Part 8

1K 169 6
                                    

Bagi Seulgi perpustakaan adalah tempat kedua yang paling ia sukai selain atap sekolah. Meskipun tempat ini hanya ramai ketika menjelang akhir semester, tapi Seulgi merasa senang karena tandanya siswa siswi Sky High memikirkan ujian semester dengan segenap hati
 
Seulgi ingin memasuki jurusan mechanical engineering di Universitas Harvard, ia sangat menyukai mesin dan berharap bisa membuat inovasi baru bagi dunia.
 
Deretan buku-buku tersusun rapi dalam rak, menanti siapa saja untuk membuka dan membuat kusut setiap lembar dari mereka. Seulgi tersenyum bermaksud mengambil buku tentang teknik mesin yang berada di rak, namun tangan kokoh itu menyentuh buku incarannya terlebih dulu.
 
“Kau ingin membaca buku ini?” Taehyung menunjukkan buku yang baru diambilnya
 
Seulgi tertegun, setelah satu bulan ini adalah percakapan pertama mereka. Meskipun sering bertemu satu sama lain di kelas, namun mereka tak pernah saling bicara.
 
“Ani, kau saja yang meminjamnya” jawab Seulgi ketus, ia berbalik hendak pergi namun ucapan Taehyung menahannya untuk tetap tinggal.
 
“Jelas sekali kau ingin mengambil buku ini, jangan gengsi saat meminta sesuatu dariku”
 
Seulgi mengetatkan rahangnya tanda menahan emosi, ia berbalik memandang Taehyung dengan eskpresi seperti ingin menghajar orang.
 
“Gengsi? Aku tidak seperti yang kau tuduhkan, Kim Taehyung-ssi”
 
 Seulgi sewot, Taehyung kini kembali menjadi Taehyung menyebalkan yang suka cari gara-gara.
 
“Ujian masuknya lusa bukan?” tanya Taehyung dengan wajah datarnya.
 
“Lalu kenapa? Ada masalah, bukan hanya aku yang bersiap untuk ujian masuk universitas, bukankah kau juga begitu? Targetmu SNU bukan?”
 
Taehyung menatap Seulgi lekat-lakat, semakin ia melihat gadis ini semakin ia merasa menyukainya. Seulgi membuat semua menjadi pertama kali untuk Taehyung.
 
“Ne, sejujurnya aku tertarik untuk mencoba memasuki universitas oxford, tapi ibuku menangis tak mengijinkanku jauh darinya”
 
“Sayang sekali, tidak ada yang menangis untukku saat aku memutuskan untuk masuk Harvard” balas Seulgi sengit, entah mengapa ia merasa tersinggung dengan ucapan Taehyung barusan
 
“Kau yakin tidak ada?” tanya Taehyung tajam, berharap Seulgi bisa melihat bahwa ia adalah orang yang akan menangis saat Seulgi jauh darinya.
 
Seulgi tertegun, ia mengalihkan pandangannya dari Taehyung berusaha menghindari obrolan dengan namja itu.
 
“Kim Taehyung jangan mulai lagi”
 
“Jika kau menganggapku pria mellow yang susah move on hanya karena ditolak wanita, maka kubur anggapanmu itu dalam-dalam, aku bisa move on dengan mudah Kang Seulgi-ssi”
 
Seulgi tahu Taehyung sedang membuat pertahan diri agar ia terlihat tegar dan kuat, namun Seulgi tidak bisa mempercayai Taehyung begitu saja, ia bisa merasakan duka Taehyung yang terpancar dari kedua matanya.
 
“Wah, apa-apaan ini, kenapa kau membahas hal yang sudah lalu” ucap Seulgi berusaha menahan air matanya, ia tak mau terlihat peduli pada Taehyung karena takut namja itu semakin sulit melupakannya.
 
“Hanya untuk mengingatkanmu agar kau berhenti sombong, seolah-olah dirimu gadis paling cantik yang susah dilupakan”
 
Seulgi mengernyit, kata-kata pedas itu kembali lagi. Ia akui Taehyung yang menyebalkan jauh lebih baik daripada Taehyung yang bermuram duja karena patah hati.
 
“Apa ini perkataan dari namja yang frustasi gara-gara ditolak oleh yeoja yang katanya tidak cantik ini?”
 
“Bukan katanya lagi, namun memang kenyataannya kau sama sekali tidak cantik”
 
Seulgi merah padam, ia memukul bahu Taehyung lumayan keras untuk melampiaskan emosinya.
 
“Sialan, jangan mengatakan hal itu didepan yeoja, karena mereka sangat sensitif”
 
“jangan bilang kau tersinggung, nona kang?” tanya Taehyung menyindir.
 
Seulgi memutar bola matanya malas meladeni Taehyung yang jahil dan menyebalkan.
 
“Ani, tapi aku bingung mengapa seorang playboy tidak bisa berkata halus pada wanita”
 
“Santai saja, aku sedang tak tertarik kembali kepada rutinitasku dulu, aku sibuk belajar kau tahu”
 
Kata-kata itu seolah menegaskan bahwa Taehyung tidak tertarik menjalin hubungan dengan yeoja lain lagi karena hatinya sudah sepenuhnya dicuri oleh yeoja dihadapannya ini.
 
“Aku yakin saat di kampus nanti, kelakuanmu akan jadi lebih parah”
 
Seulgi mendorong Taehyung lalu berjalan menjauhi Taehyung, perasaannya menjadi tak karuan karena pria itu, dan ia butuh menenangkan diri.
 
“Apa aku bisa Seulgi ssi? Apa aku bisa memandang yeoja lain lagi?”
 
Langkah Seulgi terhenti ia memandang Taehyung tajam, agar ia berhenti membahas hal itu lagi.
 
“Kim Taehyung..”
 
“Rasanya sakit sekali, berpura-pura melupakanmu padahal hatiku menyuruhku untuk memelukmu erat”
 
Taehyung berjalan maju mendekati Seulgi membuat yeoja itu mundur satu langkah demi satu langkah menjauhi Taehyung.
 
“Jangan lakukan itu! Tak peduli hatimu merengek atau menjerit, jangan pernah memelukku. Cari yeoja lain, apa kau tak mengerti juga?” Seulgi berkata dengan keras dan menusuk tepat di hati Taehyung.
 
Taehyung memegang kepalanya frustasi, harga dirinya runtuh begitu saja, ia tak peduli terlihat menyedihkan didepan Seulgi, yang penting ia ingin yeoja itu tahu kalau perasaannya bukanlah permainan belaka.
 
“Kenapa? Kenapa semua orang menyuruhku untuk melupakanmu? Aku tidak memintamu untuk menerimaku, tapi kumohon jangan minta aku untuk melupakanmu, aku baik-baik saja dengan membawa perasaan ini”
 
Seulgi mendorong Taehyung berusaha menyadarkan pria itu agar kembali berpikir rasional.
 
“Kau brengsek, jangan buat aku merasa bersalah”
 
“Baguslah jika kau merasa bersalah, setidaknya kau masih mengingat diriku” ucap Taehyung sambil tertawa miris.
 
“Sialan kau Kim Taehyung, aku benar-benar ingin menghajarmu” Seulgi memegang kerah seragam Taehyung, berusaha menahan diri untuk menghajar Taehyung agar bisa kembali normal.
 
Taehyung tersenyum kecil, menyentuh tangan Seulgi dengan sayang.
 
“Akan ku terima dengan senang hati, sentuhan darimu walau itu terasa sakit aku tidak akan protes”
 
Seulgi tertegun, ia melepaskan tangannya dari baju Taehyung dan menatap namja itu dengan nyalang.
 
“Kau sudah gila,”
 
“Aku gila karena dirimu Seulgi-ya”
 
“Jangan seenaknya memanggilku dengan sok akrab brengsek”
 
Melihat Seulgi marah ada kelegaan di hati Taehyung karena ia bisa menikmati ekspresi Seulgi yang entah sampai kapan bisa ia lihat. Taehyung sadar ia memang merasa sedih karena ditolak oleh Seulgi namun ia merasa lebih sedih lagi mengingat yeoja didepannya ini akan pergi jauh dari Korea untuk mengejar impiannya.
 
“Bisakah aku memelukmu? Aku janji tidak akan mengganggumu lagi”
 
Seulgi berusaha menormalkan ekspresinya walau rasanya ia ingin menangis saat itu juga.
 
“Tidak, maafkan aku”
 
“Kau gadis yang kejam, bahkan untuk pelukan juga tidak bisa kau berikan” ucap Taehyung miris.
 
Seulgi hanya diam memandang Taehyung dalam, berusaha menyadarkan Taehyung bahwa dirinya adalah yeoja jahat yang tak pantas mendapatkan cinta tulus darinya.
 
“Ingatlah aku sebagai gadis jahat yang melukai hatimu, jika aku memberimu pelukan maka ingatanmu tentangku akan menjadi sedikit lebih indah, dan kau akan lebih sulit melupakan aku”
 
Taehyung tersenyum kecil, ia tahu Seulgi bukanlah yeoja yang jahat. Jika Seulgi jahat mana mungkin dia mau peduli pada Taehyung, peduli padanya agar cepat melupakan Seeulgi untuk menjalani hidupnya dengan normal kembali.
 
“Kurasa aku lebih mencintaimu lagi Kang Seulgi”
 
“Begitukah? Hiduplah dengan omong kosong soal cinta seumur hidupku, aku tidak mau peduli lagi”
 
Dan Seulgi benar-benar meninggalkan Taehyung sendirian di perpustakaan, meninggalkannya bersama sejuta perasaan yang tak mampu dilukiskan dengan kata-kata
***

Hai guys double up hari ini. Hmm thanks buat reader yang udah vote dan coment cerita aku dan thanks juga untuk silent readers yg udah menyenpatkan waktu untuk membaca fanfic ini. Sampai jumpa di part selanjutnya.

My Love is You (VSeul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang