Pagi hari yang membawa kehangatan setelah semalam hujan turun begitu deras. Para maknae tengah menikmati sarapan mereka dengan Yoongi, karena ketiga hyung mereka yang lain tengah menjemput Tuan Kim di bandara.
Sebenarnya Tuan Kim masih memiliki beberapa urusan di Jepang. Namun melihat besarnya kasus, Tuan Kim memutuskan untuk kembali.
"Chim, kau yakin ini pantas disebut roti panggang." Taehyung mengangkat roti yang terkena tumpahan susu, akibat ulah Jungkook.
Sementara itu tersangka utama nampak tak peduli dan terus mengunyah roti di mulutnya
"Apa perlu ku ganti namanya?" Tanya Jimin, Taehyung menggeleng seraya menatap roti dihadapannya.
"Ia akan ku beri nama roti tenggelam." Taehyung menyisihkan rotinya dan mengambil sekotak sereal.
"Jika kalian sudah selesai, bersihkan semua ini. Aku harus bicara dengan Detektif Ji." Yoongi bangkit dari kursinya seraya mengangkat panggilan telephon.
Sarapan selesai dengan cepat. Tehyung yang terakhir menghabiskan serealnya, mendapat bagian membersihkan meja.
"Chim, lihat ini!" Taehyung mendekati Jimin dengan membawa sebuah cake coklat.
"Yak..... letakkan itu kembali, cake itu milik Seokjin hyung." Jimin berkacak pinggang dan menatap Taehyung tajam.
"Aku hanya ingin menyicipi sedikit, kurasa Seokjin hyung tidak akan keberatan." Taehyung baru saja akan mengambil cerry di atas cake itu, suara yang cukup keras membuat pemuda itu kalang kabut.
"Si tampan pulang......!" Seokjin melangkahkan kakinya ringan memasuki rumah dengan membawa sebuah koper, yang pastinya itu milik Tuan Kim.
"Tae cepat letakkan, sebelum Seokjin hyung tau dan melempar kita berdua menggunakan penggorengan." Jimin ikut panik dan segera merebut cake coklat dari tangan Taehyung. Pemuda Park itu meletakkan kembali cake ditempat yang semestinya.
Namun tanpa disadari Jimin, sebuah cerry telah masuk kedalam mulut Taehyung.
"Appa.......!" Taehyung berseru dengan berlari kearah Tuan Kim yang baru memasuki rumah.
"Aigoo........ kau sangat merundukanku?" Taehyung dan Tuan Kim berpelukan begitu erat. Pemandangan yang sangat manis.
"Tae, biarkan appa membersihkan diri dulu. Setelah itu kita makan cake bersama." Seokjin yang baru kembali dari kamar Tuan Kim untuk meletakkan koper, berjan kearah dapur.
Tehyung menatap Seokjin sebelum ia melepaskan pelukannya pada sang ayah.
"Tunggu dulu, kurasa ada 8 cerry disini." Seokjin mengangkat cake coklatnya.
"Tae apa yang kau lakukan?" Jimin mendekati Taehyung dan berbisik pelan.
Taehyung menatap Jimin dengan tatapan kosong, dan Jimin tau betul tersangaka utamanya.
"Hey....... kalian kemanakan cerry ku!" Seruan Seokjin membuat Jimin dan Tehyung kehilangan nyawa mereka.
"Chim, bantu aku menyiapkan pemakaman." Taehyung menggenggam erat tangan Jimin, malaikat maut sudah ada dihadapannya.
***
Urusan cake telah berakhir beberapa menit yang lalu, dengan Taehyung yang mendapat lemparan sendok sayur dari Seokjin dan sayang sekali benda itu mendarat semburna di kening Taehyung.Kini ke 7 pemuda ditambah Tuan Kim tengah berkumpul di ruangan Tuan Kim untuk membahas misi mereka mengenai penculikan.
"Apakah misi ini belum memiliki titik terang?" Tuan Kim menatap Namjoon yang sedari tadi sibuk dengan laptopnya.
"Kami telah mendapatkan banyak petunjuk bahkan beberapa simbol, namun kami belum mengetahui siapa otak dari semua ini." Namjoon menyodorkan laptopnya kepada Tuan Kim.
"Apakah ini simbol yang kau bicarakan?"
"Ne."
"Jika tidak salah, aku tau siapa pembuat simbol ini."
"Benarkah appa?" Namjoon yang paling antusias mengenai ucapan Tuan Kim.
"Aku akan bercerita sesuatu pada kalian, dan mungkin ini akan sedikit panjang." Tuan Kim menyapu pandang kearah tujuh putranya.
"Jika itu merupakan petunjuk mengapa tidak." Ujar Seokjin seraya menggeser kursinya.
"Ia adalah orang yang sama, yang telah membuatku kehilangan banyak hal. Mulai dari teman, pekerjaan bahkan keluargaku."
"Dulu aku bersahabat baik dengannya saat duduk di bangku SMA, kami melakukan semua hal bersama sampai kami harus terpisah karena aku mendaftar di akademi kepolisian. Walaupun begitu kami rutin bertemu setiap bulan sampai pertemuan menjadi hal mustahil untuk kami. Ia sangat gemar menggambar simbol ini di buku tugasnya, barang pribadinya bahkan pernah sekali di lenganku hingga kami harus dihukum karena ribut didalam kelas." Kikikan kecil keluar dari mulut Tuan Kim
"Setelah aku resmi menjadi anggota kepolisian, aku disibukkan dengan berbagai kasus yang berbeda. Hingga suatu hari aku mendapatkan kasus mengenai penyelundupan barang ilegal, berhari hari kami mengusut laporan itu dan menemukan titik terang. Orang yang selama ini menjadi temanku merupakan otak dari semua kegiatan ilegal itu, dia sangat lihai melarikan diri 3 bulan aku hanya berusaha mencari lokasinya."
"Sampai aku dan seorang kawan dari kepolisian ditugaskan untuk menyergap rumahnya. Namun dikarenakan komunikasi yang kacau, kawanku meledakkan bom di dalam rumah itu. Ia turut tewas dalam tragedi itu, sementara diriku dikeluarkan dari kepolisian dengan tuntutan lalai dalam menjalankan tugas."
"Dan aku merasa bersalah sekali karena tragedi itu. Ah......Tae kurasa kau pernah bertemu dengannya sekali."
"Jinja? Dimana itu?" Taehyung menatap Tuan Kim lama.
Helaan napas panjang terdengar dari mulut pria paruhbaya itu. Nampak sekali beban berat yang ada di dirinya.
"Dia pria yang telah membunuh ibu kalian."
Bersambung.............
Hai semua, selamat berakhir pekan
Ada yang nungguin kah, aku up setiap hari minggu ok.....Jadi semoga masih ada yang baca ceritaku
Love u...........

KAMU SEDANG MEMBACA
Suspicious
FanfictionMisi yang rumit untuk tujuh orang pemuda. Berbagai masalah datang secara bergantian. Cast : All member BTS