Terluka

4.2K 336 9
                                    

Tuan Kim dan Yoongi telah menyusuri lorong rumah sakit yang seakan tak memiliki ujung, perasaan cemas mendominasi Tuan Kim saat ini. Langkah Tuan Kim mulai melambat kala ia melihat Seokjin di ujung lorong.

"Seokjin-ah!" Tuan Kim mendekati sang putra yang nampak sangat resah.

"Appa." Seokjin menatap Tuan Kim dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

"Bagaimana kondisi Jimin dan Taehyung? Mereka baik -baik saja bukan?" Tuan Kim memberi pertanyaan beruntun, berharap memdapat jawaban yang dapat menghilangkan rasa mengganjal di hatinya.

"Kondisi Jimin mulai stabil, dokter mengatakan Jimin akan sadar malam ini atau esok pagi. Ta.....tapi......." belum sampai Seokjin melanjutkan ucapanya suara keributan terdengar dari dalam ruang rawat Taehyung.

"Argh..........!!!! Lepaskan aku, aku harus menemui Jimin!" Itu suara Taehyung, Tuan Kim kenal betul dengan suara putranya.

"Seokjin-ah, apa yang terjadi dengan Taehyung?"Tuan Kim menatap dalam sang putra yang nampak gelisah.

Belum sampai Seokjin membuka mulut, suara benda pecah terdengar dari dalam ruang rawat. Tuan Kim tak sanggup lagi jika harus diam dan menunggu jawaban Seokjin, dengan langkah pasti Tuan Kim masuk kedalam ruang rawat.

Ruang rawat begitu kacau, pecahan kaca dimana mana. Tidak ada barang di tempat yang semestinya. Disana Tuan Kim melihat Taehyung yang ditahan  oleh para petugas medis, bahkan Jungkook membantu menahan tubuh Taehyung yang terus memberontak. Sementara beberapa suster dibantu Hoseok dan Namjon memberaihkan pecahan kaca di lantai, mengingat Taehyung tidak menggunakan alas kaki.

"Taehyung-ah" Tuan Kim memanggil dengan lembut putranya.

Melihat Tuan Kim Taehyung nampak lebih tenang. Semua orang yang menahan tubuhnya mulai melonggarkan pegangan mereka. Namun hal itu tak berlangsung lama, Taehyung mendorong semua orang dan mencengram lengan Tuan Kim.

"Appa, antar aku ke Jimin, kumohon appa" Taehyung mulai nampak lemas, pemberontakan yang ia lakukan sedari tadi membuat tubuhnya kehilangan banyak tenaga.

Tuan Kim tak sanggup jika harus melihat kondisi Taehyung saat ini, selain raut wajahnya yang begitu sayu. Telapak kaki Taehyung juga terluka karena pecahan kaca di lantai, yang belum selesai dibersihkan.

"Baiklah kita akan melihat kondisi Jimin, tapi sebelum itu biarkan mereka mengobati luka di kakimu terlebih dulu." Taehyung menatap sekilas kakinya kemudian membalas ucapan Tuan Kim dengan anggukan.

Setelah kaki Taehyung selesai diobati Tuan Kim membawa Taehyung menuju ruang rawat Jimin dan tentu saja diikuti kelima putranya yang lain.

Sesampainya mereka di ruang rawat Jimin, Taehyung nampak terpaku melihat kondisi saudaranya yang terbaring di atas bankar dengan berbagai macam alat medis yang melekat ditubuhnya.

"Ini salahku." Gumam Taehyung seraya melangkah mendekati Jimin.

"Jimin akan baik-baik saja, dokter mengatakan Jimin akan sadar malam ini atau esok hari." Tuan Kim membelai lembut surai Taehyung.

Taehyung menatap Jimin dalam, kembali terlintas di ingatanya Jimin yang jatuh dari atas gedung dan darah yang menggenang di sekitar tubuhnya.

Tubuh Taehyung merespon dengan cepat, ia melepaskan genggamannya dari tangan Jimin dan meringkuk di pojok ruangan.

Taehyung flasback

Pagi musim gugur yang cukup dingin, namun hal itu tidak berlaku untuk seorang anak laki-laki berusia 8 tahun.

Ia tengah berlari di halaman belakang rumahnya dengan senyum kotak ciri khasnya. Ia mengabaikan teriakan sang ibu dari pintu rumah, kaki kecilnya terus saja bergerak.

Sang ayah yang melihat putranya, nampak tersenyum ia melihat istrinya yang terus berteriak memanggil putranya. Pria itu tau benar yang dikhawatirkan istrinya. Wanita yang berstatus sebagai istrinya itu berteriak bukan karena putranya yang berlari di pagi musim gugur, namun karena benda yang di bawa putranya berlari.

"Taehyung sayang.........ayo kembali nak...........!" tak peduli dengan teriakan sang ibu anak laki-laki bernama Taehyung itu semakin gencar menggerakkan kaki kecilnya.

"Taehyung, jangan dengarkan eomma. Teruslah berlari, dan lempar pisaunya di sasaran.....!" Tuan Kim berteriak tak kalah keras. Nyonya Kim yang merasa jengkel segera berlari menyusul sang putra dengan harapan dapat mencegah putranya melakukan hal gila.

Namun hal itu sia-sia Taehyung telah membidik sasaranya dan melempar pisau itu.

"Taehyung tidak......"

"Putraku memang hebat.........."

"Appa.........appa kau melihatnya bukan?" Taehyung kecil berlari menuju sang ayah, dan melewati begitu saja ibunya yang tengah terpaku karena kejadian baru saja.

"Putra appa memang hebat." Ucap Tuan Kim bangga.

Tuan kim memeluk erat sang putra sampai sebuah tarikan kecil di pakaiannya membuat pelukan itu terhenti.

"Cooky juga mau dipeluk" Tuan Kim tersenyum melihat putra angkatnya. Dengan senang hati Tuan Kim memeluk putra terkecilnya itu.

"Seokjin, Namjoon, Hoseok, Yoongi dan Jungkook. Ayo kita keluar dan habiskan hari ini bersama, sebagai hadiah untuk Taehyung." Tuan Kim berseru ria

"Tae-tae tidak ikut appa, kalian saja yang pergi tae-tae ada tugas menggambar." Taehyung menatap sekilas sang ibu yang tengah menatapnya dengan berkacak pinggang.

"Baiklah kalau begitu, appa akan pergi dengan yang lain tae-tae dan eomma dirumah setuju?" Tuan Kim begitu mengetahui kondisi saat ini

"Eum...." Taehyung mengangguk mantap.

"Saat kembali appa akan membawakan hamburger untuk Tae-tae."

"Kalau begitu kalian harus segera pergi sebelum eomma meledak." Ucapan Taehyung membuat Tuan Kim tersenyum.

"Sampai nanti sayang" Tuan Kim melambaikan tanganya kearah sang istri. Namun hanya dibalas dengan tatapan mematikan.  Setelah mengecup sekilas kening Taehyung, Tuan Kim dan kelima putranya pergi meninggalkan rumah untuk berlibur. Sebenarnya rencana ini untuk liburan keluarga, mereka akan pergi ke taman dan menikmati angin musim gugur bersama.

Namun setelah kejadian pagi ini rencana itu tidak berjalan sempurnya. Tuan Kim tidak bisa mengecewakan putranya yang lain.









Bersambung.................

Taehyung flasback dilanjut pada part selanjutnya ya.....

Maaf menunggu lama belakangan ini banyak kegiatan plus ujian akhir semester

Mohon pengertiannya

SuspiciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang