"Mereka membunuh anak-anak itu!"
"Apa?!"
"Detektif Ji dan tim intel menemukan 2 mayat anak laki-laki, tak jauh dari lokasi para maknae tadi. Anak-anak itu tewas karena tertembak, menerut Detektif Ji peluru itu sama seperti yang digunakan untuk menembak Jungkook." Namjoon menjelaskan panjang lebar mengenai informasi yang ia dapat dari Detektif Ji.
"Taehyun-ah, apakah kau tau sesuatu?" Jimin menatap Taehyun yang duduk disamping ranjangnya.
Anak itu tak segera menjawab, ia hanya menunduk dalam dan terdengar isakan kecil dari sana.
"Hei....hyung hanya bertanya padamu." Jimin menyentuh pundak Taehyun yang bergetar."Taehyun anak nakal, hyung pasti akan marah......hiks....hiks....."
"Jika Taehyun berkata jujur hyung tidak akan marah." Jimin tersenyum meyakinkan anak itu.
"Hyung janji." Taehyun mengangakat jari kelingkingnya dan segera disambut oleh kelingking Jimin.
"Janji."
"Sebenarnya Taehyun membolos kelas malam dan pergi ke taman agar bibi tidak marah. Saat aku ingin pulang........." Taehyun kembali terdiam, ia nampak enggan melanjutkan ceritanya.
"Tae!" Gumam Jimin
"Ne?"
"Bukan kau Kim, aku memanggil Taehyun." Taehyung berdecak sebal dan memalingkan wajahnya.
"Aku......aku pulang lewat pinggir hutan, dan mendengar suara anak berteriak. Jadi aku masuk kedalam hutan dan melihat para paman itu membawa pistol. Karena takut aku ingin pergi dari sana, namun seorang anak menggilku dan membuat paman itu melihatku."
"Anak itu berusaha melepaskan diri dari para paman jahat, dan aku membantunya. Kami berlari bersama namun karena pohon menyebalkan aku dan dia terjatuh lalu terpisah. Sampai hyung menolong Taehyun." Cerita Taehyun seperti dongeng, namun mau tak mau mereka harus berusaha percaya, karena hanya Taehyun saksi mata kejadian malam ini.
Jimin mengusak rambut hitam Taehyun dan memberikan senyum.
"Gumawo."***
Para trio maknae kini diijinkan pulang oleh Minhyun setelah perdebatan yang cukup panjang. Mereka terus saja membuat masalah dirumah sakit dan itu membuat Minhyun harus berulangkali menyeret mereka keruang rawat.Sementara para hyung line tengah menyelesaikan masalah anak-anak yang tewas, hasil forensik menyatakan ada simbol yang sama di kedua mayat anak itu. Mereka beranggapan simbol itu di dibuat oleh para penculik sebelum anak-anak itu dibunuh.
Untuk menguatkan bukti Namjoon dan Yoongi mendatangi keluarga anak yang berhasil diselamatkan. Dan ternyata dugaan mereka benar, anak itu juga memiliki simbol yang sama seperti 2 anak yang lain.
"Menurutmu mereka melakukannya untuk meninggalkan jejak?" Yoongi menatap Namjoon yang masih sibuk dengan laptopnya.
"Semua penjahat memiliki motif dan ciri khas tersendiri. Kurasa ini ciri khas mereka, bahkan mereka juga meninggalkan simbol yang sama di surat ancaman." Namjoon menghentikan gerakan jarinya yang sedari tadi mengetuk tepi laptop.
"Aku.......melakukan kesalahan besar hyung, seandainya aku bisa lebih teliti lagi pasti tidak akan ada korban." Helaan napas berat Namjoon, membuat Yoongi semakin sadar beban yang ditanggung leader itu.
"Aku percaya padamu, sebaiknya kau istirahatlah. Aku akan membantu Seokjin hyung menyiapkan makan malam." Yoongi beranjak dari tempatnya, sekilas ia menatap Namjoon yang nampak berantakan.
Pemuda Kim itu sudah tiga hari tidak makan dan istirahat dengan teratur. Rasa bersalah membuatnya seperti mayat hidup.
"Yoongi bisa kau panggil para maknae dan Hoseok!" Seokjin yang baru saja dari dapur melihat kedatangan Yoongi.
Tanpa membalas ucapan Seojin, pemuda itu segera melalukan tugasnya.
Ke enam pemuda telah berkumpul di meja makan, mereka menatap satu sama lain. Rasa canggung begitu terasa karena Seokjin sedari tadi hanya menatap pintu kamar Namjoon yang tertutup rapat.
"Aku akan mengantar makanan pada Namjoon." Seokjin bangkit dari kursinya dan menata piring pada sebuah nampan.
Setelah kepergian Seokjin, Hoseok membantu Jimin dan Jungkook mengambil makanan mereka. Mengingat kondisi tangan mereka yang bermasalah.
"Aku bisa sendiri hyung, tak masalah." Jimin menjauhkan tubuhnya saat Yoongi akan menyuapkan sup padanya.
"Kau yakin?" Jimin mengangguk mantap. Yoongi menatap Jimin sesaat, ia merasa ada yang aneh dari sikap maknae satu ini. Tak biasanya ia menolak.
Sementara itu di kamar Namjoon, Seokjin tengah menata makanan dan meminta adiknya untuk segera makan.
"Namjoon-ah, makan lah sebelum dingin." Namun Namjoon hanya membalas dengan anggukan, tanpa menolehkan kepalanya.
"Kau tidak memakan makan siangmu?"
"Mian."
"Kau ingin membunuh dirimu sendiri?"
"Hyung aku......"
"Ingin membela diri?"
"Aku sedang mencari tau tentang sibol itu hyung."
"Persetan dengan simbol bodoh itu!"
"Aku diam selama 3 hari bukan untuk melihatmu seperti ini Namjoon-ah!" Seokjin melempar mangkuk yang ada di genggamanya. Pecahan kaca berserakan dan membuat sup didalamnya tumpah.
Seokjin meninggalkan kamar Namjoon dengan emosi yang memuncak. Tak hanya Namjoon yang terkejut namun juga ke lima saudaranya yang lain. Suara teriakan Seojin dan pecahan kaca terdengar sampai ruang makan
Seokjin memasuki kamarnya dan membanting pintu cukup keras. Kini Seokjin mulai tersulut emosi dan Yoongi sebagai tertua kedua harus berusaha berpikir tenang.
"Kalian para trio, cobalah menenangkan Seokjin Hyung. Sementara aku dan Hoseok akan menemui Namjoon." Para trio segera bangkit dari kursi mereka. Trio itu saling mendorong satu sama lain untuk memasuki kamar Seokjin.
"Chim, kau yang tertua diantara kami. Cepat buka pintunya." Taehyung yang berdiri dibelakang Jimin memberi masukan.
"Hei....aku juga takut alien."
"Kalau begitu biar Jungkook saja." Taehyung memberikan jalan untuk Jungkook.
"Mengapa aku?"
"Baiklah kali ini aku yang buka. Tapi jika hal seperti ini terjadi lagi dan aku tidak ada kalian harus berani melakukannya." Tangan kiri Jimin sudah bersiap memegang knop pintu.
"Yak....kau hanya membuka pintu, bukan pergi berperang." Taehyung mendorong pelan bahu Jimin.
"Hyung, kau tau perkataanmu seperti orang yang akan tiada dalam perang." Jungkook menatap Jimin tak percaya.
Sementara pemuda Park itu nampak tak peduli dengan ucapan kedua saudaranya. Kini ia tengah fokus dengan pintu takdir dihadapannya.
Perlahan knop pintu diputar dan suara derit pintu terdengar kala pintu secara perlahan terbuka.
"Halo Seokjin Hyung!!"
Bersambung................
Hai semuanya sorry, aku gak bisa update di hari minggu karena kendala teknis. 😢😢😢 (paket data habis)
Jadi untuk mengganti dan menebus update, hari ini aku up dua part sekaligus........ horeeeeeeeeeeee..........
Inipun dengan bantuan hotspot teman...........😅😅😅Dimaafkan gak nih?😢😢
Sekali lagi maaf semuanya........

KAMU SEDANG MEMBACA
Suspicious
FanfictionMisi yang rumit untuk tujuh orang pemuda. Berbagai masalah datang secara bergantian. Cast : All member BTS