Jimin begitu terkejut melihat Seokjin berada di antara puing-puing bangunan. Dengan sigap Jimin segera mengangkat puing tersebut dari sekitar Seokjin. Debu yang tercipta dari reruntuhan membuat pandangannya terganggu, bahkan pecahan puing itu menggores lengannya dengan begitu mudah.
Belum sempat semua puing berhasil Jimin pindahkan, secara tiba-tiba atap yang berada di atas Jimin runtuh menimpa tubuh kecilnya. Suara yang ditimbulkan begitu memekakan telinga, sepertinya tak butuh waktu lama bangunan itu akan roboh sedikit demi sedikit.
Seokjin merasa khawatir setelah mendengar suara yang begitu keras. Sekuat tenaga Seokjin berusaha mengetuk kayu yang berada di sekitarnya berharap Jimin akan memberikan balasan. Tak ada yag bisa ia lakukan kerana tubuhnya juga tertindih puing bangunan, jadi ia hanya bisa berharap kondosi tidak semakin buruk.
"Ji......Jim.....min-ah, kau baik-baik sa......saja...?" Seokjin berusaha sebisanya. Tubuhnya tak dapat digerakan, dan kini ditambah Jimin yang turut tertimpa puing bangunan. Semuanya kian kacau saat suara derit terdengar, pondasi bangunan ini tak akan mampu menahan berat lebih lama lagi.
"Akh....hyung, ne aku baik-baik saja." Jawaban Jimin membuat Seokjin dapat bernafas lega. Dengan segera Jimin kembali memindahkan puing-puing yang kini semakin banyak jumlahnya. Sepertinya tenaganya harus dikuras habis-habisan kali ini.
Suara reruntuhan yang terdengar sampai luar membuat Namjoon sangat khawatir, ia segera berlari kedalam menyusul Jimin. Sama seperti Jimin saat pertama kali melihat kondisi Seokjin, Namjoon juga tak kalah terkejut. Ketika ia sampai, Jimin tengah berusaha mengikat kaki Seokjin menggunakan sobekan kemejanya.
"Astaga, apakah kalian baik-baik saja?" Pertanyaan konyol dari seorang Kim Namjoon yang mendapat tatapan kesal dari Jimin.
"Apakah kami terlihat baik-baik saja, hyung?" Jawaban Jimin yang begitu menusuk, berhasil menyadarkan Namjoon. Dengan sigap Namjoon membantu Jimin mengikat kaki kanan Seokjin, yang nampak terkilir. Setelah berhasil memberi bidai pada kaki Seokjin, secara perlahan Jimin dan Namjoon memapah Seokjin keluar dari bangunan.
Setibanya di mobil, Jimin dan Namjoon memperdebatkan mengenai siapa yang akan menyetir. Dengan persetujuan bersama, akhirnya Jimin yang menyetir mobil menuju rumah sakit. Bukan hal yang bagus jika Namjoon memegang kendali, bisa saja mereka dilarikan kerumah sakit karena hal konyol seperti menabrak pembatas jalan.
Dalam perjalanan Namjoon menghubungi Tuan Kim untuk segera menuju rumah sakit. Setelah mendengar kabar tersebut Tuan Kim segera menghubungi member 007 yang lain. Yoongi yang mendengar hal itu benar-benar kesal dengan keputusan ketiganya yang dengan kepercayaan diri tinggi menjalankan misi.
Tuan Kim dan Yoongi tiba terlebih dulu di rumah sakit, melihat Namjoon dan Jimin memapah Seokjin, Tuan Kim segera meminta beberapa perawat untuk membantu mereka. Bukan hal yang bagus jika Seokjin secara tiba-tiba kehilangan kesadaran.
Sementara Tuan Kim dan Namjoon mengikuti para perawat yang membawa Seokjin, Yoongi berjalan mendekati Jimin. Dengan sigap Yoongi menarik tangan kiri Jimin, ketika pemuda pendek itu akan berlari menyusul Tuan Kim dan yang lain. Yoongi memindai tubuh adiknya itu dari atas hingga bawah.
"Berhenti di sini kerdil." Ucapan tajam dari Yoongi, dan jangan abaikan raut wajahnya yang terlampau datar. Jimin yang seketika berhenti menelan ludah kasar.
"Wa......wae, hyung?" Jimin nampak gugup ketika Yoongi melangkah mendekati tubuhnya.
"Kau terluka."
"Ti...... tidak. Aku tidak terluka."
"Aku tidak bertanya Park." Cukup sudah. Tatapan Yoongi membuat nyawa Jimin melayang. Yoongi menyilangkan tangannya di depan dada dengan tatapan yang masih sama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Suspicious
FanficMisi yang rumit untuk tujuh orang pemuda. Berbagai masalah datang secara bergantian. Cast : All member BTS