Telah Direvisi.
Alana turun dari mobilnya, kemudia ia melangkah menjauh dan berjalan menuju satu tempat yang hanya diketahui olehnya dan seseorang yang berarti dihidupnya.
Saat ini, didepannya terlihat sebuah danau kecil yang masih terlihat asri dan terawat, yang dipenuhi dengan beberapa macam jenis bunga dan satu perahu kecil di pinggirannya.
Dari kejauhan juga terlihat satu rumah pohon dengan warna cat yang sudah sedikit memudar, tapi tidak mengurangi keindahan dan kenyamanan saat memandangnya.
Alana sedikit tersenyum menatap sekelilingnya saat ini, kemudian ia duduk dipinggiran danau memandang pantulan dirinya diair dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Hai, aku datang kekembali" monolognya.
Alana tersenyum getir melihat keadaannya sendiri saat ini, ia kembali memutarkan pandangannya melihat ke sekelilingnya dan senyumannya hilang memudar seketika.
Tak ada yang tau dengan apa yang dirasakan olehnya saat ini, apa yang ia cari? Apa yang yang ia tunggu? Atau mungkin apa yang ia nantikan kehadirannya?
Setelah beberapa saat dia hanya terduduk dengan tatapan yang sulit diartikan, Alana bangkit dari duduknya kemudian ia berjalan menuju satu perahu kecil dan menaikinya.
"Lihat perahu ini, masih bagus seperti saat pertama kali kita naiki" Gumannya.
Tak berselang lama, ia merengkuh dayungnya dan mendayung kapal itu ketengah-tengah danau.
Saat sampai ditengah danau, Alana meletakkan kembali dayungnya kemudia merebahkan tubuhnya di perahu kecil itu dan menatap langit yang sedikit gelap karna keadaan cuaca yang sedang tidak baik.
Maybe keadaan hatinya juga.
Perlahan Alana menutup matanya, kembali memutar memori kecil di ingatannya.
"Kamu suka nggak sama perahunya?"
"Sukaa dong!!"
"Ini abang sendiri yang buat loh!!"
"Al gapercaya wle!! Mana mungkin abang buat ini perahu, abang kan selalu bareng sama al!!"
"Ihh gapercaya kamu sama abang" Ucapnya sambil mencubit pipi Alana kecil.
"Aaaa abang lepasinnnn!!! Iya iya al percaya!!"
"Nah gitu dong!! Kan tambah cantikk bocil abang"
"Males! Al ngambek!" Ucap Al kecil cemberut.
"Utututu yakin mau ngambek? Padahal nanti pulang niatnya abang mau beliin eskrim. Kalo ngambek gajadi deh"
Mata Al kecil langsung berbinar mendengar kata eskrim.
"Yaudah Al gajadi ngambek, tapi nanti beliin eskrim!! Yang banyak!"
Seseorang di depannya tersenyum dan mengangguk menanggapi perkataan gadis kecil di depannya.
Tak tersadar air mata Alana keluar bersamaan dengan senyuman kecil terukir di wajahnya.
Jangan nangis Al!! Kamu jelek kalo nangis!!
Alana tersentak,ia membuka matanya dan bangkit dari tidurnya kemudian memutar pandangannya menyelusuri seluruh danau.
Suara itu terdengar nyata ditelinganya, tapi itu tidak mungkin. Apa itu salah satu dari memori kecilnya?
Alana masih berusaha mencerna dengan apa yang baru saja terjadi. Setelah itu dia diam dan merenung merutuki kebodohannya.
Bego!! Itu semua cuma hayalan doang Al Sadar!!
Tak berselang lama rintik hujan mulai berjatuhan, Alana segera merengkuh dayungnya dan mendayung perahu kecil itu kembali ke tepi danau.
Setelah sampai ditepi danau ia langsung saja berlari menuju mobilnya karna hujan turun semakin deras.
Tanpa ia sadari sepasang mata menatap punggunya semakin menjauh dengan tatapan penuh bersalahnya.
Maaf Al.
***
Alana Sudah sampai dirumahnya,Ia Turun dari mobilnya dengan keadaan baju yang sedikit basah.
Kemudian ia berlari masuk kedalam rumahnya, dan langsung saja berjalan menuju tangga lantai dua tanpa menyadari bahwa keluarganya berkumpul lengkap dengan ayahnya.
"Al,Sini dulu" ucap sania.
"All Sibuk" jawabnya tanpa menoleh sedikitpun.
Alana membanting tubuhnya diatas kasur,menghembuskan nafas gusar dan memijit pelipisnya yang sedikit pusing memikirkan satu hal yang masih menghantuinya.
Apakah ini hanya sekedar halusinasi? Tapi suara tadi terdengar begitu nyata ditelinganya.
Tak ingin ambil pusing, ia segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah selesai berkutik dengan dirinya, Alana memutuskan untuk turun ke dapur, karena merasa tenggorokannya kering.
"Al sini" panggil sania.
"Apa?" Tanya alana datar kemudian ia duduk di salah satu sofa.
"Alana,papah mohon sama kamu,jangan terus menerus terjerumus Dari keterpurukan masa lalu" ucap anggara buka suara.
"All,mama tau,tapi kamu jangan terusan seperti ini,mama gapengen kamu seperti ini terus all. Kamu juga jangan terlalu keras terhadap ela dan kamu juga harus menghargai keputusan Ela, dia sudah bisa memutuskan apa yang baik untuknya sendiri" imbuh Sania.
Ela hanya bisa diam dan menunduk aja.
"Udah?" Tanya alana
"Al ka-kamu j-jangan terlalu ikut campur sa-ama urusan k-kakak" ucap ela angkat suara walaupun dengan rasa takut.
"Oke. From now on I will not interfere with your life anymore!" Ucap Alana.
Semua tercengang? Bukan ini yang diingkan keluarganya, mereka hanya menginginkan gadis kecil mereka kembali lagi seperti dahulu.
Alana melangkah pergi meninggalkan ruangan itu, sebelum ia benar-benar pergi,alana berhenti melangkah.
"Dan buat kalian mulai saat ini jangan pernah perduli sama gw dan jangan pernah ikut campur apapun masalah gw, Atau" alana menggantungkan kalimatnya,
Jlebb!!!
Sebuah pisau kecil terlempar dan membelah apel yang berada dimeja.
"KALIAN MATI" ucap alana penuh penekanan.
Kemudian ia melangkah menuju kamarnya,membanting pintu kamarnya keras.
Alana frustasi dengan semua ini,Ia lelah dengan semuanya yang terjadi kepadanya.
Alana mengambil sesuatu Dari lacinya,kemudian ia memasukkan barang kecil kedalamnya.
Dorrr!
Dorrr!!
Dorrrr!!!
***
Suara tembakan terdengar jelas dari ruang tengah,mereka cemas sekaligus khawatir,tak menunggu lama mereka naik menuju lantai dua dan membuka kamar alana.
"ALANA!!!"
Tbc~
Siapa yang tertembak?
Penasaran kan?Lanjut nggak ni?
Kalo lanjut jangan lupa Vote dan Komen Ya:)
Follow juga:)Salam,
Rhenata SH
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Girl [ PROSES REVISI ]
Teen FictionAlana Pryshillya Ganendra- Gadis remaja dengan sejuta kelebihan dan teka teki dirinya. Gadis normal seperti gadis layakanya? Really? Dengan hoby membunuh? "Jangan pernah memetik sehelai mawar kalau tidak mau tertusuk oleh durinya" Dia seorang Psyc...