Seulgi tidak mengerti apa keputusannya ini benar atau salah. Selama ini ia kira ia bisa mengatasi perasaannya dengan baik, namun nyatanya semua itu ternyata mampu mengiriskan luka yang menganga cukup dalam di hatinya. Seulgi tahu ia gadis yang tidak bisa mencintai seperti kebanyakan orang, ia mencintai dengan caranya sendiri. Meskipun caranya ini mampu membuat hatinya terluka hingga sesak seakan membelenggu
Ia sendiri bingung bagaimana caranya untuk mengatasi luka yang menganga iitu. Ia masih punya hati untuk tidak lari pada Taehyung dan menyatakan semua perasaannya. Ia masih punya harga diri, ia masih memikirkan perasaan Sooyoung.
Dalam kesendirian, Seulgi menatap sepucuk surat berwarna hijau muda yang baru saja ia keluarkan dari nakas. Surat yang seharusnya ia berikan pada Taehyung dua tahun lalu, surat yang tak pernah terkirim.
Lalu apa sebenarnya Seulgi baik-baik saja? Tentu saja ia tidak baik-baik saja, bersikap seakan tidak menyukai Taehyung, selalu menghindari pria itu dan bahkan kini mereka tidak pernah saling bertegur sapa. Semua itu terasa menyakitkan, namun Seulgi pernah mengalami hal yang lebih menyakitkan dari ini, jadi ia pikir ia bisa mengatasi semuanya.
Phonsel jadulnya berdering nyaring, ada nama Sungjae disana, tanpa pikir panjang Seulgi segera mengangkat panggilan itu.
“Yeobosseo, Ne Sungjae-ya”
“Kau tidak lupa soal festival kembang apinya kan?”
Seulgi melihat kalender lalu tersenyum tipis, bagaimana mungkin ia bisa melupakan hari ini.
“Ani, aku tidak lupa. Aku akan segera bersiap, sampai jumpa di tempat festival Sungjae-ya” jawab Seulgi berbohong. Ia merasa menjadi yeoja yang sangat jahat karena melupakan janjinya dengan Sungjae.
“Ne, aku akan menunggumu”
“Mwo? Kau bersikap seolah kau yang akan datang lebih dulu dari aku” ucap Seulgi bercanda,
Sungjae diseberang telpon terdiam kaku, “Memang kenyataannya begitu”
“Sungjae-ya, jangan bilang kalau kau sudah berada disana?”
Seulgi terkejut setengah hati, perasaan bersalahnya semakin menjadi-jadi. Disaat ia tak terlalu peduli pada festival ini, namun Sungjae justru bersikap berkebalikan dengannya.
“Apa aku punya pilihan? Menunggu hari ini sangatlah terasa lama untukku, jadi aku datang lebih dulu”
Hatinya mencelos sakit, Kang Seulgi kau bedebah, umpatnya pada dirinya sendiri. Setelah menyakiti Sooyoung, apa kau mau kehilangan Sungjae juga?.
“Aish, aku tidak mengerti jalan pikiranmu, tunggu disana aku akan bersiap-siap dulu” ucap Seulgi dengan panik.
“Seulgi-ya”
“Ne?”
“Terima kasih karena kau mau datang, aku tidak menyangka kau mau menerima tawaranku”
Seulgi tertegun, apa keputusannya ini benar? Apa tindakannya ini tidak semakin membuat Sungjae berharap banyak padanya?.
“Sampaikan rasa terimakasihmu saat aku sudah sampai disana, siapa tahu aku tiba-tiba berubah pikiran” ucap Seulgi penuh aarti.
Sungjae terdiam, ia tersenyum miris, seharusnya ia sudah sadar sejak awal jika kesempatan itu tidak pernah ada, bahwa Seulgi terlalu baik untuk sekedar berkata tidak padanya.
“Jika kau berubah pikiran, aku tidak keberatan Seulgi-ya”
“Apa maksudmu? Ini hanya festival kembang api, kenapa juga aku tidak datang” balas Seulgi sedikit kesal, Sungjae orang pesimis yang menyebalkan.
“Siapa tahu, kau ingin pergi dengan orang lain”
Seulgi kehilangan kata, ia berpikir sebentar apa yang harus ia katakan pada Sungjae.
“Ne kau benar, aku ingin pergi dengan orang lain, aku ingin pergi bersama Park Sooyoung, tapi hubungan kami sedang tidak baik jadi mana mungkin aku mengajaknya”
“Jadi maksudmu aku yang kedua setelah Sooyoung?” tanya Sungjae tersenyum tak percaya, bisa-bisanya Seulgi berbohong disaat seperti ini. Gadis itu memang berada di level lain saat ingin menolak namja yang menyukainya.
“Tentu saja, kau kan memang sahabat keduaku setelah Sooyoung” jawab Seulgi sedikit kesal.
“Sahabat? Apa hanya itu anggapanmu?”
Sekali lagi, Seulgi kehilangan kata, ia tidak bisa menganggap Sungjae lebih dari itu.
“Kau ingin jadi pacarku? Maaf saja aku sedang sibuk memikirakan universitas, aku tidak tertarik menjalin hubungan dengan siapapun”
“Jika aku Kim Taehyung, apa kau juga akan menolakku?” tanya Sungjae sarkastik, Seulgi mengeram marah, mengapa membawa-bawa nama namja itu di obrolannya ini. Ia sedang malas membicarakan Taehyung ataupun medengar nama namja itu.
“Jika kau Kim Taehyung aku tidak mau bertemu denganmu, aku akan membencimu, aku akan menghajarmu”
Sungjae tertawa mendengar jawaban Seulgi, di telinganya ia seperti mendengar ‘jika kau Kim Taehyung maka aku akan menemuimu setiap hari, aku akan sangat mencintaimu, aku akan memelukmu dengan erat’
Wanita selalu mengatakan hal yang bertentangan dengan isi hatinya bukan?.
“Beruntung sekali Kim Taehyung itu” celetuk Sungjae santai.
“Kau membandingkan dirimu dengannya? Yook Sungjae, bagiku kau ribuan kali lebih baik” balas Seulgi tak terima, dilihat dari sisi manapun Sungjae lebih baik dari Taehyung. Ia bukan playboy, sangat menghargai wanita.
“Apa bagusnya dianggap ribuan kali lebih baik, jika hati yeoja itu telah diberikan untuk namja yang ribuan kali lebih buruk?”
Seulgi langsung mematikan sambungan telponnya dengan Sungjae. Ia kesal setengah mati. Sungjae selalu membahas Kim Taehyung, membandingkan dirinya dengan Taehyung dan bersikap rendah diri berlebihan, dan itu semua mampu menyulut emosinya hingga ke ubun-ubun.
“Lebih baik aku bersiap sekarang, si bodoh itu akan menungguku terlalu lama jika aku menunda-nunda waktu lebih banyak lagi”
***
Seulgi menutup pintu dan menguncinya dengan terburu-buru, kembang api akan dilepaskan sebentar lagi, dan ia tidak boleh kehilangan momen langka itu. Namun ia tidak menyadari jika Kim Taehyung memperhatikannya dari jauh, memandangnya dari dalam mobil mewah yang sangat mencolok berada di pemukiman kumuh itu.
Melihat Seulgi akan pergi, Taehyung langsung keluar dari mobilnya dan menghadang Seulgi cepat, mengabaikan ekspresi terkejut dari Seulgi yang terlihat sangat cantik dimatanya.
“Kim Taehyung apa yang kau lakukan disini!”
Tidak itu bukan pertanyaan, melainkan pernyataan tersirat agar Taehyung segera pergi dari hadapan Seulgi.
“Kau mau kemana?” tanya Taehyung dingin, ia tidak menampilkan wajah jahil yang biasanya ia tunjukkan pada Seulgi membuat Seulgi merasa tidak nyaman.
“Apa urusannya denganmu?” jawab Seulgi judes, ia tidak menatap Taehyung karena takut tidak bisa mengendalikan dirinya lagi.
“Aku tidak boleh tahu? Kalau begitu tidak masalah jika aku menahanmu lebih lama bukan?”
Seulgi mengeram marah, ia mengepalkan tangannya kuat rasanya gatal sekali ingin meninju Taehyung, namun ia berusaha mengendalikan diri tak ingin membuat kegaduhan, yang ada Taehyung semakin senang jika ia menanggapi tindakan bodohnya.
“Jangan kurang ajar ya, aku ada urusan penting, aku harus menemui Sungjae, karena kami punya janji untuk melihat kembang api bersama”
“Kau menyukai Sungjae?” tanya Taehyung penuh amarah
“Apa maksudmu?”
“Kau ini polos atau bodoh? Jika pria mengajak wanita menonton kembang api itu tandanya ia mencintai wanita itu” ucap Taehyung merasa kesal. Ia kesal pada Seulgi yang bisa dengan mudah menerima ajakan kencan pria lain.
“Aku sudah tahu” jawab Seulgi datar.
“Dan kau masih mau pergi, kau benar-benar menyukai Sungjae?”
Taehyung tak habis pikir, mengapa yeoja didepannya ini susah sekali dimengerti, ia tidak bisa mengerti cara berpikir Seulgi yang berbeda dengan yeoja lainnya.
“Tidak, aku menyukainya sebagai teman, dan kami akan melihat kembang api sebagai teman”
“Kau akan memberi harapan palsu pada Sungjae”
“Setidaknya aku bukan orang yang senang berganti pacar seperti berganti baju”
Taehyung mengeram marah, jelas sekali Seulgi sedang menyindirnya, ia tak akan kalah dengan mudah.
“Kau menyindirku?” Taehyung menahan lengan Seulgi erat
“Bagus kalau kau merasa, jadi lepaskan aku, aku muak padamu”
Dengan sekali hentak, Seulgi berhasil melepas tangan Taehyung yang menahan lengannya, ia berjalan menjauh meninggalkan Taehyung. Namun satu kata dari Taehyung mampu membuat Seulgi berbalik melihatnya.
“Kang Seulgi aku menyukaimu”
Seulgi berbinar-binar “Oh benarkah, aku sangat senang Taehyung-ssi.” tapi kemudian ekspresinya berubah, Seulgi menatap Taehyung sinis, “Kau ingin aku berkata seperti itu? Seperti pecundang yang mengkhianati temannya sendiri”
“Kau tidak mengerti, apa yang aku rasakan dan apa yang kulakukan, kau tidak bisa memahami itu semua” Taehyung frustasi, penolakan ini membuat hatinya sakit menahan kecewa yang sangat mendalam disana.
“Bukankah itu sudah jelas, cari saja yeoja yang bisa memahamimu dengan baik, dan dia bukanlah aku” ucap Seulgi ketus.
“Mungkin kau menganggapku mempermainkanmu, tapi Seulgi-ya, aku tidak sedang berbohong. Kau membuatku jatuh cinta, ini pertama kalinya aku merasakan hal itu, dan kumohon jangan membuatku patah hati”
Melihat Taehyung yang begitu terluka, Seulgi seakan ingin menangis saja. Ia tidak punya keberanian untuk memeluk Taehyung dan mengatakan semua perasaannya pada Taehyung.
“Pikirkan hal ini saat kau menyakiti para mantan pacarmu”
“Aku tidak pernah menyakiti mereka, mereka tahu aku tidak bisa memberikan cinta pada mereka, namun mereka tidak pernah mau peduli. Mereka hanya ingin diriku, aku harus bagaimana? Menolak mentah-mentah sedangkan mereka menangis keras dan mengancam untuk melukai dirinya sendiri?”
Seulgi tertegun, ia menutup mulutnya tak percaya, jadi apa yang selama ini menjadi prasangkanya sepenuhnya salah. Apa ia terlalu jauh menadang rendah Taehyung?.
“Aku tak peduli”
Pada akhirnya Seulgi memilih menjadi pecundang, ia merasa menjadi orang yang sangat jahat. Ia meninggalkan Taehyung yang sedang terluka. Ingin sekali ia mengatakan bahwa ia juga menyukai Taehyung, namun bayangan wajah Sooyoung memenuhi pikirannya, mana mungkin ia bahagia diatas penderitaan sahabatnya?.
Seulgi tidak jadi menemui Sungjae, ia menangis ketika menelepon Sungjae bahwa ia baru saja mendapatkan masalah yang tidak bisa ia ceritakan. Sungjae sangat kecewa, namun ia mencoba memahami, Sejak awal Sungjae bahkan tidak berharap banyak Seulgi mau datang, jadi ia tidak mau berlarut pada kekecewaannya.
Seulgi menangis semalaman di pinggiran sungai han, mencoba menenangkan dirinya. Apa yang harus ia lakukan sekarang, rasanya sulit harus berhadapan dengan Taehyung. Rasanya sulit melihat wajah Taehyung yang sangat terluka dan frustasi. Mungkin memang tidak seharusnya mereka bertemu, tidak seharusnya mereka saling mencintai satu sama lain.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love is You (VSeul)
FanfictionSeikat bunga yang ditinggalkan membawa angin rindu dalam dekapan. Ini bukan hanya soal cinta, tapi juga soal hati. Dua hati yang berkelana untuk mencapai satu makna, satu rasa dan satu jiwa.