Chapter-- 43

81 11 41
                                    

Happy reading 💚

Happy reading 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***



"TURUNIN PISTOLNYA, MARKEU!"

Pria itu menyeringai. Di hadapannya, sang ibu menjerit ketakutan melihat anak satu-satunya tengah mengarahkan sebuah pistol di keningnya sendiri. Bukan pistol mainan, tadinya Tiffany pikir itu benda bohongan, ternyata asli.

"Sudah kubilang, aku akan ikut ke manapun Jung Dabin pergi, Mom."

Tiffany menyisir rambutnya ke belakang sambil menggeram keras.

Para pelayan yang menyaksikan hanya bisa bersembunyi di belakang sofa ruang tengah. Mereka sama-sama saling menggenggam tangan dan berdoa agar majikan mudanya itu tidak menarik pelatuk pistol di tangannya.

"KAMU!" Tiffany menunjuk Mark. "Jangan main-main, MARKEU!"

"Buang pistolnya, buang!"

"Markeu, jangan lakukan itu sayang. Mommy mohon jangan, mommy takut sayang."

Seringaian itu muncul lagi. Mark yang masih dalam pengaruh alkohol menggelengkan kecil kepalanya ketika merasa pening melanda.

"Kamu mau membuat mommy sedih? kamu tega, Mark? dengar say--"

"AKH--Berisik woy!" bentak Mark.

Tiffany berjengit. Jantungnya terasa berdenyut ketika putranya membentak dengan emosi seperti itu.

Sedari kecil Mark tidak pernah sekasar itu pada ibunya. Wajar Tiffany merasa sangat aneh dengan sikap baru Mark. Wanita paruh baya itu semakin yakin, ini semua salah Jung Dabin.

"Diam, jangan mendekat! aku akan menembak diriku!" tetapi Tiffany tidak mempedulikan ancaman Mark. Dia tetap mendekati putranya untuk merebut pistol itu.

"Berhenti, sayang. Ayo sini, berikan pada mommy pistolnya," ujar Tiffany dengan mengulurkan telapak tangannya.

"Tidak akan. Sudah kubilang, aku akan mati hari ini. Aku akan mati, Mommy!"

"Markeu, berhenti."

"Tidak, lepaskan Mom!" Mark berkelit ke segala arah demi menghindari tangan ibunya.

Tiffany terus memegang lengan kanan Mark, kini ia berhasil memegang pistol itu. Meskipun Mark masih begitu erat memegangnya.

"Mark, lepaskan!"

"Mommy!"

"Mark--"

DOR!

Tiffany dan Mark berhenti bergerak. Mereka saling bertatapan dengan keterkejutan yang luar biasa.

Para pelayan yang semula hanya menonton di balik sofa langsung berhamburan menghampiri kedua majikannya.

Couple Exchange [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang