BARISAN PARA MANTAN

2.6K 146 208
                                    

Haii semuaaa....
Adakah yang dari kalian nunggu cerita hari ini? Jangan lupa Vote, Komen dan share Cerita ini ke teman-teman kalian juga ya.

Happy reading~

Gue membawa sapu dan skop sampah dari ruangan penyimpanan alat kebersihan. Keadaan sekolah masih terlihat ramai, beberapa anak ekskul masih terlihat aktif untuk latihan.

Maimunah mengawasi gue dari bawah pohon. Matanya  menatap tajam seakan-akan ingin menghunuskan samurai tajam ke  diri gue, dan tanganya terlipat di depan dada. Persis banget kayak istri jahat di sinetron azab.

G

ue mengelap jidat yang sudah berpeluh di bawah terik matahari. Seragam gue basah karena peluh yang mengiasi sepanjang punggung. Rasanya haredang. Saking gerahnya, gue melepas seragam yang memperlihatkan baju daleman yang tipis yang melekat dengan sempurna di badan gue.

"Ade ... lo ngapain nyapu halaman sekolah siang-siang gini?" Serly menghampiri gue, mengeluarkan tisu dari dalam tasnya. Lalu dengan lembut mengelap peluh yang berada di kening gue.

Yuhuu~ ini enaknya kalo sahabat sama mantan pacar. Keringatan kayak gini, mantan masih sudi ngelapin, jadi keinget waktu pacaran dulu, deh.

"Gue dihukum sama salah satu hulk di sekolah ini, Ser," bisik gue, lalu memberikan isyarat melalui dagu seolah menggode jika Maimunah hulk yang gue maksud.

Serly tertawa mendengar gue yang sedang menyindir Maimunah. Sedangkan gadis galak itu melototkan matanya, wajah sedikit mendongak, menampilkan aura kesombongan yang berada di dalam dirinya.

"Kenapa belum pulang?"

"Tadi benerin mading dulu, besok kan Bulan Bahasa, banyak tulisan baru yang harus gue susun di mading," ucap Serly meyuar poninya, Rambut ikalnnya jauh lebih panjang dari terakhir kali gue lihat.

"O gitu, kalo lagi gak di hukuman gini, harusnya gue bantuin lo tadi," sesal gue.

"Gak perlu, lagian udah siap juga kok."

"Ade ...," teriak Mita dari jauh yang menghampiri gue. Mita ini juga salah satu mantan gue, anak cheerleaders.

Walaupun bandel. Dalam hal memilih pacar, gue tidak mau sembarang pilih. Harus jelas, bibit, bebet, bobotnya. Harus sesuai dengan standar material girlfriend gue. Walaupun, selama ini gue tidak pernah melakukan hal-hal negatif dengan para mantan gue.

"Biasa, gue kan orangnya emang rajin, jadi siang-siang gini nyapu halaman sekolah dulu, sebelum pulang," kelakar gue santai.

Mita tertawa mendengar omongan gue. "Ini minum buat lo. Istirahat dulu, gih, Panas gini kok malah nyapu."

"Gue juga maunya gitu. Tapi nanti, ada hulk yang marah ke gue," gue berisik pelan.

Ini sudah kedua kalinya gue mengatakan maimunah hulk secara langsung di depan Maimunah, gue takut, dia marah terus beneran jadi hulk. Kan serem.

Mita tertawa mendengar bisikan gue. "Lo tuh, yah, keseringan banget melanggar peraturan sekolah."

"My baby honey .... Kamu kenapa bisa dihukum begini sama si hulk itu?" seru Astrid menghampiri gue. Astrid ini mantan teralay gue. Gue heran, sih, kenapa dulu bisa khilaf pacaran sama dia.

"Iya nih. Biasa, gue kena hukum,"

"Mau kita bantuin gak? Biar cepat selesain hukumannya?"

"Mau, mau banget malah," jawab gue senang.

Duh, mungkin memang benar ya, apa yang dikatakan orang-orang, setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Buktinya nih, mantan-mantan gue berbaik hati untuk bantuin.

"Hei!! kalian mau ngapain?" Maimunah menghampiri kita dengan raut galaknya. Dia berkacak pinggang, lirikan matanya tajam. Setajam silet yang mampu mengintimidasi kita semua.

"Kita mau bantuin Ade, memang gak boleh?" sahut Astrid ketus dan membalas dengan berkacak pinggang.

Hahahaha. Kenakan lo Maimunah! lo tidak taukan, gimana ketusnya Astrid jika berhubungan dengan gue?

"Enggak boleh," sahut Maimunah dingin, "kalo kalian bantu dia, sama aja kalian mendukung murid-murid untuk berlaku bandel,"

"Kita cuman bantu, apa salahnya coba? Lagian lo juga kebangetan tau, kasih hukuman panas-panas kayak gini!" ketus mita, dan diangguki oleh Astrid dan Serly.

"Itu resiko dia yang kabur tadi pagi. Coba aja kalo dia gak kabur, dia gak bakalan dihukum seperti ini, Kan?"

"Tapi enggak kayak gini juga lo kasih hukumannya."

"Lo mau melawan peraturan sekolah? Yang salah tetap salah!" tegas Maimunah.

"Eh, lo tuh, ya! Sombong banget semenjak jadi ketua kedisiplinan di sekolah ini, mentang-mentang anak Kepsek, lo kira kita bertiga takut?" Astrid maju beberapa langkah ke hadapan Maimunah, diikuti Mita dan Serly di belakangnya.

Gue yang melihat aura pertentangan di antara mereka, segera masuk ke dalam lingkaran itu. Gawat juga atuh, kalo mereka berantem gara-gara gue. Malas banget kalo harus jadi trending topic di sekolah. Tiga siswi populer melawan ketua kedisiplinan hanya karna rebutan ketampanan Adelard.

"Udah dong, jangan pada berantem gara-gara gue," lerai gue di antara mereka, "gue gak papa kok dihukum, salah gue juga,"

"Iya tapi dia keterlaluan bang--et-" Gue meletakkan telunjuk gue pada bibir Astrid, menggelengkan kepala dengan dramatis. Astrid ini kalo tidak dibujuk pakai drama-dramaan, bakalan lama mingkemnya.

"I'm fine Trid. Kamu gak perlu bantuin aku, lagian ini panas banget," ucap gue, lalu menjeda kalimat, "gue gak mau kalian sakit karna bantuin gue dipanas terik kayak gini. Kalian pulang aja, ya, istirahat di rumah," ujar gue dengan penuh kelembutan.

"Tapi, kita mau bantuin kamu, baby," rengek Astrid, lalu gue menggeleng lagi dengan penuh nuansa ke dramatisan.

"Ya udah, deh, kita pulang aja. Yuk guys," ucap Astrid ngambek.

"Gue balik deluan, ya," Pamit Mita.

"Semangaaat jalanin hukumnya." Serly mengepalkan tangan. Memberi gue semangat, dan gue balas dengan kepalan semangat juga.

"Bye ... bye," gue melambaikan tangan ke arah mereka.

"Geli banget gue, liat mantan-mantan lo." Maimunah mencebik, lalu mempelototi gue. "Kerjain hukuman lo yang bener! Gue capek, mau pulang juga, tapi harus ketunda karna awasin lo," sahutnya ketus, lalu melipat tangan di dada.

Ku MATIMATIKA (Mati-matian ngejar kamu) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang