Wonderwall • 28 - Lembang

1.4K 81 9
                                    

Sudah satu jam Akmal dan Tari melakukan lari pagi di lapangan Gasibu, Bandung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah satu jam Akmal dan Tari melakukan lari pagi di lapangan Gasibu, Bandung.

Lapangan ini sering dipakai Tari selama dia tinggal di Bandung. Saat sekolah, setiap libur dia pasti menyempatkan waktu berolah raga di sini. Kadang bersama Hasbi, maupun teman-temannya termasuk Salsa.

Ah, rasanya dia rindu dengan udara Bandung yang terbilang masih sejuk meski udara sering panas sekali. Akibat pohon-pohon yang memang masih tumbuh terawat membuat udara panas terbantu oleh sejuk yang dibawa pohon-pohon yang ada.

Kendati begitu, Minggu pagi ini tampaknya langit kelabu. Tadi Subuh gerimis turun mengguyur sebagian daerah Bandung. Beruntung saat ingin pergi, gerimis itu sudah reda satu jam sebelumnya.

Trek lari berwarna lavender dan biru itu terus mereka pijaki. Beberapa orang seolah sama seperti mereka, tak peduli dengan cuaca dan tetap berolah raga.

"Bandung indah ya."

Sembari berlari kecil, dia menoleh menatap Akmal yang tiba-tiba bersuara. "Memang indah."

"Penduduk Bandung juga indah. Baik perempuan maupun laki-lakinya."

"Ish, ya Allah kamu matanya!" pekik Tari.

Akmal tertawa renyah. "Maksud saya itu kamu. Kamu indah."

Tari mencebik, mereka tetap berlari kecil. "Bandung memang melahirkan putra-putri yang memiliki paras luar biasa."

"Maksudmu darah Jakarta tidak luar biasa?"

"Luar biasa, tampan!" puji Tari dengan berekspresi berlebihan, membuat Akmal semakin tertawa.

"Kamu lucu, ya."

"Kata siapa?"

"Kata saya."

Tari menggelengkan kepalanya. "Satu putaran lagi ya, mas?"

"Boleh."

"Kita lomba lari." sambung Akmal.

Tari kembali menoleh, "Ayo. Yang kalah, teraktir sarapan, ya. Plus, kalau aku yang menang, mas harus menggendongku sampai mobil."

"Oke. Berhenti dulu. Start nya di sini, dan finish nya di sini juga. Setuju?"

"Iya."

Mereka bersiap.

"Satu.. dua.. ti.. eh-"

Tari tertawa, padahal belum selesai Akmal berhitung namun dirinya sudah berlari lebih dulu. Sehingga Akmal berlari mengejarnya, bahkan mendahuluinya.

"Curang kamu." teriak Akmal.

Lagi-lagi Tari tertawa, dia berusaha dengan sangat untuk mengejar Akmal yang berada di depannya.

Beberapa orang terdekat menatap ke arah mereka, namun bukan tatapan tak suka yang mereka layangkan. Namun, entahlah dia tidak mengerti.

Pada saat beberapa meter menuju garis finish yang telah ditentukan, Tari kembali berlari sangat cepat untuk melewati Akmal.

Wonderwall - Sebuah Usaha Membangun RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang