Gais gais, jangan lupa tinggalin jejak ya kak dan share cerita ini ke temen-temen kalian juga 😊
Happy reading~
Gue memberhentikan motor tepat di depan pagar rumah Pak Kepala sekolah, dari luar gerbang ini terlihat Pak Kepsek sedang menyiram taman kecil yang ada di halaman rumahnya.
Gue membantu Maimunah mengangkat tikar, mengangguk pada Pak Kepsek yang melihat kedatangan kita.
"Assalamualaikum Pak." Gue mencium tangan Pak Kepsek sebagai hormat gue.
"Walaikumsalam, kamu salah satu murid yang kemarin berantem itu kan? Yang dibawah sama warga?." selidik Pak Kepsek. Suaranya tegas dan penuh intimidasi, membuat gue seketika merinding.
Yak elah Pak. Gini amat ingat guenya. Kelakuan jelek gue mulu yang di ingat.
"Hehe. Iya Pak." jawab gue cengegesan.
"Jadi dia temen yang kamu bicarakan kemarin Mai?." tanya Pak Kepsek pada Maimunah.
Loh, Maimunah ngibahin gue tentang apa sama Pak Kepsek. Plis, kalo gibahin gue jangan yang jelek-jeleknya Mai. Bisa bertambah minus di mata bokap lu.
"Iya Pa. Jadi Ade yang mau ikutan bantuin Mai buat ngajarin adik-adik Pa."
Alhamdulillah, Maimunah bukan ngibahin yang enggak-enggak tentang gue. Jadi pengen sujud syukur deh.
"Oh, Bagus kalo gitu." seru Pak Kepsek cuek, lalu kembali menyemprotkan Air pada bunga yang berada di dekat tembok.
"Belum Mau pulang?. " tanya Pak Kepsek yang tersenyum, tapi gue merasakan rada pengusiran disini.
"Hehe. Iya Pak, ini mau pulang kok. Saya pamit ya Pak. Assalamualaikum."
"Walaikumsalam." sahut Pak Kepsek dan Maimunah barengan.
Saat gue keluar gerbang, sebuah klakson mobil terdengar dari belakang.
"Tolong minggir sebentar ya. Ibu mau lewat nak." sahut seorang ibu-ibu berusia sekitar empat puluh tahunan.
Gue menganggukan kepala. Lalu saat menstarter motor gue, Maimunah datang dari dalam, membuka Pagar.
"Siapa?." tanya mama Maimunah saat turun dari mobil.
"Temen Ma."
"Kenapa gak disuruh masuk?."
"Mau pulang Ma."
"Suruh masuk dulu, ih kamu ini." Mama Maimunah menghampiri gue.
"Mampir dulu yuk Nak?." ajak mama Maimunah ramah.
"Eh gak usah tante, udah sore." jawab gue rada sungkan setelah pengusuran secara tidak langsung oleh Pak Kepsek tadi.
"Baru Jam lima, belum sore banget ini. Tadi tante banyak masak soto, mampir yuk, cobain masakan tante sama Maimunah tadi."
Gue jadi bimbang dan sengan, disatu sisi ditawari makan dengan ramah, disatu sisi gue rada takut ketemu sama Pak Kepsek lagi.
Tapi kayaknya gue bukan tipe orang yang bakalan nolak kalo ditawari makanan deh.
"Ayuk Masuk, kok malah bengong." ajak mama Maimunah sekali lagi. Hingga akhirnya gue mengekori nyokap Maimunah masuk kedalam rumah.
"Kamu duduk sini dulu ya, sambil nonton tv. Tante mau panasin kuah sotonya dulu." seru Mama Maimunah saat berada di ruang tamu rumah ini.
"Iya Tante."
"Mai, tolong bawain Ade kue dan minuman ya. Mama ke atas dulu."
"Iya Ma. Bentar ya gue ke dapur dulu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Ku MATIMATIKA (Mati-matian ngejar kamu) END
Romantizm[Close feedback ] Sedang masa revisi. Gais ... Gais, jangan skip cerita ini ya, Cerita ini bukan tentang, si kutu buku yang over dengan pelajaran matematika. Bukan juga tentang, murid teladan yang selalu menang lomba matematika, tapi ini kisah...