PAK KEPSEK YANG SEDANG SAKIT

856 58 160
                                    

Hai...
I'm comeback 👻👻

Maaf banget, baru bisa update malam-malam begini. Dari tadi mau revisi banyak banget ngangguannya. Hihihi

Happy reading ~

Pertandingan persahabatan antara SMA Merdeka dan SMA cendekiawan berakhir tepat pukul sebelas malam.
Sekolah kita memang sering mengadakan pertandingan persahabatan dengan sekolah lainnya, untuk membangun silaturahmi tanpa mengharapkan imbalan atau hadiah apapun dari pertandingan ini.

"Kita pulang deluan ya, bro." Pamit Tomi si Kapten basket SMA Cendekiawan.

"Iya, Hati-hati bro, thanks udah luangin waktunya untuk main bareng kita." seru Rovan sebagai kapten basket SMA Merdeka, lalu sesama peserta saling tos sebagai salam perpisahan.

"Udah jam sebelas malem, bagi yang mau pulang, lanjut pulang ya, jangan kelayapan lagi." seru Guntur mengingatkan sesama anggota Tim Basket.

"Yah... Padahal mau ngajakin kalian nongkrong," keluh Yaslan.

"Udah Malem Yas, Besok aja, kan libur." usul gue.

"Baru jam sebelas De, belum jam dua Pagi. Ayoklah nongkrong bareng, si Yaslan ulang tahun tuh, mau traktir kita," seru salah seorang anggota tim basket.

"Udah malem, kalian gak di cariin orang tua apa? Pulang aja. Besok janji kita bakalan rayain ulang tahun Yaslan," seru Rovan

"Gimana Yas? Lanjut gak?" tanya Arya.

"Ya udah deh, besok aja. Lagian udah malam juga. Nanti kalian pada di cariin orang tua."

"Okey deh. Kita pulang ya?" Pamit Arya menepuk bahu gue.

"Okey, hati-hati pulangnya, kalo ada apa-apa di jalan, langsung kabari. Sekarang lagi marak begal."

"Iya, hati-hati juga kalian bertiga pulangnya," ucap Arya, sebelum meninggalkan kita bertiga di dalam ruangan futsal ini.

"jadi nginep di rumah gue?" tanya Guntur.

"Jadi dong,"

"Ya udah yuk, cabut."

Suasana jalan terasa sangat sunyi, suara kodok bergema dengan kuat, gerimis mulai tampak turun membuat aroma tanah tercium dengan begitu pekatnya. Setelah melewati persimpangan yang terlihat sepi. Kita bertiga mengendarai motor dengan sedikit kencang untuk membus gerimis yang mulai deras.

Kita melewati sebuah mobil yang berhenti di pinggir jalan dengan pintu terbuka. Motor yang tadinya melesat kencang, terpaksa gue rem secara mendadak. "Kalo ngerem jangan dadakan dodol," geram Rovan memukul bahu gue dari di belakang.

"Kayak kenal sama mobil yang kita lewati tadi."

"Emang kayak mobil siapa?"

"Mobil Pak Kepsek."

"Ya udah, muter arah." usul Guntur.

kita memutar arah, kembali ke jalan yang sudah kita lewati tadi. gue memberhentikan motor tepat di samping mobil yang pintunya terbuka, tampak Pak Kepsek yang sedang meringkuk menyentuh dadanya, wajahnya tampak pucat berkeringat.

Ku MATIMATIKA (Mati-matian ngejar kamu) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang