CCTV

3.2K 309 15
                                    

Jimin menghentikan langkahnya di dekat kamar mandi.
"Adakah yang berpikir sama sepertiku?"


Taehyung dan Jungkook menatap Jimin, kemudian mereka tertawa bersama.

"Yak, sebenarnya apa yang kalian pikirkan? Beri tau aku." Hoseok sungguh tidak mengerti apa yang ada di dalam kepala para trio itu.

"Mereka menyusun rencana dengan sangat baik, kurasa mereka membius anak-anak dan mengganti pakaian mereka disini. Kulihat tak ada CCTV disini." Ujar Jungkook yang dibalas anggukan oleh Jimin dan Taehyung.

"Binggo Cooky, mereka pasti membuat anak-anak itu nampak seperti sedang tertidur digendongan orang tuanya. Bukan nampak seperti sedang diculik bukankah mereka keren." Taehyung tersenyum cerah dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Bisa kita lanjutkan tour." Jimin kembali melangkahkan kakinya.

"Woah, komedi putar." Jungkook berseru senang.

"Komedi putar?" Hoseok menghentikan langkahnya.

"Jimin-ah, bisa kita lewati tempat ini?" Hoseok menatap Jimin.

Jimin menatap Hoseok beberapa saat.
"Eum......ayo kita lanjutkan." Jimin menarik tangan Jungkook.

"Aish hyung, aku ingin naik satu putaran saja."

"Kita disini untuk misi bukan mengantarmu liburan." Jimin terus melangkah mengabaikan Jungkook yang masih menggerutu.


"Yey.......pintu keluar."

"Tunggu Tae." Jimin menahan Taehyung yang akan melewati pintu keluar.

"Wae?"

"Lewat pojok sebelah sana." Jimin menunjuk pojok dinding.

"Haruskah?" Taehyung nampak enggan melakukan perintah Jimin.

"Harus Kim!" Jimin menekankan ucapannya. Taehyung berdecak sebal dan segera mengikuti instruksi Jimin.

***
Diruang CCTV, Namjoon masih sibuk berdebat dengan petugas penjaga. Petugas itu terus saja menyangkal jika ada bagian taman yang menjadi titik buta CCTV,  bahkan petugas itu beranggapan para penculik itu tidak akan lolos dari intaian CCTV.

Namjoon merasa pasti ada jalan lain untuk keluar dari taman bermain. Tapi tetap saja perugas itu menyangkal jika hanya ada satu jalan keluar.

"Namjoon tenanglah kita bisa bicarakan ini baik-baik." Seokjin menarik pundak Namjoon agar ia menjauh dari meja petugas tersebut.

Yoongi yang sedari tadi hanya duduk di pojok ruangan mulai berjalan mendekan menuju layar monitor.
"Kurasa penculik ini terlalu pintar hingga dapat mengelabuhi kalian." Yoongi menatap petugas itu remeh.

"Apa maksudmu kami........" Belun sampai petugas itu melanjutkan ucapannya Yoongi kembali berucap sinis.

"Atau kalian yang terlalu bodoh, dan berusaha menutupi kelengahan kalian dalam pengawasan?" Yoongi memberikan senyum miring sebelum ia kembali menjauh dari layar monitor.

"Baiklah, keberadaan kami disini untuk mempermudah kalian menyelesaikan masalah ini sebelum polisi membuatnya semakin rumit." Seokjin berusaha menengahi masalah yang diperbuat Namjoon dan Yoongi.

"Ayolah, pasti ada jalan keluar lain di taman bermain ini!" Namjoon kembali menekankan pertanyaannya.

"Sudah saya katakan tidak ada jalan keluar lain, hanya ada satu pintu keluar!" Petugas itu nampak semakin kesal.

"Tapi kalau begitu, bagaimana mereka bisa keluar?" Yoongi semakin jengah.

"Petugas itu tak berbohong hyung." Suara Jimin membuat Namjoon dan yang lain menatap kearah pintu, disana sudah ada para trio dan Hoseok.

"Sejak kapan kalian disitu?" Seokjin menatap para trio.

"Sejak kalian berdebat soal pintu keluar." Jungkook membuka suara.

"Jadi jelaskan pada kami, jika penjaga itu benar tentang hanya ada satu pintu keluar." Yoongi menatap Jimin, pemuda itu nampak sudah sangat penasaran.

"Penculik itu keluar melewati pintu keluar, dengan melalui titik buta CCTV. Kami baru saja melalui jalan yang kemungkinan di pakai para penculik untuk membawa anak-anak keluar." Jimin berjalan mendekati layar monitor.

"Bisa anda cek, rute dari bak pasir sampai pintu keluar pada pukul 10 hari ini?" Petugas itu melakukan permintaan Jimin,  ia memeriksa jalur dari bak pasir sampai pintu keluar.

"Tidak ada yang aneh?" Jimin kembali bertannya.

Petugas itu nampak berpikir.

"Bukankah seharusnya kalian dari bak pasir, mengapa kalian bisa sampai di pintu keluar?" Seokjin nampak curiga dengan para trio. Dan memang wajah mereka sangat pantas untuk dicurigai.

"Kami menggunakan titik buta CCTV untuk dapat mencapai pintu keluar, bahkan di pintu keluar sekalipun masih terdapat titik buta." Taehyung menjelaskan dengan begitu percaya diri, dan mendapat tatapan mematikan dari Jimin.

Pemuda Park itu baru akan menyombongkan keahliannya sampai alien itu merusak segalanya.

"Yak......Taehyung-ah, itu dialogku." Jimin menatap Taehyung geram.

"Siapa cepat dia dapat." Senyum kotak yang semakin membuat Jimin jengkel.

"Kurasa kalian memang begitu payah dalam penjagaan." Hoseok yang sedari tadi hanya diam akhirnya membuka suara. Pemuda itu mengepalkan tangannya erat, dan segera pergi dari ruangan CCTV.

Member 007 yang lain menatap Hoseok yang pergi begitu saja. Setelah Namjoon melakukan pembicaraan singkat dengan petugas CCTV, para member 007 memutuskan untuk segera pergi.

***
"Tuan, saya sudah melaksanakan misi. Apa yang harus saya lakukan sekarang?" Seorang pria menggunakan hodie tengah berdiri di belelakang seorang pria paruh baya yang tengah menghisap rokoknya.

"Bunuh anak-anak itu." Pria paruh baya itu membalikkan badannya. Tatapan pria paruh baya itu begitu mematikan.

"Ne?"

"Kau tuli? aku katakan bunuh anak-anak itu dan buang mayat mereka!" Pria paruh baya itu menekankan ucapannya.

Pria dengan hodie itu nampak membungkukkan badannya.
"Baik Tuan."

"Oh.....tunggu dulu." Pria paruh baya itu berdiri dan mengambil sebuah map dari atas meja kayu tak jauh dari tempatnya.

"Aku ingin kau mencari informasi tentang pemuda ini."

Pemuda berhodie itu membuka isi map tersebut, disana terdapat foto seorang pemuda.
"Bukankah ini anggota 007?" Pria itu menatap tuannya.

"Kau benar sekali."









Bersambung..........

Hai hai hai......................
Come back, ada yang masih penasaran sama lanjutan ceritanyya gak nih?
😄😄😄😄

SuspiciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang