Telah Direvisi.Bukannya saat kita tidak membutuhkannya lagi kita akan pergi meninggalkannya?
#AlanaPryshillya
Alana masuk kedalam kelasnya, suasana kelasnya menjadi sedikit mencekam, kemudian kembali lagi dengan bisik-bisik ria saat detra masuk kedalam.
Alana duduk disamping Feby, dan detra duduk disamping Avara, wanita dengan segudang rahasia yang duduk di belakang Alana.
Feby, dia hanya diam dan merasa jika Alana saat ini bukan Alana yang ia kenal beberapa hari yang lalu.
"Feb" panggil Alana.
"I-iiya al?"
"Jangan berfikiran yang tidak-tidak tentang gue!" ucap Alana menatap depan seolah ia tau apa yang dipikirkan Feby.
Feby hanya diam, kemudian detik selanjutnya Bu Sesil, guru Fisika memasuki kelas mereka.
"Kamu, silahkan maju untuk memperkenalkan diri" ucap Bu Sesil kepada detra.
Detra berdiri didepan kelas, banyak tatapan memuja juga bisikan menggoda dari para kaum hawa dikelas ini.
"Detrano Saputra, biasa dipanggil Detra, pindahan dari london" ucap detra dengan senyum terpatri di wajahnya.
"jomblo enggak tuh?"
"No wa nya berapa?"
"Meleleh adek bang"
Dan masih banyak lagi, seruan-seruan dari kaum hawa dikelas ini, bahkan kelihatannya Bu Sesil nampak tertarik dengan murid satu ini, dilihat dari pandangannya yang sedari tadi tak lepas menatap detra.
Detra kembali duduk, dan pelajaran dilangsungkan dengan tenang.
Bel istrihat terdengar ditelinga para siswa/i, mereka berhamburan keluar kelas.
"Feb, gue mau kantin dulu bareng detra, mau ikut?" ajak Alana pada Feby.
"Enggak deh Al, aku bawa bekal" jawab Feby hati-hati.
Alana hanya mengangguk pelan saja, kemudian ia berjalan dan dibelakangnya ada detra yang mengikutinya.
Alana menarik tangan detra untuk menyamakan langkahnya membuat detra terkejut.
"Bersikaplah seolah kita teman!" ucap Alana pelan dan penuh penekanan.
Saat mereka memasuki kantin, suasana kantin kembali riuh, karena kedatangan sosok detra, sebegitu rendahnya mereka mengagumi detra seperti anjing kelaparan
Alana dan detra sama sekali tak menggubrisnya, bahkan walaupun sebeneranya mereka risi terhadap tatapan itu.
Alana menahan dirinya untuk saat ini, ia menatap keseliling kantin, sampai akhirnya pandangannya jatuh pada sosok gadis yang berjalan masuk kedalam kantin.
"Its Time to start detra!" Ucapnya dan berdiri meninggalkan detra.
Alana melangkahkan dirinya menuju targetnya, sampai akhirnya dengan segaja alana menabrak gadis itu,hingga membuat gadis itu tersungkur.
"Dimana mata lo!" Bentak gadis itu, membuat mereka berdua saat ini menjadi pusat perhatian.
Alana hanya diam, membiarkan gadis itu berdiri dari jatuhnya, hingga gadis itu menatapnya dengan tatapan terkejut.
"Al-alana?" Ucap gadis itu terbata.
"Sorry."
"Gpp gw gapapa"
"Sebagai permintaan maaf gw, secara tertutup gw undang lo buat makan dikafe sama gw, karena kasta kita sama." Ucap alana berbisik ditelinga gadis itu.
"I Acept it" jawab gadis itu dengan seringaiannya.
Mendengar jawaban dari gadis didepannya,alana hanya mengangguk,kemudian melangkah meninggalkan area kantin.
Namun langkahnya harus terhenti kembali saat kakinya sudah sepenuhnya meninggalkan area kantin, ia menatap seseorang didepannya dengan wajah datar.
"Al! Lo kemana aja? Gue khawatir sama lo!" ucap angkasa didepan Alana.
"Minggir" jawab Alana ketus.
"Lo kenapa sih Al?" tanya angkasa.
"Harusnya Lo sadar! gue nggak butuh Lo lagi, dan bukannya saat kita sudah tidak membutuhkannya, kita akan pergi meninggalkannya" ucap Alana ditelinga angkasa, dan ia berjalan meninggalkan kantin.
Tbc~
Makasih yang udah nyempetin baca!
Jangan lupa Vote! Dan Komen!Salam,
Rhenata SH
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Girl [ PROSES REVISI ]
Teen FictionAlana Pryshillya Ganendra- Gadis remaja dengan sejuta kelebihan dan teka teki dirinya. Gadis normal seperti gadis layakanya? Really? Dengan hoby membunuh? "Jangan pernah memetik sehelai mawar kalau tidak mau tertusuk oleh durinya" Dia seorang Psyc...