Telah Direvisi.Jantung gue lama-lama nggak sehat dideket lo all, bawaanya pengen lari terus.
#Angkasa Langit
Alana membuka matanya perlahan,hal yang pertama dilihatnya adalah Laki-laki itu masih disampingnya dan jangan lupakan bahwa penciumannya mencium bau-bauan tak sedap dari obat.
"Eh udah bangun Nona alana?" Tanya laki-laki itu dengan Nada mengejek.
"Ck! Gue mau pulang" ucap alana datar.
"Tapi kan dokter belum bolehin lo pulang" ucap laki-laki itu.
"Tapi gue pengen pulang" keukeh alana.
"Oke-oke gue panggilin dokter dulu" jawab angkasa mengalah.
Ya laki-laki itu adalah Angkasa Langit Adiyaksa, orang yang pernah ia lukai saat pertama kali ia sampai di negara ini.
"Nona boleh pulang,tapi harus teratur minum obat ya" ucap dokter egra setelah mengecheck keadaan alana.
"Gue nggak suka ob--" ucapan alana terpotong oleh angkasa.
"Tenang aja dok,Nanti dia minum obatnya dengan teratur." ucap angkasa.
"Yasudah saya permisi dulu,mari nona" ucap dokter egra sedikit menunduk.
"Maksud lo apa ngomong gitu?" Ucap alana dengan Nada suara yang naik satu oktaf.
"Enggak bermaksud apa-apa,gue cuma mau lo minum obat" ucap angkasa.
"Lo siapa gue?" Tanya alana
"Gue? Bukan siapa-siapa all, tapi mungkin nanti Akan jadi siapa-siapa, kan kedepannya hanya Tuhan yang tau." ucap angkasa dengan raut muka tenang, berbeda dengan jantungnya yang sudah berpacu kencang.
Alana tak bisa mencerna kata-kata angkasa,ia masih termenung memikirkannya.
"Ayho pulang" ucap angkasa, kemudian ia menuntun alana untuk duduk dikursi Roda.
"Alamat rumah lo sama kaya ela kan?" Tanya angkasa memecah keheningan,Saat ini mereka sedang berada didalam Mobil angkasa.
"Apartemen Jln. Jendral Sudirman" jawab Alana tanpa menatap angkasa sedikit pun.
Hanya satu yang ada dipikiran angkasa saat ini?
Apa Alana sedang ada masalah?
Sampai ia harus tinggal sendiri di apartemen?Ingin rasanya angkasa bertanya, mengapa? Kenapa?
Tapi ia urungkan niatnya,saat melihat Alana masih saja pucat dan keadaanya belum benar-benar membaik.
Setelah sampai angkasa membantu alana sampai apartemennya dan saat ini mereka sedang duduk di ruang tengah, dan menikmati film yang berputar di televisi.
"Lo tinggal disini? Sendiri?" Tanya angkasa.
"Hemm." Jawab alana yang fokus terhadap film laga yang ia putar di Chanel TV nya.
Angkasa menjawab dengan ber-Oh ria saja.
Setelah itu keadaan menjadi bungkam, sebenarnya ia risih, namun berbeda dengan Alana yang sama sekali tak merasa terganggu."Gue pulang dulu al,jangan lupa minum obat,ntar gue kesini lagi" ucap angkasa.
"Gada yang nyuruh lo buat balik lagi kesini."
"Gw gaperlu disuruh buat bertindak." jawab angkasa
"Gw gaperduli"
"Tapi gw perduli sama lo" ucap angkasa, "gw gasuka liat lo sakit." Lanjutnya.
Apa-apaan ini?! Ada yang salah dengan diri alana mendengar jawaban dari angkasa? semacam...
Arghhh! No!
"134456" ucap alana.
Angkasa segera melangkahkan kakinya pergi mendengar jawaban alana, tapi belum saja ia melangkah, ia menghentikan langkahnya saat kembali mendengar gadis ith berucap.
"Thanks" jawab alana dengan senyum tipis diwajahnya.
Angkasa membalas senyuman itu,seperdetik selanjutnya ia melanjutkan langkahnya.
Tanpa alana sadari, Angkasa merasakan desiran itu didarahnya karena senyuman Alana, iya! Senyuman alana.
Jantung gue lama-lama nggak sehat dideket lo all, bawaanya pengen lari terus.
Tbc~
Kok udah mulai ada desiran sih:(
Edo gimana?
Terus Alana kenapa senyum?
Bang angkasa jangan baper dulu deh!Iyha iyha terserah Reader😁😂
Intinya jangan lupa Vote dan Komen Ya!Salam,
Rhenata SH
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Girl [ PROSES REVISI ]
Teen FictionAlana Pryshillya Ganendra- Gadis remaja dengan sejuta kelebihan dan teka teki dirinya. Gadis normal seperti gadis layakanya? Really? Dengan hoby membunuh? "Jangan pernah memetik sehelai mawar kalau tidak mau tertusuk oleh durinya" Dia seorang Psyc...