Chapter-- 26

125 15 12
                                    

"Bagaimana sikap bumi menerima salju yang tersakiti, apakah bumi akan merangkul salju?"--Kim Sungkyung--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana sikap bumi menerima salju yang tersakiti, apakah bumi akan merangkul salju?"
--Kim Sungkyung--

***



Banyak perbedaan antara tinggal sendirian dengan tinggal bersama keluarga. Satu poin paling menonjol yaitu, bersama keluarga meskipun sering beradu argumen tapi hal itu justru yang paling membuat rumah menjadi hidup. Itulah yang kini dirasakan oleh Jung Dabin. Ia berdebat dengan adik tirinya sejak bangun dari tidurnya pagi ini. Sungkyung memaksa Dabin untuk berhenti bekerja paruh waktu sementara gadis itu tidak ingin berhenti  dengan alasan harus membiayai ibunya di rumah sakit. Namun Sungkyung memaksa dengan mengatakan seluruh biaya rumah sakit ibunya akan ditanggung oleh dia. Tetapi Dabin tetaplah Dabin yang keras kepala, gadis itu meminta kelonggaran untuk tetap bekerja dengan syarat pekerjaan itu hanya satu saja.

Tetapi sayangnya perdebatan mereka tidak hanya berhenti sampai di sana. Sungkyung kembali membuat Dabin menyela tidak terima saat memintanya cuti sehari untuk menjenguk ibu mereka di rumah sakit. Sedangkan Dabin tidak bisa meninggalkan pekerjaannya yang hanya tinggal satu itu. Menurut Jung Dabin bosnya pasti akan langsung memecatnya jika ia melakukan itu meski hanya sehari. Dan, Jung Dabin tidak ingin menjadi pengangguran dengan dihidupi oleh adiknya.

Kendati demikian, Jung Dabin tetap kalah berdebat dari Sungkyung. Mereka sekarang sudah berada di dalam mobil Sungkyung menuju rumah sakit tempat ibunya di rawat. Meskipun Jung Dabin masih merasa enggan dengan keputusan adiknya itu. Bukannya ia tidak senang menjenguk ibunya bersama Sungkyung, ia hanya meminta gadis itu untuk sabar menunggu hingga hari minggu. Jika saja Sungkyung setuju pasti Dabin bisa mempertahankan pekerjaannya. Hei, apa dia terima saja tawaran dari Jeno?

"Ayo turun, eonni." Ucapan Sungkyung yang tiba-tiba itu berhasil menyadarkan Dabin. Melirik ke kanan dan kirinya, Dabin terkejut bahwa mereka sudah sampai di rumah sakit.

Kedua saudara itu segera turun dari dalam mobil. Berdiri beberapa detik memandangi bangunan besar di hadapan mereka sebelum masuk ke dalam sana. Hingga Sungkyung merasakan ada sebuah tangan hangat yang menjalar di bahunya. Ia pun menoleh, ditemukannya senyum yang sehangat sentuhan itu di wajah Jung Dabin. Rupanya yang dilakukan Dabin adalah untuk meyakinkan adiknya bahwa semua sudah baik-baik saja dan lewat anggukan kecil Dabin mengerti, sekarang Sungkyung tengah memperbaiki semuanya.

Sesampainya di depan sebuah kamar, sekali lagi Sungkyung mematung. Ia memandangi angka dan nama Ji Sumin yang tertera di sana. "Eomma..." lirih Sungkyung, tangannya mengusap pelan tulisan itu.

"Ayo, Kyung."

Pintu telah dibuka oleh Dabin. Pemandangan pertama mereka adalah atensi Ji Sumin yang tengah berdiri di depan jendela hingga membelakangi mereka. Dabin memutuskan untuk menghampiri ibunya dan meraih kedua telapak tangan yang keriput itu. "Eomma aku datang..." sapanya lengkap dengan senyum yang lebar.

Couple Exchange [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang