Chapter-- 23

110 11 16
                                    

They are in 27/28 y.o

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***





"Eonni... apa aku terlihat cantik?"

"Tentu saja, kau adalah gadis paling cantik, Kyung."

"Eonni juga."

"Kau ini bisa saja."

"Aku janji mulai hari ini aku tidak akan menangis lagi, karena eomma bilang gadis cantik itu tidak akan menangis."

"Hmm itu benar."

Tidak seperti senja yang pergi dengan cara paling indah. Perpisahan antara Dabin dan saudarinya adalah perpisahan paling buruk yang pernah ada.

Jung Dabin membuka matanya perlahan dan merasa ada sesuatu yang membasahi pipinya. Tanpa repot menghapusnya, gadis itu malah sibuk memandangi frame di atas nakasnya.

"Apa kau tidak berniat untuk kembali, Kyung..."

Setiap pagi selalu terasa sama, terbangun dengan mimpi indah tentang kenangan masa lalu. Tetapi Jung Dabin bersyukur sekali, setidaknya dengan mimpi itu rindunya bisa sedikit terobati. Namun, ia tidak akan mampu untuk melupakan. Bahkan setelah sepuluh tahun lamanya.

"Sudah bangun..."

Jung Dabin terperangah, pandangannya lurus ke depan. Melihat pria dengan senyum manisnya berjalan menuju tempat tidurnya. Pria itu mengambil duduk di sebelah Dabin yang kini sudah merubah posisi tidurannya menjadi duduk. Mereka saling menatap satu sama lain, dengan si pria yang terlihat begitu mengerti tentang perasaan Jung Dabin.

"Kau bermimpi buruk?" Tangannya terulur mengusap ujung mata Jung Dabin yang nampak basah karena air mata.

Gadis itu menggeleng lemah dan mengembalikkan tangan pria itu. "Kau sejak kapan ada di sini, Jeno?"

"Satu jam yang lalu mungkin? aku datang untuk menyiapkan sarapanmu, setelah itu mengantarmu pergi bekerja."

"Kenapa tidak membangunkan aku?"

"Aku tidak ingin mengganggu tidur indahmu--" Jeno terkekeh sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya. "Nah, sekarang ayo bangun dan sarapan bersama."

"Aku akan mandi dulu saja."

"Oke, baiklah. Aku tunggu di meja makan ya."

Dabin menganggukkan kepalanya. Kemudian Jeno keluar dari kamar Dabin setelah mengelus kepala gadis itu.

Jung Dabin sempat termenung beberapa saat menatap punggung tegap Jeno. Punggung itu, entah kenapa nampak seperti milik Mark. Apa karena mereka adalah saudara sepupu? atau karena Jung Dabin sangat merindukan pria itu?

Banyak yang berubah setelah sepuluh tahun. Seorang Lee Jeno yang dulu tidak pernah mengatakan perasaannya pada Jung Dabin,  empat tahun yang lalu pria itu menyatakannya pada gadis itu, tepat di hari ulang tahunnya. Seo Herin pergi meninggalkan Jeno karena mereka bertengkar hebat. Jung Dabin tidak tahu apa masalah mereka, tetapi sepertinya itu cukup serius, karena ia tidak pernah melihat Jeno semarah itu pada Herin sebelumnya.

Couple Exchange [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang