menunggu, Daniel tak kunjung datang. Seulgi merasa cemas jika terjadi sesuatu pada adiknya itu. Namun ketika ia hendak menelpon Daniel, adiknya tersebut terlebih dahulu melakukan panggilan padanya.
 
“Daniel waeyo? Kenapa kau belum sampai juga?”
 
“Apa anda keluarga pemilik phonsel ini?”
 
Seulgi tertegun karena mendengar suara orang lain, seketika jantungnya berdegub kencang, ia takut sekali jika adiknya berada dalam bahaya.
 
“Ne, anda siapa?”
 
“Saya menemukan phonsel ini tergeletak begitu saja di jalan, dan saya menemukan nomor anda berada di daftar panggilan terakhir”
 
“Dimana posisi anda sekarang?”
 
“Jalan Raya Hanyang, dekat stasiun seoul dan taman kota”
 
“Saya mengerti, bisakah anda menunggu sebentar, saya akan kesana dan mengambil phonsel itu”
 
“Baiklah saya akan menunggu”
 
Kecemasan begitu jelas di raut wajah Seulgi, ia segera membangunkan Yeri agar menjaga Seojun selama ia pergi. Dengan tergesa-gesa, ia mengeluarkan mobil sport miliknya di garasi dan melajukan mobil itu menuju stasiun seoul.
 
Jalan Raya Hanyang, seharusnya Seulgi sudah berada di tempat yang sesuai dengan arahan penelpon. Tetapi ia tidak menemukan satu orang pun ditempat ini, kecuali di restaurant 24 jam yang masih menyala. Wajar saja, kereta terakhir sudah berangkat satu jam lalu dan tidak ada satu orang pun di kawasan ini.
 
Seulgi langsung menelpon ke phonsel Daniel, namun beberapa kali ia menelpon tidak diangkat juga oleh orang yang menemukan phonsel adiknya itu, hingga panggilan kelima akhirnya panggilan itu diterima,.
 
“Yeobosseo, saya sudah sampai di jalan raya hanyang, bisa katakan dimana posisi anda?”
 
“Anda sudah sampai?”
 
Seulgi mengernyit karena suara yang ia dengar berbeda dengan suara orang yang menelponnya tadi. Tiba-tiba ia merasa sedikit takut.
 
“Ne.. anda dimana?”
 
“Tenang nona, saat ini saya bisa melihat anda. Wanita muda dengan mantel cokelat di sebelah mobil sport merah, jadi bisakah anda datang kemari dan mengambil phonsel ini?”
 
“Baiklah, jangan berbelit-belit, dimana posisi anda sekarang?”
 
“Berbaliklah dan lihat saya”
 
Seulgi benar-benar merasa curiga, sebagai pebisnis ia sudah dilatih untuk tidak mudah percaya pada orang. Untungnya ia sangat baik dalam bela diri, dan di tempat ini terpasang puluhan cctv karena merupakan tempat publik, jadi seharusnya ia tidak perlu merasa begitu khawatir.
 
Dengan segera ie berbalik, namun tidak ada seorang pun disana. Sial apa orang itu sedang mengerjainya?. namun tiba-tiba, lampu di taman kota yang padam menyala dengan begitu apiknya. Seulgi tidak mampu mencerna apa yang terjadi karena melodi musik yang berasal dari restaurant 24 jam tiba-tiba berbunyi.
 
Satu persatu orang mulai bermunculan, mereka membawa benda yang menggelikan di mata Seulgi, seperti bunga, kotak cokelat, bahkan spanduk besar yang Seulgi belum sempat baca karena matanya teralihkan oleh seseorang yang berdiri di tengah taman dengan penampilan rapi dan sebuket besar bunga ditangannya.
 
Seulgi menganga syok karena mengenali orang itu dengan baik, dia Kim Taehyung.
 
“Ada apa ini? Apa hanya aku yang tak tahu apa-apa soal ini?”
 
Taehyung tersenyum simpul, lalu berjalan mendekati Seulgi yang masih kebingungan.
 
“Apa kau yakin tak tahu apa yang terjadi?” tanya Taehyung dengan wajah jahil yang terlihat menyebalkan di mata Seulgi
 
“Jangan berbelit-belit, aku datang kesini untuk mendapatkan phonsel Daniel kembali, aku takut terjadi sesuatu pada adikku”
 
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, suara seseorang yang familiar terdengar ditelinga Seulgi. Daniel yang berada di kerumunan orang-orang aneh itu
 
“Noona aku baik-baik saja”
 
Seulgi syok, wajahnya merah padam melihat Daniel yang tersenyum menggodanya. Tanpa basa-basi ia langsung mendatangi Daniel dan memukul kepalanya dengan keras.
 
“Daniel-ah, bukannya aku menyuruhmu untuk datang ke rumahku? Lalu kenapa kau ada disini? Kau tak tahu betapa khawatirnya aku tadi?”
 
Daniel meringis kesakitan, ia memandang Seulgi dengan sedikit takut.
 
“Mianhae noona, hyungnim menculikku dari pesta dan memaksaku membantunya melancarkan rencana ini” ucap Daniel sambil menunjuk Taehyung yang sedang tersenyum geli melihat interaksi kakak beradik itu.
 
Pandangan Seulgi beralih pada Taehyung, ia mengernyitkan wajahnya melihat Taehyung yang sangat aneh dengan bunga dan juga suasana menggelikan disekitarnya.
 
“Rencana apa sebenarnya, mengapa kau membawa bunga Taehyung-ssi?” tanya Seulgi tak ramah.
 
Taehyung tersenyum simpul, lalu berjalan mendekati Seulgi dan tanpa basa-basi menyodorkan sebuket bunga itu padanya.
 
“Aku mencintaimu Seulgi-ya! Menikahlah denganku!” Ucap Taehyung mantap.
 
Seulgi memundurkan langkahnya dengan takut, ia menatap Taehyung syok.
 
“Mwo! Mencintaiku? Kau sudah tak waras, membawa orang-orang aneh ini disini hanya untuk mengatakan candaan itu?”
 
“Aniyo aku tidak bercanda, aku sudah merenungkan semuanya, dan kukira aku memang tidak bisa jauh darimu. Aku sangat mencintaimu bahkan ketika aku memejamkan mataku” Taehyung menatap Seulgi lekat-lekat berusaha meyakinkannya kalau ia memang sangat mencintai Seulgi.
 
Seulgi berdecih, ia kesal pada Taehyung yang plin-plan dan tak memegang omongannya.
 
“Kenapa tiba-tiba? Kau tahu kan aku sudah memintamu untuk mempertahankan prinsipmu, aku tak mau membuatmu merusak prinsipmu Taehyung-ssi”
 
Taehyung menghela nafas, ia meletakkan buket bunganya di kursi taman, lalu memegang tangan Seulgi dengan erat.
 
“Aku tetap mempertahankan prinsipku Seulgi-ya, aku memang tak akan menerima mantanku yang telah meninggalkanku. Tapi saat ini bukan kau yang ingin kembali padaku, tapi aku yang memintamu kembali”
 
“Taehyung-ah” Seulgi tercekat tak mampu berkata-kata. Ia benar-benar merasakan jantungnya seperti mau meledak karena bahagia, namun dilain sisi ia takut jika mengecewakan Taehyung dengan segala kekurangannya.
 
“Apalagi saat aku mengetahui yang sebenarnya terjadi, tentang penyakitmu, aku benar-benar menyesal karena telah membuatmu begitu menderita” lanjut Taehyung dengan suara yang lembut, ia mengusap pipi Seulgi dengan sayang berusaha membuat Seulgi percaya padanya.
 
“Aniyo itu semua bukan salahmu, jangan merasa bersalah!”
 
“Tapi aku tetap merasa bersalah Seulgi-ya, aku juga sangat menyukai Seojun, aku ingin menjadi ayah untuknya, apakah boleh?”
 
Seulgi terdiam, ia menatap orang-orang disekitarnya yang menatapnya dengan harap agar ia mau menerima Taehyung, lalu kembali menatap Taehyung dengan perasaan campur aduk.
 
“Taehyung-ssi. Kau tahu kalau aku punya kekurangan bukan? Apa kau tidak masalah dengan itu?” tanya Seulgi dengan wajah sedihnya jika meningat tentang semua kekurangannya.
 
“Aku mencintaimu Seulgi-ya, itu artinya aku akan menerima semua yang ada pada dirimu, termasuk kekuranganmu” jawab Taehyung tanpa ragu.
 
Seulgi tersenyum mendengar jawaban Taehyung.
 
“Apa kau benar-benar mau menerima Seojun sebagai putramu?”
 
“Tentu saja, sudah kubilang kalau aku sangat menyukai Seojun” Taehyung menjawab tanpa ragu.
 
“Kalau begitu aku tak punya alasan lagi untuk menolakmu, karena sampai saat ini aku juga sangat mencintaimu”
 
Taehyung merasakan sedang berada di atas awan, ia memandang Seulgi dengan senyum cerahnya.
 
“Benarkah?”
 
“Ya..”
 
Semua orang bersorak senang, Daniel yang terlihat paling bahagia karena bisa melihat senyum di wajah kakaknya. Taehyung langsung memeluk Seulgi karena tak kuasa melampiaskan rasa bahagianya.
 
“Terima kasih Seulgi-ya, terima kasih” ucapnya dengan wajah bahagia.
 
“Aniya, aku yang seharusnya mengatakan hal itu, terima kasih karena telah mencintai wanita yang punya banyak kekurangan ini” balas Seulgi lembut, tangannya mengusap punggung Taehyung dengan mesra.
 
Taehyung melepaskan pelukan mereka, ia memegang kedua bahu Seulgi dengan erat.
 
“Tidak Seulgi-ya, kau selalu sempurna di mataku”
 
“Eih, kau mencoba merayuku, seperti kebiasanmu saat muda?” goda Seulgi dengan wajah jahil.
 
“Aniya, bukankah sudah kubilang kalau aku tak pernah menjual rayuanku pada siapapun selain dirimu?” Taehyung berucap dengan malas, ia tidak suka jika Seulgi kembali membahas masa mudanya yang penuh petualangan.
 
“Benarkah? Kau kan rajanya playboy”
 
“Jangan mulai lagi Seulgi-ya, bagaimana mungkin kita bertengkar di awal hubungan kita? Kau tak mau dilihat banyak orang?” ucap Taehyung sambil menunjuk orang-orang sewaannya dalam acara melamar Seulgi.
 
“Ani, aku tak malu sama sekali” balas Seulgi jahil.
 
Taehyung menghela nafas berusaha mengalah dalam perdebatan ini.
 
“Seulgi-ya...”
“Apa? Kau mau membalasku”
 
“Tidak, lihatlah ke atas”
 
Seulgi berdecih lalu menatap langit seperti intruksi Taehyung, ia begitu terkejut melihat puluhan kembang api yang dilepaskan di langit membentuk tanda hati.
 
“Bagaimana menurutmu?”
 
“Kau sampai mempersiapkan hal ini untukku? Aku benar-benar terkesan”
 
“Apapun untuk calon istriku”
 
Seulgi kembali berdecih, lalu tersenyum menatap Taehyung yang menampilkan wajah menggoda. Mereka berdua saling bertatapan lalu tersenyum dengan lebar seolah tak ada lagi yang perlu dikhawatirkan.
 
Kisah cinta ini adalah warna dalam jalan hidup mereka, bagaimana mereka dipertemukan dengan perasaan benci namun perlahan cinta mulai tumbuh di hati mereka. Begitu banyak lika-liku dan cobaan, namun pada akhirnya cinta sejati akan kembali kepada jodohnya. Bukankah begitu?.
 
End

***
Akhirnya setelah sekian purnama, author berhasil menyelesaikan cerita ini. Thank to all reader yang sudah menyempatkan diri membaca cerita gaje author wkwk. See you di cerita author yang lain.

My Love is You (VSeul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang