Telah Direvisi.Pagi hari datang, mentari memancarkan sinarnya,menembus celah-celah jendela kamar Alana, membangunkan sang empu yang sedang tertidur nyenyak.
Alana bangun, kemudian ia bergegas membersihkan badannya,hari ini ia akan kembali bersekolah, dan tanpa mereka ketahui dia merencanakan sesuatu yang telah ia tunggu-tunggu.
Tentang kejadian semalam, dimana angkasa datang ke Apartement-nya, dia tak membukakan pintu sama sekali, setelah melihat bahwa itu angkasa, gadis itu langsung beranjak dari depan pintu dan melanjutkan tidurnya yang sempat terusik.
Masa bodo dengan Angkasa yang akan menunggunya diluar, dia sangat tidak perduli, toh jika lelaki itu memiliki otak pasti dia akan pergi dari sana.
Setelah selesai berkutat dengan dirinya,Alana menghubungi detra mengirimkan pesan bahwa hari ini ia akan berangkat sendiri saja menuju sekolah, karena ia akan pergi dulu kesuatu tempat.
Alana bergegas memakai hoodinya,dan juga membawa topi juga masker untuk menutupi separuh wajahnya, dengan senang hati dia memasukkan mawar kedalam sakunya dan tangannya bergerak mengambil kunci mobil yang ada di atas nakas.
Alana turun,dan membuka pintu Apartement-nya, hal yang pertama ia lihat adalah hal yang selama ini tidak ia pikirkan, dan itu sangat diluar nalarnya.
Bagaimana tidak? Didepan pintu Apartement-nya, angkasa duduk bersandar didinding dengan kaki yang ia lipat dan tangan yang bertumpu diatasnya kemudian kepalanya menunduk,menunjukkan bahwa ia sedang tertidur.
Dia tidak pergi semalam?
"Lo emang gila Sa!" ucap Alana.
Tak menunggu lama Alana menutup pintu Apartement-nya, kemudian ia meninggalkan angkasa yang masih tetap berada di posisinya.
"Gue tau Lo balik Al"
Deg!
Tbc~
Ohh iya:)
Ucap makasih dari author buat readers yang udah setia baca MPG bahkan ngasih Vote! Juga semangat buat author❤Jangan bosen-bosen baca MPG❤
Ti amo Reader:)Mau lanjut? Tau kan?
Iya Vote dulu:)Salam,
Rhenata SH
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Girl [ PROSES REVISI ]
Fiksi RemajaAlana Pryshillya Ganendra- Gadis remaja dengan sejuta kelebihan dan teka teki dirinya. Gadis normal seperti gadis layakanya? Really? Dengan hoby membunuh? "Jangan pernah memetik sehelai mawar kalau tidak mau tertusuk oleh durinya" Dia seorang Psyc...