Chapter-- 48

89 7 69
                                    

Happy reading

Happy reading❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***





Kamar Sungkyung seketika ramai oleh orang-orang yang menyayanginya. Ada Bibi Yoona dan Sooyoung, Jung Dabin dan ibunya, serta Jisung. Laki-laki itu menjadi satu-satunya orang yang khawatir secara berlebihan. Sejak Yoona datang menjemputnya dan Sungkyung dibawa ke rumah, bahkan saat dokter mengatakan kondisi Sungkyung baik-baik saja pun Jisung tetap saja menangis keras.

"Sungkyung bangun, jangan buat aku sedih.."

Jisung menangkup salah satu telapak tangan Sungkyung dan mengusap-usapnya seperti orang yang tengah kedinginan.

"Sungkyung." rengek Jisung.

"Jangan-jangan Sungkyung gegar otak."

"Jisung ngomongnya jangan ngaco!" tegur Yoona.

Jisung mengerucutkan bibirnya sambil menggosok hidungnya yang merah. "Ya habisnya, dia kok nggak bangun-bangun?"

"Terima kasih sudah membawa Sungkyung, Yoona. Padahal tadi aku bisa meninggalkan kantor jika Jisung menelponku." Ji Sumin menarik kedua telapak tangan Yoona dan menepuk-nepuknya pelan. Ia sangat menyesal harus menjadi orang yang tahu paling akhir saat putrinya pingsan.

"Sama-sama, aku justru senang bisa menolong Sungkyung. Kau kan tahu kalau dia sudah kuanggap sebagai putriku sendiri."

"Aneh, dokter bilang Sungkyung hanya terbentur sedikit tetapi kenapa dia tidak sadar-sadar ya? bukankah sudah satu jam lebih?"

Yoona balas mengusap punggung tangan Sumin dengan lembut. "Dia pasti sangat kelelahan, Jisung juga cerita katanya Sungkyung sibuk latihan di sekolah."

Sumin hanya mengangguk. Meski begitu hatinya sempat terasa nyeri. Ada bagian yang sakit ketika ia mendengar penuturan Yoona. Dia ibunya, tetapi Yoona jauh lebih tahu masalah Sungkyung.

Dabin yang duduk di atas kasur tepat di sisi Sungkyung berbaring ikut mengusap kening adiknya seraya berdoa dalam hati supaya gadis itu baik-baik saja.

"Jisung, nih elap tuh ingus." Sooyoung menyodorkan satu lembar tissue pada adiknya.

Jisung sempat melirik Dabin yang kala itu menatapnya juga. Terkadang kakak perempuannya memang sangat ajaib, bisa-bisanya dia mengatakan kata 'ingus' dengan mudah dan lancar.

"Terima kasih, Noona."

Srooot!

"Euw..! jorok banget sih kamu."

"Ya maaf, nggak tahu." Kata Jisung polos. Tapi setelahnya laki-laki itu menyesal. Bagaimana tidak? Jung Dabin kini tengah terkikik pelan.

"Sooyoung sebaiknya kita pulang yuk, sebentar lagi Appa pulang."

Lalu Yoona menepuk bahu Sumin. "Aku pulang sekarang tidak apa-apa kan, Sumin?"

"Iya, tidak apa-apa. Terima kasih ya sudah mau direpotkan."

Couple Exchange [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang