Janji kali ini adalah sumpah yang harus ditepati, bukan kebohongan manis seperti yang dulu pernah terucap.
.....
"Taeyong?"
Pria itu terlonjak kaget ketika Seulgi menyentuh bahunya. "Ah, maaf."
"Ayah?"
Seulra muncul dari balik kaki Seulgi dan menatap Taeyong dengan ragu. "Tapi, dia bukan ayah, bu."
"Aku ayahmu, sayang. Kemari lah."
Taeyong menepuk pahanya agar Seulra datang ke pangkuannya. Gadis kecil itupun menurut dan duduk di paha Taeyong. "Tapi, nama ayahku adalah ayah Taehyung. Iyakan, bu?"
Taeyong tersenyum dan mencium pipi anaknya dengan gemas, "Kau senang kan memiliki dua ayah?"
"Tentu, sangat senang memiliki dua ayah! Temanku hanya memiliki satu."
"Jadi Seulra, apa kau siap untuk pergi ke taman bermain bersama ayah dan ibu hm?"
Gadis kecil itu kegirangan dan memeluk Taeyong. "Aku tidak pernah ke sana dengan ayah Taehyung, hanya dengan ibu. Tapi sekarang aku senang memiliki ayah Taeyong!"
"Bagus, ayo bersiap!"
"Taeyong, apa tidak apa-apa?"
Pria itu menghela napas dan mengangguk, "Kami sudah resmi berpisah, lalu apa masalahnya?"
"Tidak ada, baiklah jika begitu aku dan Seulra akan bersiap-siap."
...
"Jennie!"
Wanita itu hanya membisu di atas ranjang. Membuat Lisa termenung dan ikut sedih.
"Hei? Ingin pergi ke luar?"
Jennie menggeleng, "Malas."
"Ayolah. Sudah tiga hari kau di sini. Tidak bosan memangnya?"
"Tidak."
Lisa sudah berusaha namun tetap saja tidak berhasil. Begitupun dengan Jungkook sebelumnya.
"Ayo temui lelaki tampan di taman?"
"Aku adukan pada suamimu, mau?"
Lisa sontak membelalak, "Hei!"
"Sudahlah, aku ingin sendiri. Bisakah kau membiarkanku sendiri dulu?"
Lisa mengangguk. Sedikit menyerah karena sikap keras kepala Jennie. Pintu kamar telah ia tutup dan Jennie sudah ia tinggalkan. Sekarang matanya menatap tajam pada pria yang masih setia menunggu Jennie dari tadi pagi bahkan sebelum Lisa datang siang ini.
"Apa tidak yakin kau bisa membuat Jennie merasa lebih baik, tapi, semoga beruntung. Kami percaya padamu, jangan sakiti dia lagi, Taehyung."
Taehyung mengangguk dan mengetuk pintu kamar. Ia melihat Jennie sudah memejamkan matanya. Kilas, kedua sudut bibirnya terangkat menyaksikan betapa cantiknya Jennie.
Kakinya tidak berhenti melangkah. Dengan mendudukkan pantatnya di tepi ranjang, Taehyung menatap Jennie lebih dekat. Tangannya gatal ingin mengusap rambut perempuan itu, namun ia terpaksa menahannya agar tidak membuatnya terbangun.
YOU ARE READING
Bad Fetish [TN]
FanfictionMature content ⚠ Aku adalah penderita sadisme. Jika aku membenci seseorang, aku akan menyiksanya tanpa ampun. Hanya menyiksa, tidak melenyapkan. Karena, kalau lenyap aku tidak akan melihat tangisannya lagi. Suara rintihan itu terdengar begitu merdu...