Caraku

2.7K 292 24
                                    

Seorang pemuda tengah duduk di sebuah halte bus. Pandangannya menerawang jauh diantara lalu lalang kendaraan. Sudah sekitar 30 menit pemuda itu telah berada di halte tersebut.

Helaan napas panjang pemuda itu buang sebelum ia bangkit dari duduknya. Dan melewatkan begitu saja bus yang berhenti di halte tersebut. Sepertinya beban pikiran itu membuatnya kehilangan separuh hidupnya.

"Kuharap semua akan baik-baik saja." Kepala pemuda itu mengadah kelangit, berusaha membuang semua pikiran buruknya. Ada hal yang membuatnya merasa buruk, tetapi tah ada pilihan lain yang lebih baik dari ini. Ia hanya ingin menjadi sedikit lebih egois, ia tak ingin hanya terus menunduk dan dikendalikan.

"Inilah keputusanku, dan aku tak akan menyesalinya." Keputusan bulatnya yang akan menjadi penentu diakhir.

"Jungkook kau sudah mengambil langkah yang tepat." Monolog pemuda itu sempari menepuk pelan dadanya yang terasa sesak.

***
Kediaman keluarga Kim tengah disibukkan dengan persiapan penyergapan. Detektif Ji sudah sampai sejak pagi tadi, dengan bantuan Tuan Kim penyusunan strategi menjadi lebih mudah. Semua orang ditempatkan pada posisi terbaik, semua sudah direncanakan sedemikian rupa selama ini.

"Jadi sudah diputuskan tim intel akan mengintai dari kejauhan." Ujar Detektif Ji seraya menatap member 007. Tak ada yang berpendapat sebab itulah rencana terbaik mereka.

"Lalu yang akan berjaga di depan rumah itu adalah Seokjin Hyung dan Hoseok." Ucap Namjoon seraya menatap catatan di robekan kertas, Namjoon mencatat semuanya walaupun Detektif  Ji udah terlebih dulu menyusunya di laptop.

"Yoongi hyung, Taehyung dan Jungkook akan masuk kedalam dengan bantuan Jimin sebagai sniper." Semua mengangguk paham dengan penjelasan Namjoon.

"Untuk mu Tae, aku mengijinkanmu untuk menyergapnya. Jadi kuharap kau tak akan gegabah dan melakukan tindakan bodoh." Ucapan Namjoon membuat Taehyung menghela napas, mana bisa rencananya untuk menembak pria tua itu akan berakhir seperti ini.

"Hyung, apakah salah jika aku ingin menghabisi pria tua itu?!" Tegas Taehyung berusaha mendapatkan persetujuan dari saudaranya yang lain.

"Tae, sudah kukatakan kemarin. Membunuhnya tidak akan menyelesaikan masalah." Jimin menatap Taehyung dengan ucapan yang penuh penekanan.

"Kau sama saja Jim, kau tak bisa mengerti!" Taehyung masih belum mau mengerti, ia masik kokoh dengan pendiriannya.

"Taehyung tenanglah kita pasti akan memberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya." Detektif Ji berusaha meluruskan masalah, hukum akan menyelesaikan semuanya dan dapat dipastikan Tuan Jeon akan mendapatkan hukuman yang setimpal.

"Dan kau tak usah ikut campur!" Taehyung menatap geram Detektif Ji sebari mengacungkan jari telunjuknya.

"Kim Taehyung jaga ucapanmu!" Tuan Kim yang barusaja tiba meninggikan nada bicaranya, ia tak habis pikir dengan sikap Taehyung yang melampaui batas.

Taehyung yang merasa paling disalahkan, bangkit dan pergi meninggalkan para saudaranya.

Hoseok dan Seokjin baru saja akan bangkit dan menyusul Taehyung ditahan terlebih dahulu oleh Tuan Kim.

"Biarkan dia sendiri, biar dia paham dengan kesalahannya."

"Ah....omong-omong dimana Jungkook?" Tuan Kim mendudukkan tubuhnya diantara Hoseok dan Seokjin berusaha mencairkan suasana di tempat itu.

"Ia mengatakan akan menemui teman lamanya." Jawab Hoseok dengan mendekatkan secangkir teh kehadapan Tuan Kim.



Rapat dilanjutkan tanpa Taehyung, tak lama kemudian suara pintu terbuka mengalihkan atensi semua orang. Disana Jungkook tengah berjalan mendekati tempat yang lain berkumpul.

SuspiciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang