Rumah sakit

4.7K 351 1
                                    

Setelah mendapat hasil pemeriksan, ternyata lengan Jimin sudah jauh lebih baik. Hanya saja ia tetap harus menghindari pergerakan pada lengannya yang terlalu berlebihan.

Yoongi yang berada bersama Jimin terus menatap adiknya dengan tatapan tajam. Mungkin akan sampai menembus tubuh kecil Jimin.

"Hyung, aku baik-baik saja kau bisa menemui appa." Yoongi nampak berfikir sejenak, ia menatap Jimin.

"Baiklah, segera pulang eoh." Setelah itu Yoongi segera berlari kecil meninggalkan Jimin di rumah sakit. Beberapa saat lalu Yoongi menerima pesan dari Tuan Kim untuk segera ke kantor polisi. Guna membicarakan narapidana yang berhasil lolos dari polisi.

Jimin berjalan santai keluar dari rumah sakit. Sesekali ia menyapa pasien yang berada di lorong. Tak hanya pasien, dokter dan perawatpun tak luput dari senyumnya.

"Argh........!!! Apa yang kalian lakukan?!"

"Pembunuh........kalian semua pembunuh........!"

Suara teriakan dan benda berjatuhan terdengar bersahutan. Banyak orang yang meninggalkan lokasi untuk mengamankan diri mereka.

Jimin yang sedang berjalan beberapa kali harus tertabrak oleh orang-orang yang berlari kecil meninggalkan lokasi. Sementara Jimin melangkah semakin dekat ke TKP.

Jimin dapat melihat seorang remaja pria sekitar usia 17 tahun tengah mengamuk di depan meja resepsionis. Ia melempar dan menendang barang yang ada di dekatnya dengan terus berteriak.

Dengan tersenyum Jimin melangkah mendekati remaja itu. Jimin melepas jeketnya dan melemparnya kearah remaja tersebut.

Remaja itu akan melayangkan pukulan kearah Jimin namun dengan cepat Jimin menagkisnya. Jimin mencengkram pergelangan tangan remaja itu dan memutarnya kebelakang dengan sedikit membanting tubuh remaja tersebut, Jimin menggunakan punggungnya sebagai tumpuan.

Hal itu membuat remaja itu terangkat keatas dan jatuh membentur lantai.

Namun dengan cepat Jimin menahan kepala remaja itu menggunakan kakinya sebelum terbentur kelantai.

Setelah itu Jimin segera menindih tubuh remaja itu yang telah tertelungkup.

Remaja itu mengerang karena Jimin memutar tangannya.

"Sebaiknya kau diam, kau akan terluka jika terlalu banyak bergerak." Jimin berbisik di telinga remaja itu.

"Yak......!lepaskan...." ternyata remaja itu tak menurut dan lebih memilih terus mengumpat.

"Bisa aku minta obat bius." Jimin berbicara pada seorang dokter yang ada di belakangnya. Tidak lain adalah Minhyun.

Minhyun memberikan kode pada seorang suster dan segera menyuntikkan bius kepada remaja tersebut. Dan dalam hitungan detik remaja itu mulai terlelap, merasa sudah aman Jimin melepaskan cengkramannya.

Jimin mengibaskan tangannya dan sesekali memijat lengannya. Ini pertama kali Jimin menggerakkan lengan kananya setelah hampir dua bulan tak ia gunakan untuk melakukan hal berat.

***

Sekitar satu jam telah berlalu, Jimin masih setia menemani remaja yang telah ia buat tak sadarkan diri. Total sudah dua kali Yoongi menanyakan keberadaan Jimin.

"Euh....." remaja itu nampak mengerjabkan matanya.

"Kau sudah sadar?" Tannya Jimin dengan mendekatkan wajahnya kearah remaja itu.

"Mataku sudah terbuka, dan kau masih bertannya." Remaja itu menatap Jimin sebal.

"Wah.....kurasa itu terlalu kasar." Jimin menggelengkan kepalanya.

Remaja itu mengalihkan pandangannya dan bangkit dari atas bankar.

Jimin yang melihat hal itu, seketika menahan lengan remaja itu.

"Beristirahatlah, sebaiknya kau tenangkan pikiran terlebih dahulu!"

"Memang tau apa kau, sehingga bisa berbicara seperti itu?" Remaja itu menghempas tangan Jimin dari lengannya.

Remaja itu baru saja akan menurunkan kakinya dari atas bankar, namun suara Jimin membuatnya berhenti.

"Aku sama sepertimu............."



Bersambung.................

SuspiciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang