Decision

3.5K 437 16
                                    


Masih tentang takdir yang belum beruntung.

.....

Seulra kini berada dalam pelukan hangat pria yang dia panggil ayah, Taehyung. Seulgi belum pulang sejak tadi pagi dan sekarang hari sudah malam.

"Ayah, ibu dimana? Seulra Takut...."

Taehyung mengeratkan pelukannya dan mengelus punggung kecil itu, "Jangan takut. Ibu akan segera kembali. Ayo tidur,"

Gadis kecil itu menggeleng dan makin menenggelamkan kepalanya pada dada Taehyung dan menangis. "Takut hiks..."

"Shttt. Tidak perlu takut. Ayah di sini, oke? Sekarang tugas putri kecil ayah adalah tidur nyenyak dan bermimpi indah."

Seulra mengangguk. Setelahnya, Taehyung membawa tubuh mungil itu dan membaringkannya ke kasur dengan hati-hati. Sesudah menepuk kepala Seulra dengan perlahan lumayan lama, anak itu tertidur pulas. Taehyung dapat bernapas lega karena Seulra tidak lagi ketakutan.

Tidak biasanya Seulgi menitipkan Seulra padanya sampai larut malam begini. Juga bukan kebiasaannya mengabaikan pesan Taehyung. Pria itu jadi khawatir sedang terjadi sesuatu pada Seulgi. Menelpon Seulgi untuk kesekian kalinya menjadi opsi yang dipilih. Tetap saja, ponselnya bahkan tidak aktif.

Sama halnya dengan Jennie yang terus menghubungi suaminya dengan khawatir. Taeyong belum menampakan batang hidungnya di depan Jennie sejak pertengkaran mereka di kantor. Hal itulah yang menyebabkan Jennie merasa cemas.

Dapat! Setelah menelpon sekilan kali, Taeyong menelponnya.

"Taeyong, kau─"

"Jennie, aku tidak bisa pulang hari ini. Jangan menungguku."

"Taeyong—"

Belum sempat Jennie menjawab, panggilan itu diputuskan sepihak. Jennie sempat mendengar suara wanita yang terdengar lemah saat memanggil suaminya. Terdengar seperti suara Seulgi.

Malam-malam begini, mereka berdua bersama. Cukup membuat kecurigaan Jennie menguar. Segera ia panggil nomor Taeyong berulang lagi, namun nihil. Ponsel pria itu tidak aktif.

Jennie tidak ingin menangis. Dia harus percaya pada Taeyong. Tempo hari yang lalu, suaminya sudah berjanji akan membuktikan jika dia tidak pernah melecehkan wanita yang bersamanya sekarang. Namun tetap saja, air matanya tidak bisa dicegah untuk mengalir.

Luka baru saat luka lama belum sembuh.

...


Pagi hari sudah tiba. Lisa datang mengunjungi Jennie bersama Jungkook tentunya.

"Nini!"

Pelukan hangat seorang sahabat Jennie dapatkan di pagi yang cerah ini.

"Kookie~"

Lisa melipat tangannya di dada dan berlagak sedikit marah, "Wah, aku dilupakan."

Jungkook segera menarik Lisa hingga ketiganya berpelukan. Meluapkan rasa rindu yang mereka rasakan.

"Hei, sudah." Jennie terkekeh dan menatap sejoli itu bergantian. "Ada apa kalian datang kemari?"

"Memangnya tidak boleh?" wanita berponi itu mendecih.

Bad Fetish [TN]Where stories live. Discover now