MAIMUNAH, AKU PADAMU!!

896 69 177
                                    

Haii, hampir semingguan nih Ku MATEMATIKA gak update. Pada kangen gak? Hihihi

Seperti biasa,,,,,, kalo kalian suka sama cerita ini, jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke temen-temen kalian juga ya 😊

Happy reading~
.
.
.

Hampir sepekan menunggu, akhirnya hari ini tiba juga. Gue menyisir rambut, lalu mematut style baju yang akan gue kenakan hari ini.

 Gue menyisir rambut, lalu mematut style baju yang akan gue kenakan hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cakep bener gue ini. Gak salah deh emak dulu nerima bokap, tau aja bakalan ngelahirin bocah tampan kayak gue." Ade bermonolog di depan cermin.

Setelah gue rasa penampilan ini enggak lebay dan malu-maluin di depan Maimunah, gue membuka lemari sepatu, memilih sepatu adidas sebagai pelengkap fashion hari ini.

"Ma, Pa. Ade pergi dulu yah." Gue mencium tangan mama, lalu tangan papa.

"Mau kemana?"

"Mau ngajarin adik-adik Pa."

"Adik-Adik?" tanya papa menyeritkan jidat.

"Iya Pa. Ade punya teman yang suka ngajarin Adik-Adik yang kurang mampu mengenyam pendidikan gitu. Dia butuh patner buat berbagi ilmu, karna menurut Ade, niat Maimunah baik, Ade ngajukan diri jadi patnernya."

Sebenarnya Ade juga mau ngajukan diri jadi patner hidup Maimunah Pa, Tapi takut digalakin seumur hidup.

"Wah, Papa suka nih sama pemikiran anak remaja seperti teman kamu Maimunah ini. Jarang loh, ada orang yang mau berbagi ilmu seperti Maimunah."

Mendengar pujian papa untuk Maimunah, gue merasa bahagia. Setidaknya, walaupun Papa baru bertemu dengan Maimunah secara singkat, dan dalam keadaan momen yang kurang baik. Gue seperti merasa, sudah dapat restu dengan Maimunah.

Hehe. Gue mikir udah kejahuan banget yah?

"Kenapa kamu nyengir-nyengir gak jelas gitu?." selidik Papa.

"Gak papa kok Pa. Ade seneng aja gitu bisa berbagi ilmu nanti."

"Bener cuma berbagi ilmu aja? Gak ada maksud yang lain?." selidik Mama yang sepertinya udah tau seluk beluk pemikiran gue.

Ada Ma, seneng bisa pepetin Maimunah dengan modus ngajarin Adik-Adik ini.

"Iya Ma, Mama curigaan banget sama anak sendiri. Ya udah Ma, Pa, Ade pergi dulu ya. Takutnya Mai udah lama nunggu disana."

"Iya, Hati-hati ya nak." Mama mengelus kepala gue.

"Tunggu bentar De, ini kamu beli dulu beberapa Kue untuk teman kamu, dan Adik-Adik nanti." Papa menyerahkan uang seratus ribu ke tangan gue.

"Iya Pa. Makasih Pa, udah mau bagi-bagi rezeki ke Adik-Adik." Gue mengantongi uang itu di dalam saku.

"Ade pergi ya Pa, Ma. Assalamualaikum."

Ku MATIMATIKA (Mati-matian ngejar kamu) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang