KIAT-KIAT PDKT DENGAN MAIMUNAH III

1.1K 83 137
                                    

HAI SEMUAAAA...
ADE KAMBEEKKK
ADAKAH YANG MERINDUKAN TINGKAH ABSRUD ADE?? 😀😀

Seperti biasanya, jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke temen-temen kalian juga ya.

Oh iya sebelum baca, aku mau infoin keteman-teman juga, kemarin aku ada nulis cerita oneshoot fantasi, Cus baca di kumpulan cerita oneshootku 😆😆

Happy reading gaiss~
.
.
.
.
.

Bel Istirahat pertama sudah berbunyi. Suasana yang hening seketika berubah menjadi riuh saat para murid berlomba-lomba untuk keluar dari kelas. Gue menguap lebar, membiarkan mereka untuk lebih dulu keluar dari kelas, mereka lebih kelihatan lapernya dari pada gue.

"Gak ke kantin lo?" tanya Guntur yang berdiri sambil merengangkan tangannya.

"Bentar lagi, deh. Gue masih ngantuk, lima menit lagi gue nyusul ke kantin,"

"Okey!" ujarnya melingkarkan jari telunjuk dan jempolnya. "Gue deluan,"

Selepas kepergiannya, gue dengan bermalas-malasan merebahkan kepala di atas buku paket matematika, menguap sejenak dan perlahan-lahan mata gue mulai terpejam. Akan tetapi, belum sampai lima menit mata gue mendadak terbuka lebar. Teringat dengan misi pdkt yang sudah direncanakan tadi malam.

Gue berlarian keluar kelas. Keadaan sudah sepi, di lorong-lorong kelas terlihat hanya ada satu dua murid yang kebetulan membawa bekal dan menikmati waktu istirahatnya pada taman kecil yang berada di depan kelas. Saat melewati kelas Maimunah, gue sedikit mengendap-endap dari luar jendela. Keadaan kelas sudah kosong, sama saja seperti kosong melompongnya gue. Eh, kok jadi curhat gini, yah?

Gue tersenyum saat melihat Maimunah berjalan menuju kantin.

"Hai, Mai ...," sapa gue ramah.

"Hai," balasnya dengan nada datar, sedatar ubin di lantai kelas.

"Gue kemarin WhatsApp lo, tapi gak lo balas,"

Maimunah memelankan langkahnya, dahinya menyerit seakan sedang berpikir tentang pernyataannya yang baru gue lontarkan.

"Oh, itu! Sorry gue lupa balas,"

Nyeesss banget, coy! Lupa balas. Tidak adakah alasan yang lainnya, Mai? Pura-pura ponsel lo kecebur got gitu? Jadi ingin ngelitikin paru-parunya, deh.

"Ya ampun, Mai, gue kira paket lo mati atau apa," jawab gue rada sedih.

"Enggak kok, Paket gue aktif," balas gadis galak itu dengan cuek. Kita berjalan dalam diam menuju kantin.

"Lo mau makan apa, Mai? Biar gue aja yang ngantri." Gue melihat segerombolan murid yang sedang berdesak-desakkan mengambil pesanan mereka. Kantin di sekolah ini, ada enam kantin. Akan tetapi, kantin ke dua ini memang selalu ramai. Selain makanannya enak, harganya juga murah. Tak jarang, karna lama menunggu antrian, para siswa di sini turun tangan sendiri dalam menyiapkan sarapan mereka. Bahkan terkadang juga membantu ibu kantin mengantar pesanan guru ke kantor, jika ada guru yang sedang memesan di kantin ini.

"Seriusan lo yang ngantri? Ramai, loh." Maimunah melihat antrian murid yang sudah memanjang.

Untuk lo, apa sih, yang enggak, Mai?

"Gak papa, gue aja. Lo duduk, gih. Sekalian cari kursi untuk kita berdua."

"Okey, deh. Gue pesan--" Maimunah menjinjitkan kakinya untuk melihat menu yang masih tersaji di seteling.

"Pesan mie rebus aja, bentar lagi mau hujan, nih. Pasti dingin," saran gue, saat melihat cuaca yang sekarang sudah mulai gerimis.

"Boleh, kalo lo gak keberatan untuk ngantrinya." Maimunah segera melangkah ke arah  sudut kantin.

Ku MATIMATIKA (Mati-matian ngejar kamu) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang