Happy Reading 🌼
***
Setelah membuka matanya, hal yang pertama kali menyambangi netra laki-laki itu adalah seorang pria dewasa yang berdiri di hadapannya. Pria dewasa itu mengibaskan tangannya di depan wajah seorang pelajar tersebut."Hei pelajar, kau sudah bangun?"
Pelajar itu mengerjap polos. Pasalnya ia tidak mengerti sedang berada di mana dan dengan suasana macam apa ini?
Tetapi dilihat dari pemandangan kanan dan kirinya, ia sepertinya tengah berada di dalam bus, lebih tepatnya bus yang berhenti di pemberhentian... tunggu, buru-buru laki-laki itu menegakkan tubuhnya karena diserang rasa panik hingga ke ubun-ubun.
"Kau baru sadar? ya sudah, cepat bangunkan temanmu dan pulanglah.. karena aku juga mau pulang." ujar pria dewasa yang diketahui seorang supir bus tersebut.
"Aish..." geram pelajar itu kesal. Ia bahkan ingat pernah berpesan pada orang di sebelahnya untuk membangunkannya jikalau sudah sampai. Tetapi apa ini? kenapa malah mereka berdua tidur bersamaan?
"Yakh Kim Sungkyung! Bangunlah cepat!" sentak Jisung sembari menggoyang-goyangkan tubuh Sungkyung.
"Bangun kau gadis cerewet."
"Yakh, dasar babi!"
Sungkyung menggaruki telinganya saat merasa risih akibat suara memekakkan yang sialnya ia baru sadar itu milik Jisung.
"Aku mendengarmu, tidak usah berteriak begitu." gadis itu berujar dengan suara khas orang bangun tidurnya.
Respon yang diberikan Sungkyung kelewat santai hingga membuat Jisung mendesis keras. Ia bahkan sudah mengacak-acak tatanan rambut Sungkyung saking kesalnya.
"Bagaimana aku tidak berteriak, bodoh?!"
"Tidak perlu mengacak rambutku juga, bodoh. Ingat, kau yang bodoh bukan aku!" sungut Sungkyung dengan mata yang sudah melebar cepat. Ekspresi bantalnya telah berubah seperti singa yang akan mengamuk.
"Dalam hal ini sudah terbukti bahwa kau yang bodoh." Jisung mengeraskan rahangnya membuat Sungkyung ikut tersulut emosi.
"Apa kau lupa aku sudah memperingatimu, kan?"
"Memperingati apa?"
"Aku bilang kau bangunkan aku kalau sudah sampai, kenapa kau malah ikut tidur?!"
Sungkyung kalap dan segera menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Jantungnya berpacu cepat sekali. "Jangan bilang ki.. ki-kita.. Ki-kita.."
Jisung melotot sempurna dengan mengikis jarak wajah mereka. "Ya, kita. Sekarang. Ada. Di. Pemberhentian. Bus. Yang. Terakhir." tekan Jisung.
Seketika Sungkyung menjadi ingin menangis. Ia tidak tahu sekarang ada di daerah mana, ditambah lagi wajah merah padam Jisung yang menakutkan terus menyalahkannya. Sungkyung tahu ini salahnya tetapi ia tidak tahu harus melakukan apa sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Exchange [Completed]
Fiksi PenggemarKita dua kasih yang terpisah bukan karena usai, tapi karena sadar sudah menemukan kenyamanan yang sesungguhnya. Jika kita dua hal yang bersatu tapi harus berpisah namanya apa? Sulit itu ketika kita merindukan tempat berteduh orang lain... Jung Dabi...