TERLAMBAT LAGI

862 69 134
                                    

Haii.. I'm comeback~
Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke temen-temen kalian juga ya 😊

Happy reading~

Pagi ini keadaan kamar Guntur jauh dari kata normal. Tampak snack makanan bertebaran di segala penjuru kamar ini. Meja belajarnya di penuhi kulit kacang, sedangkan dibawah tempat tidurnya di penuhi berbagai bungkus snack dan botol minuman kaleng.

Gue menguap, mata menyipitkan mata dan mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk melalui ventilasi jendela kamar Guntur.

Gue merengangkan tangan, mencoba untuk bangkit, tapi apa daya, springbed Guntur seakan-akan meminta gue untuk rebahan lagi. Perlahan namun pasti, mata gue kembali memejam, menikmati suhu dingin yang seakan mendukung banget buat malas-malasan hari ini.

"Anjir, udah jam enam lewat empat lima woi." Teriak Guntur dari bawah tempat tidur.

Kita tidur dalam posisi yang berbeda, gue diatas springbad, Guntur diatas tikar Primadani yang berada di bawah tempat tidur, sedangkan Rovan tidur di kursi santai sebelah meja belajar Guntur.

Gue refleks bangun saat Guntur teriak. Kita telat. Mampus, ini hari senin, Walaupun masih jam enam lewat empat lima. Tapi tetap aja kita telat mengingat kemacetan jalan pada hari senin pagi.

Gue segera bangun, berlari ke kamar mandi setelah melihat Guntur juga berlari ke arah kamar mandi.

"Gue duluan." seru gue tepat di depan pintu kamar mandi, mencoba menghadang sebelah kaki Guntur yang sudah masuk ke dalam kamar mandi dengan sebelah kaki gue, sekarang kita saling sikut di depan pintu kamar mandi.

"Gue dulu, lu pakai kamar mandi dibawah sana."

"Ogah, gue pakai kamar mandi ini aja. Lu yang ke bawah sana." 

"Udah telat. Lu yang kebawah aja sana."

Guntur melingkari tanganya di leher gue, perlahan-lahan menarik gue menjauh dari pintu kamar mandi.

Mencoba memberontak di dalam kukungan Guntur, dengan menyikut perutnya. Tapi sepertinya dia bisa dengan cepat membaca gerakan gue. Dia melilitkan kakinya pada kaki kiri gue, lalu memutar badan dan menghempaskan gue ke bawah.

Gue meringis merasakan sikut yang mulai nyut-nyutan, sedangkan Guntur tertawa cekikikan di depan pintu kamar mandi. 

"Sorry sorry, tapi lu pakai kamar mandi bawah aja ya." seru Guntur yang hendak menutup pintu kamar mandi.

Gue yang lagi dalam keadaan setengah berbaring ini menggunakan kekuatan kaki untuk menghentikan guntur menutup pintu kamar mandi. Sekarang kita adu kekuatan otot untuk menguji siapa yang paling kuat, Guntur yang menutup pintu dari dalam kamar mandi, atau gue yang mendorong pintu kamar mandi dari luar agar tidak tertutup.

"Udah telat woi. Ntar aja kalo mau ngelut." sahut Rovan santai, dia masih rebahan diatas springbed, menggantikan posisi gue yang rebahan tadi.

"Mengalah aja kenapa sih De." ketus Guntur.

"Gak mau, ngalah sama tamu lu. Kebawah sana." ketus gue yang sekarang berhasil mendorong pintu kamar mandi. Setengah badan gue udah masuk ke dalam kamar mandi. Sementara Guntur berdecak melihat usaha gue.

"Ya udah nih pakek. Setan emang!" ketus Guntur membawa handuknya, lalu menendang pelan betis gue, untuk melampiaskan rasa kesalnya.

"Sakit Begok!" ketus gue, sementara Guntur dan Rovan tertawa melihat gue yang udah terkapar di lantai kamar mandi karna pergelutan tadi.

Ku MATIMATIKA (Mati-matian ngejar kamu) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang