MPG ❤Iblis Kejam❤

2.5K 112 5
                                    


Telah Direvisi.


Qila mendongak menatap detra yang berdiri didepannya dengan senyum remehnya.

"Baru segini aja, kau sudah tidak bisa berkutik, bagaimana jika nanti permainannya dimulai?" ucap detra, kemudian ia berjalan selangkah mendekat kearah Qila dan kemudian mengangkat dagu gadis itu dengan telunjuk tangannya, "Selamat Bermain" ucap detra disertai dengan seringaiannya.

Bertepatan dengan itu, pintu ruangan terbuka menampilkan sosok gadis dengan masker yang menutupi separuh wajahnya, juga Hoodie hitam yang melekat ditubuhnya.

Tubuh Qila menegang, keringat dingin mengucur deras dari wajahnya, bibirnya menjadi pucat pasi, saat itu juga dia berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi.

'Nice to meet you Aqila Wanda Abraham'

Mendengarnya saja sudah membuat Dirinya bergidik ngeri,kali ini nada bicara dari gadis didepannya berbeda dan ia bimbang apakah si iblis didepannya ini Alana? Entah apapun itu dia akan menyesali kebodohan dirinya yang mencoba mengusik iblis gila ini.

"Si-siapa ka-kamu?" ucap Qila dengan berani menatap manik mata gadis didepannya.

Dari sini Qila bisa melihat pergerakan lengkungan dari balik masker yang menutupi separuh wajah gadis itu, dia tersenyum.

"Tentu saja kau mengenalku" jawab gadis itu berjalan mendekat kearah Qila.

"Aqila Wanda Abraham hmm, Anak seorang Direktur disalah satu cabang perusahaan AP Croup?" lanjutnya dengan berjalan mengelilingi Qila.

"Si-siapa kamu?! Ke-kenapa ka-kamu tahu semua itu?!" tanya Qila takut-takut.

"Hal mudah bagiku untuk mengetahui hal sekecil itu. Karena aku" gadis itu menjeda ucapannya kemudian mengangkat dagu Qila dan tatapan mereka bertemu, saat itu gadis didepannya melepas masker yang menutupi wajahnya,

"Alana Pryshillya Ganendra,si iblis kejam yang terusik hidupnya oleh seorang sampah!"

Tubuh Qila semakin menegang,harapannya untuk tetap hidup semakin kecil, adakah yang bisa membantunya disaat ia dalam bahaya seperti ini?

"Bawa gadis itu kemari!" ucap Alana kepada detra dan langsung mendapat anggukan dari detra.

"Al...bu-bukankah ki-kita ber-berteman de-dengan ba-baik? Lalu a-apa salahku?" tanya Qila perlahan setelah detra menghilang dari sebalik pintu.

"Wah-wah, kurasa aku sudah gila. Menyakiti temanku sendiri bukan?" tanya Alana balik.

"Harusnya aku memberikan undangan kepadamu, bukan melukaimu seperti ini dan mengikatmu pada kursi tua ini. Bukan begitu?" tanya Alana lagi.

Qila hanya diam dan bungkam dengan ucapan Alana,dia sudah tidak memiliki keberanian lagi untuk membalas ucapan gadis gila ini.

"Kau tak pernah salah, hanya saja rencana busukmu itu yang salah memilih target dan targetnya adalah Si Iblis Kejam bukan? Kau tak mengenalku ternyata." ucap Alana diselingi dengan tawa ditengahnya.

"Aku tak akan membunuhmu untuk saat ini" ucap Alana, mendengarnya membuat Qila sedikit memiliki harapan untuk hidupnya , "mungkin akan kulakukan beberapa detik Selanjutnya" lanjutnya.

Seketika wajah Qila yang sudah memancarkan kelegaan kembali dilanda dengan rasa takut yang amat besar, ingin sekali rasanya ia berteriak meminta bantuan, apakah mungkin ada yang mendengarnya?

Sementara itu, dilain ruangan Ela berdiri, matanya yang sembab menatap kembali foto Angkasa, hatinya terasa sakit melihat foto itu tergantung dipapan target Alana,dengan berani tangannya terangkat mengambil foto Angkasa dan kemudian ia memasukkannya didalam sakunya.

Setelah itu Ela berniat untuk keluar dari ruangan ini, ia membalikkan badannya dan ia sangat terkejut.

Bagaimana tidak? Detra berdiri dipintu ruangan dengan tatapan tertuju kearahnya dan tangan yang ia masukkan kedalam saku celananya.

"Bagus sekali bukan?" ucap detra. "Bagaimana jika nona Alana mengetahuinya?"

"Apakah ia juga akan bermain Dengan kakaknya? Sepertinya menyenangkan" ucap detra terkekeh.

Ela hanya diam dan bungkam, ia menatap detra dengan tatapan sulit terartikan, sebenernya Ela sedang memikirkan cara agar bisa kabur dari tempat ini melalui detra, sungguh keberanian tak diragukan lagi bukan?

Detra menegakkan dirinya, "buang niatmu itu, atau aku akan berbuat apa yang sebelumnya tak pernah terlintas dipikiranmu" ucap detra.

Setelah itu detra berjalan mendekat kearah Ela dan itu membuat Ela melangkah mundur.

Detra tersenyum menyeringai melihat ketakutan ditatapan Ela, namun ia berfikir salah, Ela mendorongnya dan langsung saja berlari meninggalkan ruangan itu.

Detra yang hanya mundur beberapa langkah karena dorongan ela  tersenyum lebar dengan seringaiannya.

Sepertinya gadis ini ingin bermain.

Kemudian ia berjalan cepat meninggalkan ruangan itu dan mengejar Ela yang sudah pergi entah kemana.

Gedung ini tampak gelap dimata Ela, namun tidak untuk detra yang ternyata bisa melihat Ela didepannya.

Ela berlari menuruni tangga setelah ia menemukannya, ia berjalan menuruni tangga dengan tergesa.

Ela tak sadar bahwa sedari tadi detra berjalan santai dibelakangnya.
Saat Ela ingin kembali melangkah, ia menghentikannya karena melihat beberapa body guard didepan pintu gerbang.

Body guard itu menyadari keberadaan Ela, langsung saja mereka mengejar Ela yang berlari masuk kembali kedalam gedung, detra yang melihat pergerakan Ela segera bertindak karena ia tak ingin berlama-lama mengulur waktunya dengan bermain bersama gadis ini.

Jleb!!! Akhhh!














Tbc~

Double Update!

Tapi jangan lupa Vote dan komennya:)
Share!

Salam,

Rhenata SH

My Psychopath Girl   [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang