Taman bermain, tempat yang begitu ramai tidak hanya dipenuhi orang dewasa tetapi juga anak-anak.
Membicarakan anak-anak, mereka adalah sasaran empuk untuk aksi kejahatan. Beberapa orang pria nampak mengintai anak-anak yang tengah bermain di ayunan dan bak pasir.
"Bawa beberapa anak, dan segera tinggalkan tempat ini." Seorang pria memberi intruksi kepada temannya yang lain.
"Laksanakan." Mereka mulai melihat kondisi sekitar, menunggu para orang tua lengah dan setelah itu bawa anak-anak pergi dari lokasi secepatnya.
Sebuah ledakan balon yang tak terduga membuat semua orang mengalihkan perhatian mereka ke sumber suara.
Para pria itu dengan sigab membawa 3 orang anak kisaran usia 6 tahun.
Senyum miring tercipta di bibir para pria itu, ketika mereka berhasil menyelesaikan misi mereka.
"Menuju markas sekarang!"
***
Tiga orang namja tengah menikmati sarapan mereka di sebuah meja kecil yang terdapat di Taman belakang kediaman Kim.
Mereka tidak lain adalah maknae line, Jimin yang sudah terlebih dulu menghabiskan sarapanya memilih untuk memakan apel. Sementara Jungkook nampak kesulitan mengunyah makananya, faktor gigi geraham yang dicabut.
"Bagaimana jika setelah ini kita latihan?" Seru Taehyung yang dibalas anggukan oleh 2 saudaranya.
"Tapi tunggu aku menghabiskan sup ini dulu." Jungkook merasa dilupakan, apakah tidak ada yang bersimpati padanya.
"Cepatlah Cooky, menunggumu makan seperti menanti Yoongi hyung bangun tidur." Taehyung nampak begitu kesal.
Setelah penantian panjang, akhirnya Jungkook menyelesaikan sarapannya. Taehyung menatap Jimin yang tengah menikmati apelnya.
"Jika tidak suka, jangan dilihat." Jimin balas menatap Taehyung jengah, sedari tadi alien Kim itu terus menatapnya.
"Baiklah, ayo kita suit untuk menentukan korban pertama." Taehyung mengangkat tangannya bersiap mengeluarkan jurus andalanya. Jimin dan Jungkook turut bersiap, ini menentukan hidup dan mati mereka.
Matahari bergerak semakin tinggi, angin bertiup pelan menggoyangkan rerumputan hijau yang memenuhi taman keluarga Kim. Suasana yang begitu menenangkan sangat cocok untuk melepas penat. Namun itu tak berlaku bagi Jimin, kini ia tengah berdiri di tepi depan pohon apel yang terletak di dekat pagar pembatas. Di atas kepala Jimin sudah ada apel merah sebagai target Taehyung melemparkan belatinya.
Ya, itu adalah konsekuensi bagi siapa yang kalah suit. Ia harua siap jadi sasaran bagi pemenangnya.
Taehyung nampak memberi ancang-ancang, ia sudah bersiap melempar belatinya sampai suara Jimin membuatnya mendengus sebal.
"Yak, arahkan belatimu dengan benar."
"Diamlah bantet, aku sedang berkonsentrasi."
"Dasar alien tak tau diri, kau itu men......."
Ucapan Jimin terhenti saat belati Taehyung menancap sempurna di pohon dengan apel yang sudah terbelah menjadi dua. Taehyung begitu puas dengan hasil lemparanya, berbeda dengan Jimin yang nampak begitu kesal."Alien gila.......!"
Taehyung hanya tersenyum melihat reaksi Jimin. Wajah Jimib nampak merah menahan amarahnya."Sekarang giliranmu Tae." Jimin melempar apel kearah Taehyung. Pemuda itu berjalan menuju tempat yang Jimin tempati tadi dengan menggenggam erat apel merah ditanganya. Sebelum itu Jimin terlebih dulu mencabut belati Taehyung yang tertancap di pohon.
Itulah Tugas Jimin saat Taehyung mulai melatih lemparanya, selain menjadi sasaran ia juga harus mencabut belati Taehyung.
Pernah suatu hari Taehyung tidak membawa belatinya saat melaksanakan misi, dengan alasan Jimin tidak mencabut belatinya yang menancap di pohon.
Benar benar alien menyebalkan.
Taehyung tengah menyeimbangkan apel diatas kepalanya sampai tiba-tiba Jungkook membuatnya terkejut."Apa yang kau lakukan?" Taehyung menjauhkan tubuhnya dari Jungkook yang tengah berjongkok di bawahnya.
"Memungut apel." Jawaban enteng dari Jungkook. Pemuda itu nampak membersihkan apel yang berhasil Taehyung belah menggunakan belatinya.
"Kelinci jorok."
"Tak peduli, lagi pula apelnya jatuh di atas rumput." Jungkook berjalan menjauhi Taehyung dan mendekati Jimin yang tengah mengisi amunisi pistolnya.
"Wah, kau akan menggunakan ini hyung, pistol ini sangat hebat." Jungkook menatap pistol itu dengan tatapan berbinar.
Jimin sudah bersiap melesatkan peluru pertamanya, Taehyung menatap lurus lubang peluru. Pemuda itu meneguk ludah kasar.
"Kau yakin tidak akan menembakku."
"Entahlah, jika melesetput tidak akan jauh dari apel." Jimin masih fokus dengan bidikanya.
Taehyung benar benar kesal pada Jimin.
"Yak.....kau!" Taehyung bergerak tiba-tiba, tepat saat peluru Jimin lesatkan."Hyung!" Jungkook menatap Jimin tak percaya dengan yang baru saja hyungnya lakukan, kemudian ia berlari ke arah Taehyung.
Jimin nampak tersenyum miring, menatap Taehyung dengan tatapan yang tak dapat diartikan.
"Siapa yang menyuruhmu bergerak." Jimin masih memberi senyum miringnya, bahkan ia nampak tak ada niat untuk mendekati Taehyung yang bersimpuh di atas rerumputan.Jungkook berlari mendekati Taehyung, pemuda itu nampak cemas. Taehyung yang melihat Jungkook mendekatinya berusaha mengangkat tanganya.
"Jung........jungkook."
"Argh........jung......kook."
"Tae-tae hyung..........."
Bersambung...................
Udah gak tau mau ngomong apa lagi, otak buntu kehabisan topik pembicaraan.
Yang penting, aku selalu ucapkan terimakasih sama semua yang sudah mau baca cerita ini. 😄😄😄

KAMU SEDANG MEMBACA
Suspicious
FanfictionMisi yang rumit untuk tujuh orang pemuda. Berbagai masalah datang secara bergantian. Cast : All member BTS