Kosong

3.2K 307 9
                                    

"Halo Seokjin hyung!"
Ketiga trio itu berseru secara bersamaan.

Seokjin yang tengah duduk tepi balkon, mengalihkan pandangannya kesumber suara.

Dapat ia lihat para trio tengah tersenyum cerah.
"Ada apa eoh...?"

"Hyung tidak makan malam?" Taehyung menghampiri Seokjin yang masih tetap dalam posisi yang sama.

"Kalian makanlah, aku belum ingin makan sekarang."
Jawaban Seokjin membuat trio itu menghela napas kecewa.

"Ayolah hyung, bantu aku makan. Lihatah tanganku, bagaimana caranya aku memegang sumpit jika tanganku di berban seperti ini." Jimin menujukkan tangan kananya yang dibalut perban.

Seokjin menatap Jimin dan kedua adiknya yang lain bergantian. Ia tidak boleh egois dan membuat yang lain terkena imbas karena emosinya.

"Baiklah kajja!" Seokjin beranjak dari tempatnya dan diikuti dengan langkah riang para trio.

"Chim, ternyata tangan bantetmu ada gunanya juga." Taehyung berbisik tepat ditelinga Jimin.

"Dasar adik tak tau diri." Jimin menendang kaki Taehyung cukup keras membuat pemuda itu merintih tertahan.

"Jahat....." rengek Taehyung dengan menatap Jimin.

"Jika aku jahat, lalu bagaimana denganmu? Raja iblis?" Jimin meninggalkan Taehyung dan memilih menyusul langlah Seokjin.

Jungkook yang menyaksikan hal tersebut mendekati Taehyung.
"Hyung tenanglah kau memang pantas mendapatkannya." Ucap Jungkook dengan terkikik, hal itu tentusaja mendapat tatapan tajam dari Kim yang ternistakan.

***

Malam yang terasa semakin dingin karena guyuran hujan, tujuh orang pemuda tengah berkumpul di sebuah ruangan yang dipenuhi berbagai senjata.

Tak ada yang menarik diruang itu selain jejeran senjata api yang tergantung rapi di dinding.

Masalah Namjoon dan Seokjin telah terselesaikan karena bantuan para trio maknae, kini ketujuh saudara itu kembali bercanda gurau.

Namjoon menatap Seokjin dalam, ada hal yang ingin ia sampaikan, namun ada hal yang membuatnya tidak yakin untuk mengatakannya.

"Seokjin hyung!" Mendengar panggilan Namjoon, pemuda itu mengarahkan pandangannya ke pemuda kim tersebut.

"Wae?"

"Sebenarnya ada yang ingin aku sampaikan, hari ini aku menemukan markas para penculik itu dengan bantuan Detektif Ji."

"Lalu?"

"Bagaimana jika kita pergi kesana dan melihat kondisi markas mereka?" Namjoon menatap Seokjin yang tak kunjung membalas ucapannya.

"Baiklah kita kesana, kita akan menyiapkan perlengkapan sekarang. Tapi........bagaimana dengan para makn.............." Ucapan Seokjin terhenti saat melihat para trio itu sudah menggenggam senjata mereka.

"Yak.....Jimin kau kemanakan perban di tanganmu?" Seokjin menatap tangan kanan Jimin yang tengah memegang senapan.

"Aku melepasnya, itu sangat mengganggu." Seokjin menatap perban yang sudah tergeletak di lantai.

"Aku benar-benar tak mengerti jalan pikiran kalian." Seokjin menggelengkan kepalanya seraya menatap trio ajaib dihadapannya.

Barusaja mereka merengek padanya jika tubuh mereka terasa sakit, tapi sekarang mereka telah menenteng senjata.




Setelah menghubungi Detektif Ji, bahwa mereka akan menyergap markas para penculik itu. Member 007 segera menuju lokasi, sebuah bangunan minimalis di pinggir kota menjadi tempa para penculik itu menyusun rencana licik mereka.

Member 007 dibagi menjadi tiga tim, yang setiap tim masuk kedalam bangunan itu dengan rute berbeda.

Jimin bersama Seokjin masuk melalui pintu samping kanan, Hoseok dan Taehyung melalui pintu samping kiri, Jungkook dan Yoongi melalui pintu belakang sementara Namjoon berjaga di pintu depan.

Sebelum mereka masuk, Namjoon telah memperingatkan jika ada bahan peledak di bangunan itu yang cukup merobohkan bangunan.

Maka dari itu para member begitu memperhatikan langkah mereka, waspada jika ada ranjau di jalan yang mereka lalui.

Namun upaya mereka untuk berhati hati, harus gagal karena ulah Taehyung yang tak sengaja menyenggol sebuah meja yang menjadi pemicu bahan peledah tersebut.

Ledakan kecil memgelilingi bangunan itu, dan cukup untuk merobohkan jalan masuk. Satu satunya jalan masuk adalah pintu utama yang berada di depan bangunan.

Namun sebelum pintu masuk bangunan itu rubuh, Jungkook menjadi satu-satunya member yang dapat lolos masuk kedalam.

"Kembali ke pintu utama, dan kita bahas rencana B!" Suara Namjoon mengisi keheningan earphone. Para member segera berkegas mengikuti perintah leader 007 itu.

"Bagaimana sekarang? Apa kita semua akan masuk melalui pintu utama?" Hoseok membuka suara, seraya menatap member lain.

"Jungkook ada di dalam, kita harus segera masuk untuk membantunya." Yoongi manatap Namjoon yang masih nampak berpikir.

"Baiklah, kita semua akan masuk melalui pintu utama dan menyerang mereka bersama." Namjoon mendapat anggukan dari ke tujuh member.

Seperti yang Namjoon pikirkan sebelumnya, jika hanya ada satu akses keluar masuk maka semua penculik itu akan menjaga pintu utama seketat mungkin.

Kali ini anggota 007 menggunakan penyerangan jarak dekat, dengan kerja sama yang kompak sekitar 15 orang pria yang diduga adalah bagian dari penculikan berhasil mereka lumpuhkan. Lebih tepatnya hanya Jimin dan Taehyung yang harus menghadapi 15 orang tersebut.

"Hah.......lelahnya." Yoongi menghela napas seraya menyenderkan punggungnya pada dinding.

"Yak......hyung kalian kau hanya diam saja, sementara aku dan Jimin yang harus menghadapi mereka. Bagaimana bisa kau merasa lelah." Protes Taehyung dengan menyeka keringat di pelipisnya.

"Ingat kata-kataku, 'jika kalian bisa mengapa harus kami'." Qoutes dari seorang Min Yoongi.

Jimin yang tadinya masih mengatur napasnya, mulai beranjak seraya menggenggam pistolnya

"Hyung aku akan mengecek ke dalam!" Jimin mempererat genggam pistol di tanganya dan berjalan perlahan. Sampai indra pendengarannya menangkap suara langkah kaki dari balik dinding.

Jimin menyiapkan amunisinya dan mendengarkan dengan saksama. Sampai Jimin memilih mengangkat pistolnya.









"Hyung......!!"







"Jungkook!" Jimin menurunkan pistolnya yang tepat mengarah pada kepala Jungkook.

Member 007 yang lain mendekati kedua pemuda yang masih saling tatap.

"Jungkook-ah bagaimana kondisi didalam? Apakah ada orang lain?" Namjoon mendekati maknae itu, dengan pandangan yang jauh menerawang di belakang Jungkook.

"Anni, tidak ada siapapun didalam." Jungkook menatap Namjoon dengan tangan yang sibuk memasukkan pistol di dalam jaket kulitnya.

"Baiklah kalau begitu, kita keluar dari sini. Aku sudah menghubungi Detektif Ji untuk mengurus para penjahat itu." Namjoon melangkah keluar meninggalkan bangunan tersebut dan diikuti para member 007 yang lain.

Sesekali mereka harus mengangkat kaki lebih tinggi untuk menghindari para korban pukulan mereka yang tak sadarkan diri di sepanjang lorong pintu keluar.








Sebelum langkah kakinya membawa tubuh Jungkook semakin jauh dari tempat itu, pemuda dengan marga Jeon itu menghentikan langkahnya dan menatap kembali rumah tua dihadapannya.

"Cooky cepatlah!"

"Ne.....!"











Bersambung.................



Hai, selamat hari minggu semua..........
Akhirnya bisa up tepat waktu 😄😄😄😄😄

Tunggu kelanjutannya di minggu depan

SuspiciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang