"Oh iya jadi tadi gimana?" ucap Salsa--istri Hasbi.
Tari mulai menceritakannya dengan menggebu-gebu akibat emosi yang masih meluap di dalam diri. "Bentar lagi juga dia ke sini."
Salsa mengernyit "Lho, kenapa?"
"Kan makanan buat lo sama kita-kita jatuh karena dia, ya gue suruh dia buat beli ulang dan antar ke sini."
"Mana masnya mau pulang ke Jakarta." Timpal Annisa--temannya.
Salsa menggelengkan kepalanya. "Eh kasihan tahu, Tar. Lo kebangetan."
"Biarin, salah dia sendiri yang nyari perkara sama gue."
"Nggak boleh kayak gitu, biasanya kalau berantem di awal nantinya bakal jadi jodoh. Hayo gimana?" Salsa terkikik geli dengan ucapannya sendiri.
Hasbi dan Annisa tertawa.
"Eh gila! Enggak mungkin!" Tari berdecak kesal. "Naudzubillahimindzalik. "
"Eh jangan begitu,Tar." ucap Annisa.
"Udah, udah! Kalian ini apaan sih, kok jadi bahas dia." Tari mendudukkan tubuhnya di sofa yang ada disana.
Bagaimana bisa dia berjodoh dengan pria itu? Tari bergidik ngeri memikirkan hal itu. Tak mungkin!
Akmal misuh-misuh sepanjang jalan, Tari benar-benar sudah membuatnya kesal setengah mati. Sudah menyuruhnya membeli makanan, ponselnya disita, harus diantarkan pula ke ruangannya!
Dia berdecak.
"Maaf ya, Mal. Gara-gara gue, lo jadi-"
"Sudahlah, tak perlu melihat siapa yang salah dan yang benar. Aku harus cepat-cepat pulang. Tak usah banyak bicara!"
"Lo marah, Mal?"
Akmal menggelengkan kepalanya. Dia berhenti di sebuah kedai bubur, mulai dia pesankan makanan yang tadi Tari minta.
Beruntungnya tidak terlalu ramai, alhasil dia bisa cepat pergi. Setelahnya dia pergi, membeli pesanan Tari yang lain.
Tak kunjung lama, dia selesai dengan segala yang Tari minta. Lalu diapun bergegas kembali ke rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderwall - Sebuah Usaha Membangun Rasa
General Fiction[ |2| Nuraga Series / Book 1*] Bagi Akmal, jatuh hati dan tergila-gila pada seorang wanita benar-benar tak pernah ada dalam kamus hidupnya. Untuk membuka hati pun rasanya sulit sekali dia lakukan. Hingga pada akhirnya seorang wanita asing yang tak...