Jimin berlari menembus derasnya hujan, ia tak peduli akan tubuh dan barang bawaanya yang basah. Kepalanya penuh terisi dengan Jungkook, ia harus segera sampai di halte.
Percikan air hujan mengiringi langkah Jimin, sampai langkahnya terhenti kala ia melihat Jungkook yang masih berdiri ditempat yang sama dengan menggenggam bungkus permen yang Jimin berikan tadi.
Jimin juga melihat Taehyung yang baru saja turun dari bus dan menghampiri Jungkook dengan badan yang sudah basah kuyup.
Jimin melangkahkan kakinya mendekati kedua adiknya.
"Jeon Jungkook!" Panggillan Jimin membuat ke dua pemuda itu menoleh."Hy......hyung" Jungkook nampak menggigil, pemuda itu sudah sangat kedinginan.
"Kemana saja kau?" Taehyung nampak gusar ia menatap tajam Jimin.
"Kenapa kau tidak pulang, sudah ku katakan kau bisa pulang terlebih dahulu. Sebenarnya di mana pikiranmu?" Jimin memegang erat bahu Jungkook dan memandang adiknya dalam.
"Sebaiknya kita pulang, aku akan mencari taxi" Taehyung beranjak dari tempatnya.
Jimin menarik Jungkook untuk berteduh. Jungkook menunduk dalam ia tak memiliki keberanian menatap Jimin.
"Mengapa kau tidak berteduh dan memilih berdiri di sana seperti orang bodoh?" Jungkook hanya diam, sama sekali tak membalas ucapa Jimin. Sampai Taehyung datang dan mengajak mereka untuk pulang.
"Ayo Jim!"
"Kalian pergilah dan bawa semua barangnya."
"Tapi kau....."
"Kubilang pergi!!" Taehyung menatap Jimin sejenak dan kemudian memilih untuk pulang bersama Jungkook.
Setelah taxi yang ditumpangi Taehyung dan Jungkook pergi, Jimin kembali berjalan menembus derasnya hujan untuk pergi ke sebuah minimarket.
Jimin membeli sekaleng soda, dan meminumnya di depan minimarket. Jimin melihat keberadaan apotek di sebrang jalan, kembali Jimin melangkah diantara turunya air.
Sampai Jimin dilejutkan dengan kedatangan pemuda yang berusaha menarik kantong belanjanya.
Pemuda itu menarik kantong belanja dari tangan Jimin, namun ia malah jatuh teraungkur ketanah.
Rintihan keluar dari mulut pemuda itu."Jika kau ingin katakan saja." Jimin memberikan kantong belanja itu.
"Namaku Jimin, jika butuh sesuatu lakukanlah dengan cara yang benar jangan seperti ini. Tindakanmu bisa membahayakan orang lain." Jimin berucap begitu datar.
Jimin kembali melangkahkan kakinya.
"Gomawo hyung, aku Hyunjun akan membalas ini semua." Pemuda itu tersenyum kearah Jimin, walaupun Jimin tak dapat melihat senyumnya.
Disepanjang jalan Jungkook hanya diam, bahkan sesampainya di rumah ia memilih langsung masuk kedalam kamarnya.
Seokjin bertanya pada Teahyung tentang apa yang terjadi, tentu saja Taehyung menceritakan semuanya baik tentang Jungkook maupun Jimin.
"Mengapa Jimin sampai meninggalkan Jungkook, jika ia sudah tau kondisi Jungkook." Yoongi nampak geram, ia memilih meninggalkan para saudaranya dan membanting pintu kamar.
"Aku mencemaskan Jimin." Hoseok memandang pintu dengan tatapan kosong. Sementara Seokjin ia sudah berlalu menuju lantai atas untuk mengecek kondisi sang maknae.
"Sebaiknya kau membersihkan dirimu, aku akan mencari Jimin." Namjoon berujar lembut seraya menepuk bahu Taehyung.
Namjoon dan Hoseok akan keluar mencari Jimin, namun baru saja mereka membuka pintu Jimin sudah tiba dengan pakaian basah kuyup.
"Jimin-ah."
"Bagaimana kondisi Jungkook." Jimin nampak begitu khawatir.
"Seokjin hyung sedang menemaninya saat ini, sebaiknya kau membersihkan diri dulu." Hoseok berucap dengan menatap lembut Jimin.
Sementara itu Jungkook hanya diam dibalik selimutnya, Seokjin sudah mengajaknya bicara namun pemuda itu hanya diam dan menyembunyikan tubuhnya dibalik selimut.
"Baiklah, hyung akan keluar. Jika butuh sesuatu panggil saja." Seokjin menepuk pundak Jungkook, dan segera keluar dari dalam kamar.
"Hiks....hiks......." Isakan kecil akhirnya lolos dari mulut Jungkook.
Jungkook flash back
Tengah malam yang begitu dingin, sang bulan bahkan tak menunjukkan dirinya. Awan mendung menutupnya dengan sempurnya.
Seorang wanita nampak tertatih-tatih menembus lebatnya hujan di dekapanya ada seorang anak laki laki sekitar berusia 5 tahun. Suara guntur bergemuruh dan hujan yanh semakin deras tak menggentarkan wanita itu.
Sampai akhirnya wanita itu berhenti di pinggir jalan, ia meletakkan anak itu di sebuah halte bus.
Anak itu tampak menggigil dan mulai menangis. Wanita itu mengeluarkan permen dari kantong jaketnya dan memberikannya pada anak laki-laki itu.
"Tenanglah, kau akan baik-baik saja." Wanita itu berusaha menahan air mata yang mulai memaksa keluar.
"Hiks.....hiks....hiks......" Wanita itu mengecup kening anak itu dan melangkah pergi, namun tangan kecil itu menahanya.
"Dengar Cooky! Cooky anak yang baik, jadi tunggu disini dan jangan kemana mana. Makanlah permen ini jika Cooky lapar. Mianhae...........mianhae........." Wanita itu berlari menembus derasnya hujan, hanya bisa berharap jika anak itu baik -baik saja.
Sampai pagi menjelang anak itu tetap berdiri di tempat yang sama seperti saat wanita itu meninggalkanya. Seorang pria yang baru saja keluar dari dalam mobilnya, menghampiri anak yang malang itu.
"Nak, mengapa kau disini? Dimana orang tuamu?"
Anak itu memandang pria dihadapannya.
"Cooky!"
"Tunggu disini"
"Makan permen ini"
Suara yang terus memenuhi kepalanya.Jungkook Flashback And
Jungkook terbangun dengan nafas yang memburu, keringat mengucur deras dari keningnya.
Pemuda itu bangun dari posisi tidurnya, netranya melihat sebuah mangkuk sup di atas nakas dan benerapa obat. Sebuah senyum terukir di bibirnya.
Jungkook ataupun Jimin tak ikut makan siang ataupun makan malam bersama yang lain, mereka memilih hanya berdiam diri di dalam kamar. Jika Jungkook, Seokjin masih dapat mengantar makanan kedalam kamarnya. Namun itu tidak berlaku untuk Jimin, ia mengunci pintu kamarnya.
Sampai pagi menjelang, Jungkook sudah berada di meja makan tentu saja dengan rayuan Taehyung. Namun tidak dengan Jimin, pemuda itu belum keluar dari kamarnya.
"Aku akan memangilnya." Yoongi bangkit dari kursinya dan berjalan menuju lantai atas.
"Jim....buka pintunya." Yoongi mengetuk pintu kayu itu, semakin lama makin kencang.
"Buka atau aku dobrak!"
Namun tak ada jawaban sama sekali.
"Baiklah jika itu pilihanmu." Yoongi menendang pintu beberapa kali, bahkan Seokjin dan Namjoon berusaha menghentikan aksi nekat seorang Min Yoongi.
Pada tendangan ke 4, pintu terbuka sempurnya.
"Jimin!!"
Bersambung..............
Come back........
Gimana masih kurang panjang kah?
Soal pilihan cerita kemarin, belum banyak yang vote sih. Jadi masih bingung aku 😭😭Tapi gak papa deh, aku tunggu masukan kalian.
Maaf kalau ada typo
Dan terimakasih sudah mau baca cerita aku.........😄😄

KAMU SEDANG MEMBACA
Suspicious
FanfictionMisi yang rumit untuk tujuh orang pemuda. Berbagai masalah datang secara bergantian. Cast : All member BTS