Wonderwall • 18 - Katanya, Tari si urakan

1.3K 105 6
                                    

Wait, wait, wait!!! Sebelum baca aku mau berterima kasih dulu sama semua orang yang udah baca Wonderwall yaaa!
Special thanks to kak Nyoyuni dan kak tryee28 yg udaa selalu gercepp kasii notif. luv yaa ❤❤

-------

Tari memasang sabuk pengamannya, jika dulu ia akan mengemudi sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tari memasang sabuk pengamannya, jika dulu ia akan mengemudi sendiri.  Kini dia akan disopiri oleh Akmal.  Dan jika dulu setiap berada satu mobil dengan lelaki itu dia akan diperintah untuk duduk di belakang, namun kini posisinya berubah sejajar dengan kursi kemudi yang akan diisi Akmal. 

Dia mengembuskan napas.  Hari baru di kantor, suasana baru juga.  Semoga tidak ada yang berubah, ya dia harap begitu. 

Dirasakannya mobil sedikit terguncang pelan namun singkat, menandakan bahwa Akmal sudah masuk dan mengisi kursi di balik kemudi. 

Tari menoleh, dilihatnya Akmal mulai memasang sabuk pengaman, lalu menyalakan mesin mobil dan melajukan mobilnya. 

Dia mengalihkan pandangannya menjadi ke arah jendela yang berada di arahnya, memperhatikan jalanan yang terlintas di matanya yang melaju secara cepat dan singkat. 

Kenyataan bahwa dirinya sudah menjadi nyonya Akmal Nuraga membuatnya sedikit meringis.  Lelaki asing nan menyebalkan yang datang dalam hidupnya, berubah status menjadi atasannya beberapa waktu lalu,  dan kini bertambah status menjadi suaminya.

Sebuah helaan napas singkat ia lakukan.  Entah bisa dikatakan kenyataan pahit atau manis,  dirinya bingung untuk menyimpulkannya. 

Dia menunduk saat ponselnya berdering, dirogohnya tas di atas pangkuannya itu dan dikeluarkannya ponsel miliknya. 

Terlihatlah ID caller milik Ryan,  dia menggeser layar untuk menerima panggilan lalu mendekatkan ponsel tersebut ke telinganya.  "Assalamualaikum . Kenapa, Yan?"

"Waalaikumsalam.  Sombong sekarang, mentang-mentang udah jadi istri dirut"

Tari tertawa saat mendengar suara yang terdengar kesal di seberang telepon.  "Bukan kayak begitu,  semalam gue sibuk nyiapin kerjaan.  Emang ada apa, hm? "

"Sibuk nganu?"

"Eh sialan!"

Tari tersenyum saat mendengar kekehan di sana.  "Nggak ada, sih.  Kemarin gue tadinya mau nganterin barang yang lo minta bulan lalu.  Tapi lo nya susah banget dihubungi.  Jadi nanti deh gue ojolin"

"Yah, ya udah deh.  Thank you ya! Kemarin Annisa juga dateng ke rumah kok,  lo kemana?"

"Gue tidur.  Biasa lha,  weekend para pekerja mah dihabisin buat istirahat"

"Iya, sih.  Ya udah.  Lo dimana ini?"

"Di jalan, bentar lagi sampe di kantor"

"Wah pagi banget"

Wonderwall - Sebuah Usaha Membangun RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang