Jika memang ditakdirkan bersama, tidak akan pernah bisa siapapun menentangnya......
"Bagaimana keadaannya?"
Taehyung menghela napas dengan berat kala wanita itu bertanya padanya, "Belum ada kemajuan."
"Aish! Lalu bagaimana dengan Jennie?"
Wanita itu kembali menatap Taehyung dengan khawatir, sedangkan pria itu terlihat semakin kacau, "Dia masih bersikap dingin."
"Apa kau menyerah?"
Taehyung mengernyit lalu tertawa ringan setelahnya, "Tentu saja tidak, Lisa. Bagaimana bisa aku menyerah secepat ini?"
Lisa ikut tertawa, "Baguslah. Kalau begitu, aku pergi dulu ya!"
Taehyung mengangguk dan wanita berponi itu meninggalkannya. Pria itu pun masuk ke ruangan putih di mana seorang anak perempuan dirawat di dalamnya.
Dengan tulus, ia mengelus rambut hitam anak itu. "Kapan kau bangun hm? Memangnya tidak lelah berbaring di sini? Seulra, apa tidak ingin bermain lagi? Sayang..."
Pria itu menciumi Seulra dan menitihkan air matanya. Bagaimanapun juga, anak itu sudah seperti anaknya sendiri. Sedih jika memikirkan realitas jika Seulra sudah tidak memiliki orang tua kandung.
"Ekhem. Aku rasa sekarang giliranku,"
Taehyung sontak menyeka air matanya dan menatap wanita yang melipat dua tangannya di dada. "Aku masih ingin menemaninya,"
Wanita itu memejamkan matanya sekilas lalu memalingkan wajahnya. "Seulgi menyuruhku untuk menjaganya. Kau harus menghargai itu,"
"Jennie, ini bukan hanya tentang itu saja. Seulra sudah seperti anakku. Untuk itu aku juga ingin menjaganya,"
"Sudah tiga hari kau di sini. Lebih baik kau pulang, aku bisa menjaganya."
Pria itu mendekati Jennie sehingga dapat ia lihat dengan jelas wajahnya yang kusut dan kantung matanya yang menghitam. "Jennie, aku tahu kau muak melihatku. Tapi tolong, biarkan aku menjaganya,"
Bukan. Bukan masalah larangan untuk menjaga Seulra, namun masalah kesehatan Taehyung. Pria itu belum tidur dan makan apapun sejak dua hari yang lalu. Namun Jennie tidak akan pernah membiarkan gerak geriknya menunjukkan jika ia masih peduli pada pria itu. Tidak akan. Karena itu, sekarang dia mengabaikan Taehyung dan berlalu mendekati Seulra.
Seperti sebuah keajaiban, mata yang sudah terpejam dalam beberapa hari itu terbuka dan melihat wanita yang pernah ia lihat saat makan malam bersama rekan bisnis ayahnya─Taehyung.
"Kenapa aku ada di sini?"
Suara lemah itu terdengar di telinga dua orang yang sebelumnya sedikit berdebat. "Dia sudah bangun! Cepat panggilkan dokter!"
Jennie reflek menyuruh Taehyung sehingga secepat mungkin pria itu bergegas memanggil dokter yang merawat Seulra selama ini.
"Bibi siapa?"
Jennie tersenyum lalu membantu anak itu duduk di kasurnya. "Aku Kim Jennie."
"Kita pernah bertemu, kan?"
Jennie mangangguk dan mengusap pipi anak kecil itu dan kembali tersenyum. Namun senyumnya memudar kala sebuah pertanyaan terucap dari bibir mungil Seulra, "Dimana ibu dan ayah?"
Jennie menipiskan bibirnya dan menatap Seulra. Dengan hati-hati dia menjawab pertanyaan itu, "Ayah?─ayahmu sedang memanggil dokter."
Seulra kembali bertanya, "Ibu di mana?"
YOU ARE READING
Bad Fetish [TN]
FanfictionMature content ⚠ Aku adalah penderita sadisme. Jika aku membenci seseorang, aku akan menyiksanya tanpa ampun. Hanya menyiksa, tidak melenyapkan. Karena, kalau lenyap aku tidak akan melihat tangisannya lagi. Suara rintihan itu terdengar begitu merdu...