Temen-temen, ceritanya jangan dulu dihapus dari perpus kalian ya. Siapa tau sewaktu-waktu ada kabar spin-off atau seriesnya, atau mungkin juga kabar baik jika seandainya cerita ini naik cetak (whaha ngarep sih)
But, ya. Jangan dulu dihapus💖----
Tak terasa memang waktu satu jam lebih sudah terlewati dengan menonton film bersama.
Pintu terbuka, menunjukkan sosok Hasbi dan Salsa yang baru kembali setelah makan siang. Mereka mengucap salam dan dijawab oleh Akmal dan dirinya. Keduanya melepas sepatu dan menyimpannya di rak sepatu.Lalu ikut bergabung dengannya.
"Kalian udah makan?" tanya Salsa membuka pembicaraan.
Tari melirik Hasbi, lelaki itu bahkan tidak bersuara seperti sebelumnya. Mungkin Salsa sudah memarahi lelaki itu. Syukurlah.
"Sudah." jawab Akmal.
"Mas Akmal yang masak." timpal Tari menambahkan.
Salsa mengangguk. "Oh iya bagus kalau begitu."
"Bi." ucap Tari sehingga Hasbi mendongak dan menatapnya.
"Kenapa, Tar?"
"Maafin gue, ya."
Semua saling pandang, tak terkecuali dirinya.
Hasbi berdeham, lalu tersenyum. "Santai aja kali, gue nggak apa-apa. Yang ada gue minta maaf sama lo."
"Nggak apa-apa, ini salah gue. Lupain aja kalau begitu."
Hasbi mengangguk. "Alhamdulillah udah sehat." guraunya lagi.
Semua tertawa tak terkecuali Tari.
"Ada botol bekas nih, truth or dare ayo." ucap Hasbi menyarankan. Mereka kini tengah duduk dengan saling berhadapan, Akmal dengan Hasbi sejajar, lalu Tari dengan Salsa. Namun masih duduk di samping pasangannya masing-masing.
"Ayo. Tapi tantangan sama pertanyaannya bebas aja." seru Tari.
Akmal dan Salsa mengangguk saja menyetujui.
"Oke gue duluan yang putar." Salsa mengambil sebuah botol bekas, "Siap, ya?"
Saat semua mengangguk, botolpun sudah berputar di atas permukaan meja. Perlahan putaran itu melambat, berhenti di salah seorang di antara mereka.
"Oke kamu, kak."
Tari tertawa saat botol itu berhenti di Hasbi. "Truth or dare, Bi?"
"Dare dah."
Tari mengangkat kedua alisnya seolah bertanya pada Salsa. Salsa menggeleng. Ia memutar kepala, ia melirik Akmal untuk bertanya. Lelaki itu mendekat dan membisikkan sesuatu ke telinganya. Tari terkikik geli. "Tunjukin ke kita, maksudnya praktikin waktu lo nyatain cinta ke Salsa untuk pertama kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderwall - Sebuah Usaha Membangun Rasa
General Fiction[ |2| Nuraga Series / Book 1*] Bagi Akmal, jatuh hati dan tergila-gila pada seorang wanita benar-benar tak pernah ada dalam kamus hidupnya. Untuk membuka hati pun rasanya sulit sekali dia lakukan. Hingga pada akhirnya seorang wanita asing yang tak...