Sudah banyak kesempatan yang aku berikan padanya, kini dia masih memintanya?— Jennie
.....
Setelah makan malam itu, Taehyung frustasi. Dia tahu Jennie terluka melihatnya bersama Seulra. Dia tidak bermaksud terlalu percaya diri, namun dia bisa melihat dari wajah wanita itu.
Penuh luka.
"Arghh bodoh! Seulgi, kau bilang ini akan berhasil."
"Aku sudah memberi tahu Taeyong semuanya. Dia tampak terkejut dan tidak percaya. Namun dia ingin memastikan dengan melakukan tes DNA. Aku tidak mau dia mengambil Seulra. Aku─"
"Sudahlah. Aku lelah. Bisakah kau keluar?"
Seulgi menundukkan kepalanya dan keluar dengan sedih. Dia merasa Taehyung tidak akan membantunya lagi. Namun, apa salahnya jika dia ingin Taeyong menjadi ayah dari anaknya secara sah? Dia berhak bukan, namun bagaimana jika pengungkapannya tentang Seulra pada Taeyong justru membuatnya kehilangan putri kesayangannya itu.
Seulgi tahu dia egois, ia hanya ingin Seulra tahu ayah biologisnya dan Taehyung kembali mendapat cintanya. Tunggu, wanita ini tidak tahu apa yang Taehyung perbuat pada Jennie dulu. Ya memang karena pria itu tidak menceritakannya.
Semalam dia juga melihat bagaimana Jennie terluka ketika melihat Seulra bersama Taehyung. "Pasti Jennie salah paham,"
Seulgi menghela napasnya seperti apa yang tengah dilakukan oleh Taeyong saat ini. Pria itu juga sama frustasinya. Semalam wanita asing tiba-tiba menuduh Taeyong telah memperkosanya.
"Taeyong? Masih pagi, jangan melamun begitu. Kau kenapa hum?"
Taeyong merasa bersalah pada Jennie. Jika benar dia telah melecehkan wanita bernama Seulgi itu, Jennie pasti akan merasa jijik padanya.
"Tidak apa. Aku lapar,"
Jennie tersenyum dan segera bangkit dari ranjangnya, "Akan aku buatkan sarapan dengan cepat. Mandilah, kau harus pergi ke kantor kan?"
Taeyong mengangguk. Rasa bersalahnya semakina besar ketika melihat senyuman Jennie. "Semoga saja wanita itu hanya membual." gumamnya setelah istrinya pergi ke dapur.
...
Taeyong berbohong. Dia sengaja meninggalkan pekerjaannya untuk melakukan tes DNA. Sekadar untuk melegakan perasaan wanita itu agar tidak mengganggunya lagi.Selesai melakukan tes, Taeyong kembali ke kantor Taehyung untuk melakukan tanda tangan kontrak mereka dan beberapa berkas. Sialnya, dia lupa membawa satu dokumen yang sangat penting. Karena terlalu lama jika ia mengambilnya sendiri dan tidak mempercayai orang lain mengambilnya, dia menyuruh Jennie datang ke kantor Taehyung dengan membawa dokumen itu.
"Jane, aku minta maaf aku benar-benar tidak bermaksud men─"
"Hei! Tidak apa. Aku akan segera kesitu, jangan khawatir okay?"
"Ya, kalau begitu akan aku kirim alamatnya."
Tanpa dia kirimpun Jennie sudah tahu.
Saat menunggu Jennie datang dan mengecek hal-hal penting di dokumen-dokumennya, Seulgi datang.
"Mau apa lagi?"
Seulgi memejamkan matanya sebentar lalu menatap Taeyong. "Jika Seulra benar anakmu, apa yang akan kau lakukan? Mengambilnya?"
Taeyong tidak berpikir serius karena dia yakin Seulra tidak mungkin anaknya dan wanita di depannya ini hanya mengada-ada.
"Mungkin membiarkanmu dan dia hidup bahagia. Kau tahu kan, aku sudah memiliki istri yang aku cintai."
Seulgi tersenyum miris, "Tapi dia tidak pernah mencintaimu."
Taeyong memijat pelipisnya. Tidak mungkin apa yang wanita itu ucapkan benar. Wanita ini hanyalah pembohong yang berusaha meraup keuntungan darinya, pikirnya.
"Aku mohon. Kenapa dari sekian banyak pria, kau memilihku untuk menjadi korbanmu?"
Seulgi menampar pipi Taeyong dengan keras. Dia merasa direndahkan. Jika dia perempuan seperti itu kenapa dari dulu dia tidak melakukan itu pada Taehyung?
"Kau! Kau tidak tahu malu! Kau pendosa!
Aku tidak pernah berpikir untuk mencari keuntungan dari pria kaya sepertimu. Aku hanya ingin kau dan Seulra bisa dekat seperti anak dan ayah lalu membiarkan Jennie pada orang yang ia cintai!!""Jennie tidak ikut dalam masalah ini. Kenapa kau melibatkannya?"
Seulgi menyeka air matanya. "Karena Jennie berhak untuk mendapat balasan cinta dari pria yang ia cintai. Dan yang jelas, bukan kau orangnya."
Taeyong mengepalkan tangannya. "Apa yang kau katakan?"
Seulgi meninggikan suaranya dan mengangkat dagunya, "Kau tahu, Jennie hanya mencintai Taehyung. Aku tidak tahu apa kalian akan tetap bertahan saat Jennie tahu kita adalah orang tua kandung Seulra, Taeyong."
Cukup, emosi Taeyong sudah memuncak pada amarahnya. Baru saja ingin menampar Seulgi, suara wanita lain mencegahnya.
"Jangan!"
"Je─Jennie..."
Wanita itu tersenyum, "Aku mendengar semuanya. Dari awal Seulgi datang."
Jennie adalah wanita yang kuat. Semua tahu itu.
"Jika memang benar Seulra anak kalian, apa yang akan kalian lakukan? M─menikah dan menjadi orang tua sah Seulra?"
Taeyong kecewa. Jennie meragukannya sekarang. "Jadi benar, kau tidak mencintaiku, Jennie?"
Jennie hanya diam dan memejamkan matanya. "Oh? Jadi benar selama ini kau tidak mencintaiku? Sial, bagaimana bisa aku hidup dengan wanita sepertimu. Oh aku tahu, kau hanya mencintai kekayaan seseorang kah? Maka dari itu kau mencintai Taehyung yang lebih kaya dari ku, iya?"
Jennie menangis. Taeyong tidak biasanya seperti ini, biasanya pria itu akan mengerti dirinya dan menenangkannya. Sekarang dia membuatnya menangis.
"Tidak seperti itu─"
"Diam! Aku akan segera mengambil hasil tes itu. Lalu akan aku buktikan jika aku benar!"
Jennie lemas. Kakinya tak bisa lagi menopang tubuhnya. Lututnya menyentuh lantai dan kembali menangis.
"Jennie... Aku minta maaf."
Taehyung entah sejak kapan tiba-tiba datang. Ingin sekali memeluk Jennie saat wanita itu terlihat sangat lemah dan rapuh.
"Seulgi, keluarlah."
Instruksi Taehyung dituruti oleh Seulgi. Jennie sedikit tersentak mendengar suara bariton itu.
"Jennie, aku─"
Taehyung tidak melanjutkan ucapannya ketika Jennie keluar dari ruangan itu begitu saja. Wajah yang sedih itu membuat hati Taehyung perih dan matanya memanas. Dia terluka saat melihat wanita itu terluka. Sungguh.
Mungkin seperti ini takdir mereka. Sama-sama sakit, namun tidak pernah bisa menghapus rasa sakit untuk masing-masing. Jennie untuk Taehyung ataupun Taehyung untuk Jennie. Semua terhalang karena salah paham dan ego yang tinggi.
Berkali-kali kesalahpahaman datang dan sesal menjadi jawaban.
Tanpa tahu cara mengatasi ataupun mencegahnya.
Seolah takdir memainkan mereka berdua. Keadilan juga enggan menghadirkan eksistensi.
Yang ada hanya luka dan sedu.
Namun, mereka bisa apa?.....
YOU ARE READING
Bad Fetish [TN]
FanfictionMature content ⚠ Aku adalah penderita sadisme. Jika aku membenci seseorang, aku akan menyiksanya tanpa ampun. Hanya menyiksa, tidak melenyapkan. Karena, kalau lenyap aku tidak akan melihat tangisannya lagi. Suara rintihan itu terdengar begitu merdu...