Yoongi sudah muak dengan cobaan hidup yang dibuat semakin buruk oleh kedua makhluk super yang sialnya adalah adiknya sendiri.
Setelah membantu Jimin dan Taehyung mebereskan rumah. Yoongi memilih untuk pergi keluar, mungkin dengan menghirup udara segar membuat pikiranya sedikit lebih tenang.
Namun baru beberapa blok dari rumah Yoongi disuguhi dengan pemandangan yang membuatnya terpaku.
Kebakaran hebat terjadi di sebuah apartemen, belum ada truk pemadam kemungkinan kebakarab baru saja terjadi. Para penghuni berhamburan meninggalkan apartemen, dan masyarakat sekitar berusaha memadamkan api menggunakan alat seadanya.
Keringat membasahi kening dan pelipis Yoongi, ia berusaha melangkah namun kakinya seakan telah tertancap di tanah.
Sebuah tepukan menyadarkan Yoongi.
"Hyung, kau baik baik saja?" Jimin menatap cemas kearah Yoongi.
"Jimin-ah, aku akan membantu mereka." Taehyung melesat menjauh dan segera membantu penghuni apartemen yang menyelamatkan diri.
"Hyung, sebaiknya kau pulang dan beristirahat di rumah. Aku akan membantu evakuasi." Jimin meninggalkan Yoongi dan melesat masuk kedalam apartemen, Jimin tidak menghiraukan panggilan Taehyung yang memperingatkan bahaya.
"Ada seorang anak didalam aku harus menyelamatkannya." Jawaban Jimin membuat keringat semakin membasahi tubuh Yoongi. Tidak hanya Jimin yang melihat keberadaan seorang anak di dekat sqlah satu jendela apartemen. Namun, Yoongi juga melihatnya dengan sangat jelas.
Yoongi masih terpaku di tempatnya, ada keinginan untuk membantu. Namun, seakan ada hal yang menahannya.
Mobil pemadam tidak kunjung tiba, Taehyung begitu disibukkan dengan para penghuni apartemen yang semakin panik dan terus berteriak histeris.
Kondisi tempat yang padat penduduk dan akses menuju apartemen yang sempit, kemungkinan hal itu yang menghambat tim penyelamat.
Api semakin berkobar, beberapa kali terjadi ledakan dari dalam apartemen. Taehyung yang semakin khawatir kepada Jimin, yang belum juga menampakkan diri.
Diantara suara keributan, terdengar suara pecahan kaca dari arah apartemen. Semua orang mengarahkan pandangan mereka ke lantai tiga apartemen, yang menjadi suber suara tersebut. Taehyung dan Yoongi pun turut mengarahkan pandangan mereka kelantai tiga.
Dengan jelas Taehyung dan Yoongi melihat Jimin dengan menggendong seorang anak yang sudah Jimin tutupi dengan jaketnya. Jimin terus melihat ke sekeliling dan dasar apartemen, Taehyung merasa Jimin akan melompat dari atas apartemen.
Taehyung berusaha memberi kode untuk Jimin mengurungkan niatnya yang mungkin akan berakibat buruk. Namun Jimin mengabaikan peringatan Taehyung, setelah mengambil keputusan sendiri Jimin melompat dari lantai tiga bersama seorang anak di dekapanya.
Jimin dan anak itu jatuh tepat diatas sebuah mobil yang terparkir. Semua orang berteriak dan begiu terkejut dengan apa yang baru saja terjadi begitu juga dengan Yoongi dan Taehyung.
Tepat setelah Jimin melompat, sebuah ledakan besar terjadi dilantai tiga tepat ditempat Jimin melompat.
Taehyung ingin menghampiri Jimin yang tak sadarkan diri dengan darah yang keluar dari kepalanya, namun Taehyung merasakan kakinya sudah sangat lemas.
Tak lama mobil ambulance dan pemadam kebakaran telah tiba dilokasi. Beberapa petugas membawa Jimin dan anak itu pergi dari lokasi kebakaran.
Taehyung masih terpaku ditempatnya sementara Yoongi sudah melesat pergi dari lokasi. Entah ia akan pergi kemana.
Tempat yang Yoongi tuju adalah kediaman keluarga Kim, Yoongi memilih untuk mengurung diri di kamarnya. Tangan putihnya meraih tabung obat di dalam laci meja, nampak terdapat beberapa pil didalamnya.
Tanpa bantuan air Yoongi menelan beberapa pil tersebut, keringat terus bercucuran dari keningnya nafas yang terasa begitu berat dan sangat menyiksa. Yoongi berulang kali meremas rambutnya kasar dan terus berteriak, berusaha menghilangkan rasa pening dikepalanya.
"andwe..........andwe......!!" Yoongi terus menarik rambutnya dengan teriakan dan gumaman yang tidak jelas.
Yoongi flash back on
Kobaran api yang begitu besar, menyelimuti sebuah apartemen di salah satu sudut kota. Para penghuni apartemen telah berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri mereka, tak lagi mengingat harta benda yang ikut lenyap bersama kobaran api.
Kondisi diluar apartemen begitu ricuh, beberapa penghuni berteriak jika anggota keluarganya mash ada di dalam bangunan. Petugas dibuat kualahan karena penghuni apartemen yang terus berusaha kembali masuk untuk menyelamatkan anggota keluarga mereka.
Petugas pemadam, kekurangan personil kobaran api yang semakin besar membuat para petugas harus bekerja ekstra. Bahkan beberapa dari kepolisian yang sedang mengamankan lokasi ikut ambil bagian untuk memadamkan api.
Namun dibalik kericuhan di luar gedung, masih ada seorang anak yang terjebak di salah satu lantai. Sudah cukup banyak ia menghirup asap, badanya sudah lemah dan ia tak dapat melakukan apapun.
Ia hanya bisa menangis, didalam dekapan sang ibu. Hingga seseorang datang dan membawanya keluar. Pada awalnya ia menolak namun karena tubuhnya yang mulai lemas ia hanya pasrah ketika orang itu membawa tubuhnya.
Ingatan terakhir yang ia ingat adalah, ketika ia dibawa melompat dari atas gedung.
Entah sudah berapa lama ia tak sadarkan diri. Sampai ia harus terbangun di sebuah ruangan dan dengan beberapa orang asing di sekitarnya.
"Kau sudah sadar nak?" Pertanyaan pertama yang ia dengar berasal dari seseorang pria yang berpenampilan menakutkan. Pakaian yang robek disana sini dan luka terbuka di lengan kananya.
Pria itu mengelus lembut pucuk kepalanya. Bisikan yang membawa ketenagan dengan jelas ia dengar.
"Mulai hari ini Yoongi tinggal dengan samchon ne!"
Mata bulatnya hanya menatap pria itu penuh tanya.
Yoongi Flash Back And
Bersambung..................
KAMU SEDANG MEMBACA
Suspicious
FanfictionMisi yang rumit untuk tujuh orang pemuda. Berbagai masalah datang secara bergantian. Cast : All member BTS