Part 3

1.2K 171 9
                                        

“Kang Seulgi, kepala sekolah memanggilmu ke ruangannya, kau bisa kesana setelah pulang sekolah”
 
Seulgi yang sedang membaca buku menoleh pada Do Kyungsoo, sang ketua kelas. Kepala sekolah memanggilnya? Tapi untuk apa?.
 
“Ne, terimakasih informasinya Ketua Do”
 
Kyungsoo mengangguk, dan kembali ke mejanya. Taehyung mengamati Seulgi dari mejanya yang berjarak cukup jauh. Kepala sekolah adalah orang yang Taehyung kenal di luar sekolah, karena beliau merupakan adik dari ibunya. Saat tidak berada disekolah, kepala sekolah yang bernama Im Yoona sering mendiskusikan hal menarik seputar sekolah dengannya. Bahkan Yoona juga sering mengeluh padanya tentang kelakuan Seulgi yang selalu membuatnya dilema. Dewan komite sekolah, selalu memintanya untuk mengeluarkan Seulgi dari sekolah mengingat banyak rekor buruk yang gadis itu torehkan, namun Yoona selalu berhasil menyelamatkan Seulgi dengan mengatakan berbagai prestasi yang diraih gadis itu. Seperti juara satu olimpiade fisika, dan juara satu kejuaraan taekwondo tingkat nasional.
 
Kali ini hal apa yang akan dibicarakan oleh Im Yoona pada Kang Seulgi? Taehyung benar-benar penasaran.
 
Dan ketika bel pulang sekolah berbunyi, Seulgi segera merapikan barang-barangnya dan bergegas menuju ruang kepala sekolah. Sejujurnya Seulgi merasa resah, kalau-kalau apa yang dibicarakan oleh kepala sekolah adalah kabar buruk, seperti satu tahun yang lalu dimana ia disidang dihadapan kepala sekolah dan juga dewan komite sekolah akibat berbagai pelanggaran berat yang ia lakukan. Beruntunglah kepala sekolah memilih mempertahankannya mengingat berbagai prestasi yang sudah ia torehkan untuk sekolah ini.
 
“Gyojang-nim, anda memanggil saya?”
 
Yoona melepaskan pandangannya dari komputer, lalu tersenyum kecil pada Seulgi mempersilahkannya masuk.
 
“Masuklah Kang Seulgi”
 
Seulgi duduk dengan kikuk dihadapan kepala sekolah, rasanya seperti berada dihadapan calon mertua saja.
 
“Jangan gugup, santai saja, aku tidak sedang menghukummu bukan?”
 
Seulgi makin kikuk dibuatnya, apalagi kepala sekolah memang terkenal sangat baik dan juga cantik, berada didepannya membuat Seulgi merasa minder.
 
“Mianhae Gyojang-nim, sebenarnya apa tujuan anda memanggil saya kesini” tanya Seulgi hati-hati.
 
Ia masih trauma dengan kasusnya tahun lalu saat ia menghajar gangster yang sering membuat onar dan berakhir dengan gangster itu mendatangi sekolahnya membuat kacau, menyebabkannya berada disituasi sulit dihadapan Yoona dan dewan komite sekolah
 
“Aku bukan hanya memanggilmu, namun juga beberapa siswa yang lain secara bertahap. Sebentar lagi kau akan lulus dari sekolah ini, apa kau sudah menentukan tujuan hidupmu, maksudku universitas mana yang akan kau masuki?” tanya Yoona terdengar ramah, setidaknya bagi Seulgi.
 
“Ne, saya memang mempunyai beberapa pilihan universitas yang akan menjadi tujuan saya, namun saya tak yakin apa saya bisa lolos, terlebih biaya kuliah sangatlah mahal” jawab Seulgi sedih, uang yang ia kumpulkan mati-matian dari berbagai pekerjaan paruh waktunya memang lumayan banyak, namun belum cukup untuk biaya kuliah.
 
“Jangan pikirkan soal biaya, maksudku aku akan mengusahakan agar kau bisa masuk ke universitas bagus dengan jalur beasiswa. Kau sangat pintar, bahkan bisa dibilang jenius. Masih ingat dengan olimpiade fisika tahun lalu? Semua orang memintaku mengirimkan Kim Taehyung karena nilainya lebih baik darimu, namun mereka tidak tahu jenius sebenarnya adalah dirimu. Nilaimu dibawah Kim Taehyung karena kau sering melewatkan ulangan harian, namun saat ujian sekolah nilaimu nyaris sempurna. Apalagi saat olimpiade, penemuan barumu begitu mencengangkan banyak orang, dengan sertifikat dari olimpiade fisika kau bisa masuk universitas manapun secara gratis”
 
“Apa itu benar, maksud anda saya bisa kuliah tanpa memikirkan biaya?” Seulgi sangat senang mendengarnya, ia senang karena beban berat yang selama ini ada dipundaknya perlahan-lahan mulai lepas.
 
“Ne, jadi katakan universitas mana yang ingin kau masuki”
 
“Gyojangnim, apakah Harvard termasuk universitas manapun yang anda sebutkan?”
 
Yoona terdiam, ia memandang Seulgi dalam. Gadis ini punya ambisi yang besar, matanya memancarkan luka yang sangat dalam, dan sepertinya gadis ini ingin membuat langkah besar untuk mewujudkan ambisinya.
 
“Jika ada yang lebih bagus dari Harvard, datanglah kesana”
 
Seulgi tersenyum mendengarnya, kali ini ia akan lebih serius lagi memikirkan pendidikannya. Biarbagaimanapun, sekarang prioritasnya adalah memasuki Universitas Harvard
 
***
Seulgi tidak pernah mau membahas soal latar belakang keluarganya pada siapapun, karena baginya semua itu sama sekali tidak penting untuk dibahas. Namun terkadang saat sendiri, Seulgi akan mengingat keluarganya, keluarga yang sudah membuangnya.
 
Flashback
 
Ayah Seulgi bernama Kang Minhyuk, presiden direktur dari Hwadam Coorporation. Meskipun keluarga Kang adalah keluarga kaya raya nan sukses, namun mereka masih terjebak dalam pikiran konservatif dimana memiliki anak laki-laki adalah prioritas utama. Nasib baik tidak memihak ayah Seulgi, karena setelah menikah dengan ibu Seulgi_Hwang Miyoung, ia belum juga dikaruniai anak laki-laki.
 
Keluarga mereka menjadi sangat berantakan dengan tekanan dari anggota keluarga Kang yang lain, dimana mereka ingin Kang Minhyuk segera memiliki anak laki-laki untuk menyelamatkan garis keturunan utama keluarga.
 
Sebagai anak sulung Kang Minhyuk diberi pilihan yang sangat berat, ia mencintai Miyoung tentu saja. Namun bila ia tak segera memiliki anak laki-laki, maka posisi sebagai pewaris Hwadam akan pergi darinya. Itulah sebabnya mengapa Kang Minhyuk selalu bersikap dingin pada Seulgi, itu karena ia tak menginginkan kehadiran Seulgi, ia hanya butuh anak laki-laki.
 
Masalah besar kembali datang ketika Hwang Miyoung mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya, Minhyuk sangat terpuruk dan ia berubah menjadi orang yang lebih dingin dan kejam. Seulgi tidak akan pernah melupakan ucapan ayahnya saat hari pemakaman ibunya dilaksanakan, saat itu Seulgi masih berusia 6 tahun.
 
“Aku tidak pernah menginginkanmu, alasan kenapa aku membiarkanmu berada disekitarku karena aku sangat mencintai ibumu, dia akan sedih jika aku bersikap jahat padamu. Andai kau lahir sebagai anak laki-laki, istriku tidak akan menghadapi penghinaan dari keluarga yang lain, kau memang tidak bisa diandalkan”
 
Bayangkan bagaimana mungkin kata-kata itu diucapkan kepada anak kecil berusia 6 tahun yang tidak berdosa oleh ayahnya kandungnya sendiri. Seulgi menangis seharian saat itu, belum pulih kesedihan akibat kepergian ibunya, masih ditambah kata-kata menyakitkan dari ayahnya sendiri.
 
Satu tahun setelah kepergian Hwang Miyoung, Kang Minhyuk memustuskan untuk menikah lagi dengan wanita keturunan china bernama Song Qian atau lebih dikenal dengan Victoria Song. Ia merupakan designer kelas atas yang sangat terkenal, karya-karyanya sering dipamerkan di fashion week kota-kota besar, dan bahkan selebriti hollywood adalah pelanggan setianya.
 
Sesuai harapan, pernikahan itu sukses membuat Kang Minhyuk memiliki anak laki-laki. Setidaknya posisi sebagai pewaris Hwadam aman ditangannya. Anak laki-laki itu bernama Kang Daniel.
 
Semenjak kehadiran Daniel, Seulgi makin tersingkir, bisa dibilang ia tidak dipedulikan oleh siapapun. Kamarnya terpisah jauh dari rumah utama, ia tidak boleh menampakkan wajahnya didepan Kang Minhyuk. Victoria juga bukan ibu tiri yang baik, ia terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya pada Seulgi bahkan menganggap Seulgi sebagai orang asing.
 
Seulgi selalu mencoba untuk menyenangkan hati ayahnya, ia berusha keras untuk menjadi gadis yang tangguh. Ia berlatih taekwondo, belajar dengan tekun agar setidaknya Kang Minhyuk mau memeluknya. Namun semua itu sia-sia, karena mau sebagus apapun Kang Seulgi, ia tetap tidak bisa menjadi kebanggaan ayahnya karena Seulgi adalah perempuan
 
Semua derita Seulgi berada pada puncaknya, saat itu usianya 12 tahun, Daniel yang masih berusia 4 tahun mendatanginya, ingin mengajaknya bermain. Seulgi tahu kalau sampai Minhyuk atau Victoria mengetahui hal ini, maka ia akan dimarahi, pasalnya Seulgi tidak diizinkan mendekati Daniel.
 
“Noona, Daniel ingin bermain dengan noona”
 
Seulgi tertegun, walaupun Daniel adalah pusat masalah dalam hidupnya, namun hanya Daniel satu-satunya anggota keluarga ini yang tidak menatapnya dengan sinis, yang tidak bersikap arogan padanya. Seulgi tidak pernah bisa membenci Daniel.
 
“Adikku, ingin bermain dengan noona huh?”
 
“Ne, Daniel sayang pada noona. Daniel tidak suka pada eomma yang suka memarahi noona”
 
Seulgi tersenyum, Daniel memang anak yang menggemaskan, dengan senang hati Seulgi bermain bersama Daniel. Namun saat mereka bermain bola bersama, bola itu menggelinding jauh masuk ke kolam renang. Daniel yang tidak tahu bahaya, memilih mengejar bola itu dan ketika ia akan mengambilnya Daniel tenggelam.
 
Seulgi panik setengah mati, ia terjun ke kolam untuk menyelamatkan Daniel. Semua orang yang mengetahui hal itu langsung berlari ke kolam membantu Seulgi membawa Daniel ke tepi kolam. Beruntungnya Daniel masih bisa diselamatkan.
 
Victoria marah besar, ia memaki Seulgi habis-habisan didepan semua orang, bukan hanya Victoria namun Minhyuk juga marah pada Seulgi.
 
“Aku tidak mau melihat orang yang membahayakan nyawa anakku ada di rumah ini lagi, Oppa aku ingin kau mengusirnya dari sini”
 
“Tanpa kau minta aku juga akan melakukannya, dia telah membawa ketidakbahagiaan untuk keluargaku” Minhyuk membalas dengan tak kalas sinis, Seulgi menangis sedih, hatinya hancur mendengar kata-kata tajam ayahnya.
 
“Abeoji bagaimana mungkin Abeoji mengatakan hal seperti itu padaku, jangan lupakan kalau aku putrimu” Seulgi membujuk dengan pedih, ia hanya ingin hidup seperti anak perempuan di keluarga lainnya yang merasakan kasih sayang ayahnya.
 
“Putriku? Ingat ini Kang Seulgi, aku tidak pernah menganggapmu putriku, atau lebih tepatnya aku tidak ingin memiliki seorang putri. Aku hanya menginginkan anak laki-laki yang akan menjadi penerusku. Sejak dulu kau selalu menjadi penghalang untuk mencapai ambisiku, karena itulah kau harus berada jauh dariku.”
 
Seulgi tertegun, rasa marah menyergap kedalam hatinya yang terdalam. Ia berhenti menangis, namun hatinya merasakan dendam yang luar biasa pada ayahnya.
 
“Bagus sekali Oppa, harusnya hal seperti ini kau lakukan sejak dulu” ucap Victoria memperparah keadaan.
 
Minhyuk menatap Seulgi dengan pandangan jijik, lalu beralih bicara pada Victoria,
 
“Aku akan mengirim Seulgi ke Daejeon, aku memiliki rumah pribadi disana. Dengan begitu kita tidak harus melihat wajah Seulgi setiap hari”
 
“Abeoji, tidak cukupkah sikap dingin yang selama ini kau tunjukkan padaku? Bahkan sekarang kau ingin membuangku? Apa aku sangat memalukan? Aku selalu berusaha menjadi yang terbaik di kelas, aku belajar bela diri akan menjadi kuat. Aku ingin sekali saja kau mengatakan kalau kau bangga memiliki putri seperti aku.”
 
Seulgi tidak bisa terima dengan semua perlakuan buruk ini, apa salahnya jika ia terlahir sebagai perempuan.
 
“Jika aku memberikan kasih sayang padamu, maka kau akan semakin lupa dimana posisimu berada. Kau akan lupa kalau kau adalah pembawa ketidakbahagiaan bagi keluargaku, kau akan lupa kalau kau seharusnya mendapatkan kebencian untuk keberadaanmu. Apa kau mengerti Kang Seulgi. Aku akan meminta pelayan mengemas pakaianmu, pergilah dari hadapanku segera”
 
Melihat koper didepan matanya sendiri, Seulgi menyadari bahwa ia memang sudah dibuang. Ia tidak mau berurusan dengan keluarga Kang lagi. Tinggal di Daejeon tidak akan memutuskan hubungan mereka, karena itulah Seulgi memutuskan untuk kabur. ia tak mau lagi dibiayai oleh ayahnya. Ia akan hidup sendiri.
 
“Aku tidak akan pernah melupakan hari ini Abeoji, aku akan menghancurkan kesombonganmu suatu hari nanti. Aku akan menjadi lebih hebat dari anak laki-laki yang kau banggakan itu, hingga kau menyesali semua perlakuan burukmu kepadaku” ucapnya penuh tekad ketika mobil yang mengantarnya keluar dari gerbang istana megah itu.
 
Ia menatap Minhyuk tajam penuh kebencian, dan Minhyuk melihat tatapan mata itu, pertama kalinya ia melihat Seulgi menatapnya dengan benci, dan entah mengapa ia merasa tidak nyaman.
 
Seulgi memutar otak, memikirkan bagaimana caranya ia bisa kabur sebelum mobil ini meninggalkan kota seoul. Dan kesempatan itu datang ketika mereka sampai digerbang tol.
 
‘antriannya cukup panjang, aku harus memanfaatkan hal ini’
 
“Ahjussi aku ingin ke toilet, tolong menepi sebentar, jika sudah masuk tol, akan susah menemukan toilet”
 
“Baik nona”
 
Mobil itu menepi, Seulgi keluar dan berjalan menuju toilet. Pengawal mengawasinya namun jaraknya cukup jauh karena ia tidak bisa memasuki toilet wanita. Seulgi segera memanfaatkan kesempatan, ia lari sekuat tenaga pergi dari tempat itu. Untunglah ia sudah mempersiapkan semuanya, ia sudah mengemas surat-surat penting kedalam tas ranselnya, ia juga memiliki uang walau tidak banyak setidaknya uang itu bisa ia gunakan untuk menyewa flat murah dan untuk makan satu bulan.

pengawal yang menunggu Seulgi mulai curiga ketika nona mudanya tak segera muncul. Ia memaksa masuk ke toilet wanita walau sempat mendapatkan amukan dari beberapa pengguna toilet yang terkejut dengan kehadirannya. Dan sialnya Seulgi tidak ada disana.
 
“Apa kau bilang? Seulgi kabur?” Minhyuk berteriak marah, bagaimana mungkin anak buahnya bertindak ceroboh.
 
“Ne Sajangnim, maafkan kelalaian saya” sang pengawal menunduk merasa bersalah, menyesali kecerobohannya
 
“Bagaimana bisa kau menjaga anak kecil saja tidak becus”
 
“Sudahlah Oppa tidak usah marah-marah, bukankah bagus jika anak itu kabur, kau tidak perlu membiayainya lagi,” Victoria mencoba menenangkan suaminya.
 
“Kau sudah gila, meskipun aku tidak menyukainya, tapi membiarkan anak itu hidup sendiri di Seoul, bagaimana jika ia mati kelaparan?” Minhyuk masih memakai logikanya disaat seperti ini, setidaknya ia masih memiliki hati nurani meskipun hanya sedikit
 
“Jika kau masih peduli padanya, maka aku tidak mau bicara lagi padamu, kau tentu ingat bukan kalau ayahku adalah investor utama untuk Hwadam, kau ingin aku menghancurkan perusahaan ini?”
 
Selalu seperti ini, mengancamnya dengan cara seperti itu. Minhyuk menatap Victoria geram, ia memang tidak menyukai Victoria, tentu saja pernikahan mereka hasil dari perjodohan. Keluarga Kang memang tidak menyukai istri pertama Minhyuk yaitu Hwang Miyoung yang merupakan orang biasa, karena itulah mereka semakin menekan Miyoung ketika tidak bisa melahirkan anak laki-laki. Dan ketika Miyoung sudah tiada, tidak ada alasan bagi Minhyuk untuk menolak wanita pilihan keluarganya.
 
“Victoria, kau menunjukkan warna aslimu sekarang. Baiklah aku tidak akan mencarinya, aku tidak akan mempedulikannya lagi”
 
Victoria tersenyum puas, ia sangat membenci Miyoung dan setiap kali melihat Seulgi rasanya ia seperti melihat Miyoung karena wajah mereka yang mirip. Itulah sebabnya ia ingin menyingkirkan anak Miyoung bagaimanapun caranya.
 
‘Mianhae Miyoung-ah, aku pasti membuatmu menangis disana’ batin Minhyuk menatap langit biru.
 
Flashback end
 
***

My Love is You (VSeul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang