MPG ❤Let's start this game♥

2.6K 111 7
                                    

Telah Direvisi.

Ela menutup matanya,ia berusaha agar tidak melihat apa yang ada didepannya.

Namun, teriakan-teriakan kesakitan yang berasal dari gadis didepannya membuatnya risih.

Jijik. Satu hal yang lebih mendominasi ekspresi wajahnya saat ini.

Detik selanjutnya Ela bergidik ngeri saat bola mata itu jatuh dan menggelinding tepat didepan kakinya.

Darah segar keluar dari lubang yang sudah kehilangan sesuatu yang semula menempatinya.

Isak tangis kesakitan memenuhi ruangan itu, menggema menjadi satu dengan teriakan-teriakan rasa sakitnya.

"Bagaimana karyaku?" ucap seorang iblis didepannya yang saat ini sedang berdiri tegak menatap sasaran dari keganasan mawarnya.

"Buruk. Itu bukan karya yang ingin ku lihat nona." jawab Detra.

Alana dengan mudahnya tersenyum lebar, kemudian ia menatap Ela yang masih bergidik ngeri berusaha mengalihkan tatapannya dari sosok didepannya juga dari barang yang diem tepat didepan kakinya.

"Menurutmu bagaimana?"

Ahh Shit!

Pertanyaan itu terlontar untuk Ela.

"He-hentikan se-semuanya Ini Al!" jawab Ela menatap manik mata adiknya.

"Baiklah, kurasa aku harus mengeluarkan yang satunya lagi" jawab Alana.

Alana berjalan menuju Qila yang pasrah akan hidupnya selanjutnya,ia masih bisa bernafas saat ini, tapi mungkin tidak untuk beberapa menit selanjutnya.

Arghhh!

Lagi dan lagi, teriakan itu muncul bertepatan dengan satu bola mata yang menggelinding tepat di titik pengalihan pandangannya.

"ALANA HENTIKAN!" ucap Ela Dengan menaikkan nada bicaranya.

Alana tersenyum lebar "Berhenti? Sayangnya aku tak kenal Dengan kata berhenti" jawab Alana remeh masih dengan senyumannya.

Sreekkk!

Darah keluar dari sobekan itu, tak ada lagi teriakan kesakitan, hanya saja air mata dan juga isakan dari ela memenuhi ruangan itu untuk saat ini.

Ela tak tega, bagaimanapun dulu ia berteman dengan Qila, dulu Qila temannya dan hal yang paling ia benci adalah ia terletak diposisi ini, dimana temannya tersakiti ia tidak bisa mengobati bahkan membantunya untuk melepaskan diri.

Alana tersenyum puas mendengar isak tangis dari Ela karena melihat Qila yang semakin lemah tak berdaya dengan keadaan yang mengenaskan,bukannya berhenti gadis itu semakin membabi buta sasarnnya.

Baginya tangisan ela adalah sebuah melody yang mengalun menemani pemainnya malam ini.

Dengan senyum yang masih mengembang diwajahnya, Alana berjalan mendekat kearah Qila, kemudian dengan kencangnya ia menarik rambut Qila, membuat kepala dengan dua lubang dipenuhi darah dan mulut yang menganga lebar karena sobekan itu menghadap kearahnya.

'Goodbye Bitch!'

Jleb!!!

ALANAAA!!!







Tbc~

Gimana? Jangan dibayangin nanti muntah😂

Coba author pengen tau pendapat kalian sama karakter Alana gimana sih?
Jawab dikomentar ya:)

Jangan lupa Vote❤

Salam,

Rhenata SH

My Psychopath Girl   [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang